Lintang tengah berjalan-jalan menyusuri pagar balkon luar kamarnya. Menikmati udara pagi dan menyerap sinar matahari dengan kulitnya yang pucat. Tersenyum tipis membalas lambaian para pelayan yang menyapanya di bawah sana. Satu-satunya interaksi yang dia dapatkan selama hampir 9 bulan ini, menjadi hiburan di sela kepenatan dan kelelahannya menjalani kehamilan. "Nona," Mira muncul dari dalam dengan membawa sarapan dan juga vitamin. Lintang hanya menatapnya dengan malas, ia sudah muak dengan vitamin. Bahkan rasanya ia tak ingin makan jika tak mengingat saat ini ada nyawa yang harus ia beri nutrisi. "Apa masih harus makan vitamin?" keluhnya, Mira membantunya duduk di kursi. "Kaki Nona bengkak," kata Mira melihat ke kedua kaki Lintang. Lalu matanya naik menatap wajah Nona-nya itu, yang