Aina menggeleng cepat, keringat dingin mulai keluar dan bercucuran, bulir kristal sudah mulai membasahi pipinya. Ia tak ingin berada dalam keadaan seperti ini, ia tak terima dengan keadaan ini. Aina terlihat sangat kacau sekali, Angga melangkah pergi meninggalkannya. Aina langsung bangkit dan berlari menghampiri Angga. Ia mencengkram kuat-kuat tangan Angga, tatapan mereka saling bertemu dan mengunci. "Tidak, Mas!" "Tidaaakkk!" "Aku tidak mau seperti ini, Mas!!" teriaknya. Angga menepis kasar tangan Aina lalu kembali melangkah meninggalkan istrinya itu. "Mas Angga!" teriaknya. Aina membuka matanya dengan kasar, matanya langsung menatap atap dan mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Mencari sosok yang sudah membuat hatinya gelisah dan galau merana. Namun, ia tak menemukan sosok itu dan m