Arthur mendorong Hazen di kursi belakang, merebahkan tubuh gadis itu dengan lembut sementara bibir mereka berpagutan. Menautkan jemari mereka dan Arthur menarik tungkai ramping itu ke atas dan menahannya dengan satu tangan. Sementara bibirnya beralih menyusuri leher jenjang itu, Hazen mendongak memberi ruang sepenuhnya pada Arthur. Jemari lentiknya menyelusup di rambut Arthur yang kini sudah mulai memanjang, tak lagi bertahan dengan potongan rambut satu senti ala militernya. Malam larut dengan hembusan angin darat melaju melewati setiap benda, menggerakkan mereka dan membuatnya melambai mengikuti setiap hembusannya. Udara semakin dingin, namun tak mampu menembus suhu panas di kursi belakang mobil itu. Dimana kacanya sudah berembun menangkap nafas hangat yang berhembus dari setiap desahan