"Tatap mataku Paris! "
Axton memulai latihan berat yang sudah direncanakan. Dia mulai menghipnotis Paris agar melihat ilusi peristiwa mengerikan yang mampu membuatnya kehilangan kontrol. Hanya dengan begitu Axton mampu melatih Paris yang kehilangan kesadaran agar bisa mengontrol dirinya. Selain itu ia juga ingin Paris mampu mengendalikan diri saat tidak sadar sehingga tau dari mana energi dasyat itu berasal.
Deg.
Deg.
Paris menatap langsung ke arah Axton. Matanya yang keemasan menarik semua perhatian Paris hingga ia melihat kembali kejadian mengerikan yang ia lalui.
"Tolong! " Paris melihat ratapan warewolf Blackwolf merangkak menuju ke arahnya.
"Jangan tinggalkan aku Paris. "
"Akhhhh! " Paris yang tidak tahan dengan pemandangan itu kembali kehilangan dirinya. Kesedihan itu sangat nyata hingga terasa menyakitkan.
Graaaooo!
"Well, pengalamanmu ternyata begitu buruk. "
Sesuai dugaan Axton, akibat dari ilusi itu---Paris mulai diselimuti amarah dan lepas kendali. Sebenarnya itu bukan ilusi. Axton hanya membangkitkan peristiwa mengerikan itu.
"Groaaa! "
Paris mulai menyerang Axton dan menganggapnya musuh. Dalam ketidaksadarannya, Paris merasakan energi yang meletup-letup di seluruh selnya dan menumpuk di d**a. Dia yang dalam kondisi tidak sadar dengan cerdas memanage energi tersebut dan menyebarkan ke tangan dan kaki. Oleh karena itu Paris mendapatkan kemampuan kecepatan yang luar biasa.
Set.
Paris menyerang Axton dari belakang seperti kemarin.
Paris yang kehilangan jiwanya yang asli, merasa menang saat Axton tidak bereaksi saat ia bergerak. Dia bersiap akan memukul bagian belakang tubuh Paris dengan keras.
"Sadarlah Paris. Jangan kalah dengan kekuatanmu! "
Tanpa di duga, Axton dengan mudah menangkap tangan Paris yang hampir mengenai punggungnya.
"Aku benci melakukan ini. "
Bruk!
Axton menabrakkan wajah Paris ke tanah. Hanya itu cara agar Paris sadar kembali. Ya, meski Axton benci membuat adiknya memar tapi dia tidak mempunyai pilihan lain.
"Ugh... Wajahku."
Paris merasakan kepalanya pusing. Dan akhirnya pandangannya menggelap.
"Oh, aku terlalu keras ya? Maaf. "
Max, Clay, Peter dan Smith menggelengkan kepalanya melihat Axton yang baru sadar jika dia sudah menabrakkan wajah adiknya ke tanah dengan keras. Lihat saja sekarang, wajah tampan Paris tidak lagi terlihat.
"Kalian bawakan air dan siram Paris agar sadar. Aku tidak punya waktu menunggu Paris sadar. Dia bukan wanita! "
'Apa benar dia itu kakaknya Paris. Mengapa aku merasa dia musuhnya. '
Beberapa menit kemudian Paris kembali sadar.
"Bagaimana Paris, apa kau menyerah? " tanya Axton.
"Jangan bercanda. Itu belum seberapa. "
"Itu bagus. Ayo berdiri Paris. Hadapilah ketakutanmu! "
Latihan dimulai lagi. Paris kembali di hipnotis oleh Axton agar mendapatkan ilusi sehingga kehilangan kendali. Dan untuk kesekian kalinya Paris belum mampu mengendalikan diri. Sayangnya Paris yang kehilangan kendali juga lebih pandai. Kali ini Paris yang tidak sadar itu memusatkan tenaga dari dadanya ke mulut. Dia membentuk sebuah mana petir yang sangat besar.
"Huh, dasar bocah! Paris, kendalikan dirimu! Lawan sesuatu yang mengendalikan jiwamu Paris! "
Axton bersiap menerima mana itu, "Ini sangat merepotkan. "
Dan ketika bola mana petir itu melesat ke arahnya---Axton hanya mengambil bola mana itu dan melemparkannya ke arah bukit kosong.
Duarh.
Matq Paris yang kesetanan membola melihat mana nya tidak mampu mengalahkan Axton. Dan untuk pertama kalinya, Paris yang kesetanan merasa ketakutan.
