36 Aku bergegas membereskan meja kerja saat jam di dinding telah menunjukkan pukul 3 sore. Mengenakan jaket jeans hitam, dan menyemprotkan sedikit parfum di bawah kedua lengan. Seraut wajah manis muncul di pintu ruang kerja saat aku hendak jalan ke luar. Ririn memandangiku sesaat, tampak bingung melihatku sudah bersiap untuk pulang. "Tumben awal pulangnya, Pak?" tanyanya sambil mengulurkan file. Aku mengambil lembaran kertas itu dan secepatnya menandatanganinya. "Mau nganter istri periksa," sahutku sembari mengembalikan file. "Ibu sakit?" "Nggak, mau periksa kandungan. Dokternya mau simposium satu minggu di luar kota. Daripada nunda jadwal periksa, lebih baik dimajukan." Ririn manggut-manggut. Kemudian mengikuti langkahku ke lorong kantor. Aku melambaikan tangan sebagai tanda