Arthur baru saja tiba di negara tujuan. Komandan mengatakan jika dia akan dijemput oleh salah satu staf dari client di mana dia akan bertugas nanti. Hingga sampai bandara dia pun mencari seseorang yang kemungkinan menjemputnya. Tapi hingga 30 menit menunggu sama sekali tidak ada tanda-tanda orang itu. Sementara itu dia belum bisa menggunakan ponsel. Dia mendengus kesal sambil sesekali melihat jam tangannya. Arthur memutuskan untuk sejenak mampir ke sebuah kafetaria yang ada di sudut bandara. Ia sama sekali buta mengenai negara ini, dan tidak diberi petunjuk atau apapun itu. Komandan hanya menyertakan sebuah kartu nama seseorang. Entahlah sepertinya tugasnya kali ini memang benar-benar buta tanpa adanya informasi atau bahkan persiapan seperti biasanya. Setelah sabar menunggu sepertinya