Satu bulan berlalu dengan ketenangan. Mimpi-mimpiku buruk yang sempat menyakitkan jiwa, kini sudah tidak lagi pernah muncul. Seperti baby sister, Aurora mengurus Hans Prawira dengan sempurna. Kini, gadis itu tidak lagi mengenakan seragam pelayan dan hanya mengurus keperluan Hans Prawira. Selain itu, ia cuma menerima perintah dari tuan muda saja. Di balik ketenangan dan senyuman, sejak semalam Aurora memikirkan tentang hubungannya dan Hans Prawira. Setelah acara lamaran yang mengejutkan itu, ia tidak lagi pernah mendengar Hans mengatakan rencana mereka selanjutnya (Jenjang pernikahan). Hati gadis bermata safir itu menjadi gelisah. Tiba-tiba saja ia berpikir bahwa semua ini hanya mimpi dan Hans tidak bersungguh-sungguh ingin mengajaknya naik ke pelaminan. "Ara!" sapa Hans yang mengintip