Seolah Menjadi Duri “RINI... ini Erika!” ucap Irwan sembari menatap istrinya. “Ya... aku tahu,” ucap Rini dingin sembari tubuhnya berbalik lalu melangkahkan kakinya menuju kamar. Irwan melirik Erika dan tersenyum. Lalu meminta mengikuti langkahnya. Menuju kamar ketiga. Lampu ruangan dinyalakan. Irwan membantu Erika menaruh tas besar di sudut ruangan. “Kamu suka kamar ini?” tanya Irwan pada Erika. Kepala Erika mengangguk. “Kamar ini terlalu bagus untuk Erika, Kak.” Irwan tersenyum. “Kamar pertama, kamar Kakak dan Kak Rini. Yang kedua kamar anak-anak. Dan kamar yang ini... kosong, biasanya khusus untuk tamu atau keluarga yang kebetulan singgah dan menginap di sini.” “Nanti kalau ada tamu... biar Erika tidur di sofa saja, ya, Kak... atau di atas karpet.” “Masa sih Kak Irwan ngebiarin a