Bruk.
Axton kembali memukul perut Paris hingga pingsan.
"Dasar bodoh. Mengapa kau tidak bisa melawan ketakutanmu sendiri! "
Hal itu terus berulang hingga beberapa sesi. Axton lama-lama jengkel karena Paris tidak kunjung mampu mengendalikan diri saat kesurupan. Padahal dia juga mengikat Paris dengan mana nya sehingga Paris yang kesetanan tidak bergerak. Namun Paris masih belum mampu mengendalikan pikirannya.
Buk.
"Haah pingsan lagi. Andai saja kau pingsan lebih lama maka aku bisa bercinta dengan Vetri. Ini membosankan! " Axton menatap Paris yang pingsan.
Max, Peter, Smith dan Clay yang menyaksikan bagaimana Paris kehilangan kesadaran karena dihajar oleh Axton, tidak sanggup berkata-kata. Kekaguman muncul secara alami pada keempat warewolf itu terhadap ketua pack serigala bayangan.
"Paris yang bahkan membuat ketua Lucas tidak berdaya nampak seperti anak kecil di depan ketua Axton. "
Padahal mereka sendiri menyaksikan bagaimana kedasyatan kekuatan Paris yang lepas kendali tidak sanggup dihentikan oleh ketua serigala abu-abu. Namun kekuatan luar biasa itu seolah tidak bearti di depan Axton yang dalam mode kesal karena tidak mendapatkan jatah dari Vetri. Dan ini adalah kali kesekian bagi Paris dipukul kakaknya hingga pingsan ketika kehilangan kesadaran. Lebam-lebam di wajah Paris adalah bukti betapa brutalnya Axton ketika memukul Paris untuk membuatnya sadar.
"Orang seperti apa ketua Axton itu. Mengapa kekuatan Paris tidak membuatnya kewalahan. "
"Aku dengar ketua Axton dulu pergi mengelana menjadi Rogue. Berkat kejeniusannya, ia mampu mengalahkan lawan dan membangun pack-nya di sini. "
"Dia adalah si jenius yang kelahirannya seperti sebuah berkah Moon Goddes. "
Max dan Clay menganggukkan kepala. Lalu mereka kembali ke arah pelatihan Axton---bisa dikatakan ke arah Axton menghajar Paris. Alpha mereka itu bangun dan kembali menyerang kakaknya. Yang mengagumkan, hanya butuh satu pukulan untuk menjatuhkan Paris hingga pingsan.
"Ahk... !"
"Kau pingsan lagi. Apakah terlalu sulit bagimu mengingat siapa yang perlu kau lindungi dan tidak. " Axton yang kehilangan kesabaran mulai menggerutu.
"Apa menurutmu memiliki kekuatan penghancur sekuat itu mampu melindungi orang-orangmu jika kau tidak mampu membedakan mana lawan dan kawan?"
"Aughh... Sakit. "
Axton menggelengkan kepalanya. "Kita lanjutkan latihan esok hari, Paris. Berlatihlah berkonsentrasi di sela amarahmu. "
"Tapi Kak! Aku belum lelah. "
"Benarkah?" tanya Axton dengan wajah horor. Lalu dia menekan perut kiri Paris.
"Aahhhh! "
Paris merasakan kesakitan di tempat yang Axton tekan. Dia menduga jika ada yang patah di sana.
"Kau terluka, dan aku akan mengirim Omega penyihir untuk menyembuhkanmu."
"Huft... " Kali ini Paris tidak melawan. Dia memang kesakitan. Rupanya kakaknya ini serius menghajarnya.
"Apakah aku seburuk itu?" tanya Paris muram.
"Tidak, tapi untuk mendapatkan wilayahmu kambali, kekuatanmu belum cukup. "
Axton mendudukkan dirinya di tempat Paris terbaring. Aroma bunga Sakura dari tubuh Axton menyapa indra penciuman Paris. Perasaannya mulai dihinggapi rasa aneh yang asing.
"Kak, aku mencium aroma bunga di tubuhmu. Apa kau sekarang mandi bunga? "
Axton memandang langit yang mulai berwarna jingga. Latihan yang mereka lakukan ternyata menghabiskan waktu sebanyak ini.
"Tidak, sudah kubilang ini aroma wanitaku. "
"Oh..." Paris tidak ingin lagi mengungkit sebuah hubungan saat ini. Masalah cinta masih membuatnya enggan mendekati perihal asmara. Itu karena pengkhianatan Amy yang kejam dan masih tidak bisa ia lupakan.
Axton kemudian bangkit dari tempat duduknya. "Baiklah, aku harus pergi. "
"Yah, sejak tadi kau memang uring-uringan. Aku yakin itu karena kau tidak mendapatkan jatah. "
"Huh, tutup mulutmu. " Axton berkata jengkel karena Paris mengingatkannya. Dia kemudian berjalan menjauh dari Paris.
"Aaauuuuuuu! "
Axton melolong sebagai menutup hari. Lewat lolongannya ia juga memberi sebuah perintah yang bisa dipahami seluruh warewolf. Tak lama kemudian kesatria Alpha dan Omega datang.
"Ketua, " ucap salam mereka.
"Obati Paris. Dan aku ingin laporan tentang pertambangan kita."
"Baik. "
Sang penyembuh Omega mendekati Paris. Dia memulai menyembuhkan luka yang di derita Paris.
Paris hanya bisa menatap asing pada kakaknya yang menatap lembaran di tangannya. Meski rasa penasaran mengusik jiwa, tapi Paris tau bukan saatnya untuk bertanya.
"Aku harus meninggalkanmu, Paris. Pekerjaanku sudah menumpuk. "
Wilayah Blackwolf dulu.
Sha Baneldy Westgorld ---ketua serigala perak bukanlah orang yang mudah terlena dengan kemenangan. Bersikap waspada usai mengambil suatu wilayah adalah prinsip yang ia pegang tegung selama ini. Dia tidak pernah mengendorkan pertahanannya dan bertindak cerdik untuk mengantisipasi apapun yang merugikannya.
Saat ini, dia sedang mendengarkan ramalan masa depan dari Disa, ibu dari Vetri. Sha merasa beruntung mendapatkan shewolf berkemampuan peramal seperti Disa.
Bentrokan kekuatan mengulang sejarah. Duel kekuatan besar penentu takdir. Namun yang terkuatlah yang menjadi penengah.
Mata Disa yang sepenuhnya putih kembali normal usai membacakan ramalannya. Lalu mundur satu langkah ke tempat duduk yang sudah di sediakan.
"Jadi akan terjadi pertempuran lagi? " tanya Sha pada Disa dari kursi ketua.
"Benar. " Ibu dari Vetri tersebut memang memiliki kemampuan meramal yang tepat. Sayangnya ia tidak bisa meramal kapan pun sesuai keinginan, dan hanya bisa meramal di waktu tertentu yaitu pada bulan purnama.
"Baiklah. Terima kasih atas usahamu. "
Kesatria yang hadir juga merasa senang mendapatkan shewolf berbakal seperti Disa.
Sekarang kehidupan Patrik dan Disa tidak lagi berada di pemukiman Omega. Berkat kemampuan meramalnya, Disa dan Patrik mendapatkan kehormatan tinggal di kastil setelah menemui Sha usai perebutan wilayah. Disa menunjukkan kemampuannya dan saat itulah Sha menawarinya jabatan kehormatan. Tawaran itu disambut baik oleh orang tua Vetri karena merasa dendam pada Don yang mengusir putrinya.
Terlebih Disa sudah melihat lewat ramalannya jika putrinya menjadi b***k seseorang dan hanya menjadi penghangat ranjang warewolf berkedudukan tinggi. Itu membuatnya sakit hati.
"Nyonya Disa, anda bisa meninggalkan aula untuk beristirahat. "
"Terima kasih, Ketua. "
Disa yang merasa kelelahan bersyukur bisa meninggalkan aula. Dia memang butuh beristirahat usai meramal. Setelah Disa pergi, Sha meminta pendapat kesatrianya Danniel.
"Kita tidak bisa menyerang Paris yang sedang berada di wilayah kakaknya. "
"Aku tau. Tapi kita harus bersiap untuk pertarungan yang akan datang. "
"Sayangnya ramalan Nyonya Disa belum sempurna. Dia belum melihat hasil pertempuran kita yang kedua. "
"Jadi tingkatkan latihan kesatria kita. "
"Baiklah. "
Jadi tidak seorang pun yang tidak tau jika akan terjadi perang. Mereka mempersiapkan diri dengan cara masing-masing.
Tbc.