chapter 26

1397 Kata

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan Adara baru sampai rumah. Dengan membawa dua bungkus makanan dan beberapa cemilan yang Adara beli di supermarket. Walau dalam keadaan stress Adara harus tetap memikirkan anak dalam kandungannya. Seharian ini ia pergi tanpa arah dengan transJakarta. Rasanya lebih menenangkan dari pada dia harus ada di rumah dengan suasana yang sangat tidak menyenangkan. Walau terkadang terasa pengap saat bis penuh, tapi itu lebih baik dari pada ia harus medengarkan ocehan mama.   Adara melangkah masuk ke dalam rumah dan menutupnya rapat-rapat. Dia sudah berharap kalau orangtuanya sudah tidur di kamar. Jadi dia tidak perlu berdebat dengan mereka. Tapi sepertinya Tuhan belum mau mendengarkan doanya.             “Dari mana kamu?!” suara papa membuat Adara sedikit

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN