Arthur mencengkeram kemudi dengan erat manakala dia merasakan mobil yang dikemudikannya melonjak melompati rel kereta. Detik-detik itu membuatnya merasa jika nyawanya ikut melompat dari tubuhnya, membayangkan jika jarak mereka dengan kereta hanya beberapa detik saja, sebelum kemudian mobilnya mendarat kembali di aspal dengan guncangan hebat. Diiringi suara raungan kereta di belakang mereka. Arthur menginjak rem dan menarik tuas, memutar kemudi dengan tajam menghindari tabrakan dengan tiang listrik di depan mereka. Membuat mobil berputar 180 derajat lalu berhenti. Dia lalu menoleh ke arah belakang dengan nafas terengah-engah. Dimana dilihatnya kereta melaju cepat di relnya meninggalkan hembusan angin yang menerbangkan debu dan dedaunan kering. Meraung semakin jauh seolah tengah menggerutu