chapter 6

1034 Kata
Adara baru saja terbangun. Kepalanya sudah tidak terasa pusing sejak tadi. Mungkin sakit kepala yang ia alami tadi, karena ia tidak bisa tidur semalaman. Mungkin juga karena ia terlalu memikirkan mimpi buruk itu. Dan setelah beristirahat dengan tenang, sekarang dia merasa  kepalanya lebih ringan. Tidak seberat tadi. Peralahan ia pun bangun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi. Tubuhnya sudah sangat lengket dan berkeringat. Padahal AC kamar Daniela menyala, tapi dia merasa sangat kepanasan. Setelah mengguyur tubuhnya dengan air hangat dan menggosokkan sabun beraroma terapi, Adara langsung memakai pakaiannya dan turun ke bawah.   Setelah rapi ia pun keluar dari kamar dan menuruni tangga. Perutnya sudah kroncongan dan meminta untuk segera diisi. Setelah turun ke lantai bawa, Adara baru menyadari Daniela yang sedang menyalakan video ulang tahunnya. Adara tidak mempedulikannya dan langsung berjalan ke dapur. Membuka kulkas untuk mengambil dua butir telur. Dan ia melihat ada dua gelas juice di dalamnya. Ada juice apel, mangga dan alpukat. Adara memilih juice mangga dan langsung menuangnya ke gelas.             “Dar, gue tadi minta mbak Yul untuk buatin mashed potato buat lo. Kayaknya masih di macrowave deh. Lo panasin aja. Kali aja bisa jadi pengganti karbo buat lo,” kata Daniela dari ruang tv. Adara pun melihat ke microwave dan melihat mashed potato, karena sudah dingin ia pun memanaskan mashed potato sambil meminum jus alpukatnya. Sambil menunggu telur dan kentangnya, Adara memainkan ponselnya dan sesekali dia memperhatikan Daniela yang masih memperhatikan layar tv. Padahal sahabatnya itu tidak pernah mempedulikan setiap video acaranya. Dia lebih suka hasil editing yang dibuat oleh editor yang ia sewa. Tapi kali ini temannya itu terlihat tertarik dengan acara ultahnya. Tidak berapa lama Adara mendengar suara macrowave, ia pun mengeluarkan mashed potato. Bersamaan dengan itu telur juga matang, Adara langsung mengangkat panci dan menaruhnya di wastafel. Lalu membuka cangkangnya. Setelah selesai ia meletakkan telur di piring dan membawanya ke ruang tv.   Di ruang tv sahabatnya itu sudah sangat serius dengan video rekaman ulang tahunnya. Dia bahkan tidak mempedulikan Adara yang duduk di sampingnya dan serius memutar setiap rekaman. Sambil memangku piringnya, Adara memakan telur rebus dan mashed pototanya. Acara ulang tahun Daniela tahun ini lebih meriah. Dia mengundang banyak orang dan benar-benar menyenangkan. Ada beberapa teman yang mereka kenal dengan random di bar, ada beberapa teman Daniela dari luar. Dan juga beberapa teman kuliah mereka.             “Ngapain lo puter nih video?” Tanya Adara, dia meletakkan piring mashed potato yang sudah habis di meja dan menghabiskan satu butir telur yang masih tersisa. Temannya itu masih tidak mengacuhkannya. Dan sibuk memutar rekaman video ulang tahunnya di layar tv. Wajah sahabatnya itu terlihat serius memperhatikan layar tv. Bahkan dia seakan tidak mendengar perkataan Adara.             “La, lo ngapain sih? Serius amat!” ulang Adara, sambil menepuk bahu Daniela. Sahabatnya itu masih tidak menoleh padanya. ”Jangan ganggu. Gue lagi nyari cowok yang ngerusak lo!” Balas Daniela. Detik awal Adara tidak terlalu mengerti, namun beberapa saat kemudian dia baru menyadari ada kemungkinan cowok yang tidur dengannya tertangkap kamera. Daniela cukup pintar untuk menemukan lelaki b******k itu. Tapi menurut Adara itu sama sekali tidak penting. Lagi  juga ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan jika mengetahui ayah dari anaknya. Memaksanya menikah, menamparnya dengan keras, atau memeluknya dan mengucapkan selamat padanya? Dan lagi juga, apa cowok itu mau bertanggung jawab?   