Enam puluh menit yang lalu, Hans merasa tidak tenang. Ia memutuskan untuk membantu anak buah yang selama ini selalu bekerja sama dengan dirinya. Menurut Hans, mereka memang kuat dan lihai, tetapi kurang kemampuan dalam strategi. Hans Prawira meloncat dari atas pagar rumahnya yang tinggi dan bergerigi. Tanpa peringatan dan aba-aba, ia mendaratkan kedua kaki yang diselimuti sepatu bergigi besi tepat di kedua pundak musuhnya. Sadar diserang, si pedagang palsu berusaha menggapai alat komunikasi miliknya. Namun dengan cepat, Hans memutar kepala musuhnya tersebut hingga berbunyi derik yang kuat. Darah mengalir dari lubang hidung dan telinga laki-laki bertato naga tersebut. Lalu, Hans mengambil alat pelacak dan kotak komunikasi yang mereka andalkan untuk saling berbagi pesan. Hans menepuk ked