37 Hari demi hari berlalu dengan sangat cepat. Aku dan Lista semakin sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan bayi kami. Seperti hari ini, dari selesai salat Subuh aku sudah berkutat dengan cat tembok. Menurut Lista, tidak perlu rumah yang mewah. Yang penting rapi dan mencerahkan mata. Aku tidak bisa memprotes saat dia memilih cat ungu dan merah muda untuk sebagian dinding ruang tamu. Selebihnya akan dibuat lukisan tanganku sendiri, yang menggambarkan proses perjuangan kami hingga bisa seperti sekarang. "Buat kamar yang ini nanti catnya biru muda dan biru muda," ujar Lista sambil menunjuk ke kamar bekas masa mudaku dulu. "Hadeuh, capek atuh, Nyonya. Ini aja belum beres," sahutku sembari mengusap keringat di dahi dengan punggung tangan. "Dicicil tiap hari,