Adara menonton tanpa memperhatikan setiap shoot. Ada banyak sekali yang datang di hari itu, dari yang hanya duduk sambil menikmati minuman yang tersedia. Beberapa juga ada yang terlihat saling berciuman di dekat pintu halaman belakang. Dan ada juga yang menikmati musik dj di ruang tengah. Adara memperhatikan rekaman itu. Dan perhatiannya tertuju pada satu perempuan yang memegang gelas vodka dan berjoget di tengah kerumunan. Seorang lelaki pun mendekatinya dan berusaha untuk menyentuhnya. Awalnya perempuan itu terlihat menolak, tapi secara perlahan pertahanannya pun runtuh. Kesadarannya seakan sudah hilang separuh.   Detik awal lelaki itu hanya berjoget dengannya, tapi perlahan tangannya memeluk pinggang Adara. Keduanya sama-sama tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Adara pun memeluk leher lelaki itu dan perlahan lelaki itu mencium bibirnya. Cukup dalam dan perlahan ciumannya pun terjatuh ke leher Adara.   Adara menoleh pada Daniela yang tiba-tiba menghentikan video dan menzoom rekaman. Sahabatnya itu mendekatkan video pada perempuan dan laki-laki yang tadi Adara lihat. Video itu memang cukup jauh. Membuat wajah perempuan dan laki-laki itu tidak terlihat. Tapi Daniela sangat jelas mengenali dress yang di pakai perempuan itu. Adara pun ikut memperhatikan rekaman. Dan tiba-tiba saja wajahnya memucat. Perempuan yang dicium lelaki itu adalah dirinya. Itu bukanlah ciuman pertama untuk Adara. Dan yang membuat Adara pucat adalah saat ia melihat lelaki itu menarik tangannya ke dalam kamar tamu yang tidak terkunci. Mungkin Daniela mempersiapkan untuk teman-temannya yang ingin menginap.   Dirinya terlihat bodoh di rekaman itu. Sesekali ia tersenyum bodoh pada lelaki itu dan membalas ciumannya. Sampai akhirnya pintu kamar itu tertutup rapat. Daniela pun menghentikan videonya sebelum pintu tertutup rapat. Laki-laki itu berambut tebal dan sedikit ikal, panjang rambutnya seleher. Dia cukup tinggi dan membuat Adara terlihat kecil di sampingnya. Tangannya masih memeluk pinggang Adara dan tubuhnya yang seakan mengurung Adara. Daniela semakin menzoom seakan meyakinkan dirinya siapa yang membawa Adara ke dalam kamar. Sahabatnya itu terlihat tidak percaya. Tanpa sengajak Daniela pun memencet tombol replay. Dan video itu kembali terputar.   Laki-laki itu yang mendekati si perempuan dan dengan perlahan menggodanya. Dan tanpa kesadaran Adara yang bodoh pun menyetujuinya. Mereka masih terlihat berciuman di depan pintu kamar, tangan lelaki itu pun mulai menyusup ke dalam dress Adara yang membuatnya melenguh. Dan dengan cepat semua yang terjadi pada malam itu terputar di kepala Adara. Mereka saling berciuman dengan sangat panas. Keduanya pun saling berpelukkan, memagut satu sama lain. Dan perlahan mereka pun melepas pakaian satu sama lain. Dan Adara pun seakan mengingat lenguhannya pada malam itu. Cengkramannya pada lelaki itu. Karena itu adalah pertama kali ia melakukannya. Dia pun menggigit bahu lelaki itu dengan sangat keras, untuk menghilangkan rasa sakitnya. Dan selanjutnya, mereka pun menikmati malam dengan sebuah kehangatan. “SANGGA!!” seru Daniela. Nama itu terdengar tidak asing untuk Adara. Kalau tidak salah, dia adalah sepupu Daniela. Adara merasa semakin pucat. Dia bukan hanya hamil dengan seorang lelaki yang tidak ia kenal. Tapi ia mengandung anak dari keluarga Daniela. Rasanya ia ingin mati saat ini juga.        
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN