Es Kutub Selatan

1813 Kata
Jangan pernah berbicara menggunakan suara yang kencang terhadap orang yang lebih tua darimu. Nabi mengajarkan kita menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang muda. Jadi, jangan pernah kau lakukan itu lagi. - Anya Putri Vania. Mendengar perkataan Lili, Mb widna langsung tersenyum simpul, banyak hal yang baru ia ketahui tentang orang baru yang mengenal dirinya dalam waktu yang singkat. "Gapapa lah yang penting ada orang yang bahagia ketika melihat karya gue. Kan selama ini pada julid semua sama karya yang gue buat sampe beneran ngeselin banget kalian semua itu," ucap Mb Widna sambil tersenyum simpul. "Cuma lo Mb yang bisa buat sebuah es tertawa. Selama ini banyak orang yang mencoba buat dia tertawa tapi gak ada yang bisa sama sekali. Cuma karena artikel lo yang di ig itu, temen gue yang sifatnya kayak kutub selatan jadi ketawa kencang," ucap Lili sambil menatap Mb Widna dengan sendu. Mendengar jawaban dari Lili, Putri yang tadinya hanya fokus ke gadgetnya langsung menoleh ke arah Lili dengan muka kagetnya. “Gue mau ketemu dong sama manusia es itu. Siapa tahu dapet cahaya ilahi gue nantinya kalau sama dia,” ujar Mb Widna. “Kalau lo ketemu sama manusia es gue gak yakin semuanya aman sih. Pasti nanti lo akan ngomong, ah ini mag sama kayak Kenzo, ah ini mah persis sama apa yang Kenzo lakukan. Ah kesel gue sama dia dan masih banyak yang lainnya,” cibir Fajar. “Dih gak gitu juga ya,” bantah Mb Widna. “Anya pasti senang kalau ketemu sama lo nanti Mb,” ujar Lili secara tidak sadar. Koh Edwin, Oni, Kenzo langsung menatap Lili dengan tajam. Lili yang sadar dengan apa yang baru saja di katakannya langsung menutup mulutnya dengan pelan dan mencoba menetralkan rasa kagetnya, "Loh Mami lagi sama Bubbi sekarang?" tanya Putri dengan heran. Semua orang langsung menoleh ke arah Putri dengan tatapan bingungnya. Karena yang mereka tahu selama ini Putri termasuk salah satu orang yang jarang mengekspresikan diri di depan orang banyak. "Iya, Mami tinggal di apartement yang sama," jawab Lili dengan nada santainya dan di balas tatapan amarahan dari Putri. "Kenapa Mami gak bilang sama Ley!" seru Putri kedepan Lili. Mendengar seruan Putri, Lili langsung terlonjak kaget. Selama ini Putri selalu di cap sebagai anak yang baik, ngomong lemah lembut, gak pernah melawan sama yang lebih tua. Tapi malam ini semuanya hilang seketika. Tidak ada Putri yang lama hanya ada Putri yang baru yang bisa berbicara satu oktaf lebih tinggi dari yang lebih tua dan di hadapan orang banyak. Lili menatap Putri dengan tatapan tidak percayanya. Tatapan kecewa dari Lili sangat terlihat jelas di sorot matanya. Tiba-tiba terdengar suara datar dari arah belakang mereka semua. "Jaga bicaramu di hadapan orang banyak Ashley Putri!" ucap Anya dengan nada datar. Semua orang langsung menoleh ke sumber suara tersebut. Betapa kagetnya Lili dan Putri ketika Anya datang dengan tatapan datarnya. "Bub---bi," ucap Putri terbata-bata. Anya masih menatap Putri dengan tatapan datarnya. Lili dengan spontan langsung menarik Anya ke belakang dan mengkodenya untuk tidak ,arah besar ke arah Putri. "Lo gak usah khawatir, gue gak akan buat dia terluka atau sampe menyentuh dia sedikitpun. Lo lebih paham diri gue dari pada yang lainnya. Gue harap lo percaya sama gue kali ini. Gue melakukan kewajiban gue," ucap Anya sambil melepaskan tangan Lili dari lengannya. "Gue gak papa serius, tahan emosi lo ya. Kita pulang sekarang," ajak Lili dengan nada lirihnya. "Kalau lo mau pulang, pulang aja sendiri. Gue tetep mau ngomong empat mata sama Putri," jawab Anya dengan penuh penekanan dan menatap Putri dengan tatapan elangnya. "Ikut saya!" ucap Anya tegas dan datar. Semua orang yang ada di situ hanya bisa diam melihat kedatangan Anya. Banyak orang yang menatap Anya dengan tatapan tidak sukanya, namun itu semua di abaikan oleh Anya. "Nya santuy dong, yuk sambil ngaso dulu ngopi kita," bujuk Ka Oni ke Anya. Namun, semua itu tidak di gubris oleh Anya. "Gua gak punya waktu banyak. Kalian besok tanding jaga kesehatan kalian semua. Untuk kamu ikuti saya, jangan ada yang menghalangi saya. Siapa pun yang menghalangi saya meluruskan ini semua, bukan hanya dia yang kena. Tapi, orang yang menghalangi saya juga akan ikut terseret ke dalamnya," ucap Anya datar. Semua orang yang ada di situ seketika langsung kaget mendengar ucapan Anya yang datar dan dingin itu. "Mi!" panggil Putri lemah. Lili menatap Putri dengan tatapan sendunya, tapi ia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Karena jika Anya sudah turun tangan begini, biasanya itu sudah fatal. Lili hanya tersenyum dengan tipis dan menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Ikutlah, dari pada Bubbi mu makin marah padamu nak!" ucap Lili lembut. Anya langsung jalan mendahui Putri tanpa memperdulikan orang-orang di sekelilingnya. Kemudian Putri mengikuti Anya pergi menjauh dari teman-temannya. "Buset, itu muka apa muka cuy! Datar amat kek jalan tol!" ucap Fadia dengan tatapan tidak percaya. "Buset tadi itu beneran orangkan guys? Sumpah serem banget, akika gak kuat liatnya datar banget!" ucap Mb Widna sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan dan menatap lurus ke arah Putri yang ingin hilang dari tikungan. "Masih ada ya orang sedatar itu selain Kak Kenzo Anyar. Eh, masih mending Kak Kenzo Anyar ding! Masih ada senyumnya Kak Kenzo mah, kalau dia jalan tol aja kalah sama datarnya muka dia," timpal Jorji. "Baru kali ini gue ngeliat ajakan seorang Anthoni ditolak. Selama ini setahu gue, Anthoni gak pernah di tolak oleh wanita manapun. Sekarang rekor terpecahkan guys!" ucap Ka Meli tak percaya. "Muka kalian biasa aja kali. Dia memang kayak gitu, tapi dia gak jahat ko." Mendengar ucapan Oni semua orang langsung menoleh ke arah Oni dengan bingung. "Sok tau banget lo!" cibir Mb Widna. "Itu beneran si Putri gak papa sama Anya berdua aja?" tanya Kenzo dengan nada khawatirnya. "Gak papa Zo, lo tenang aja. Dia gak akan main tangan apalagi membentak Putri. Gue paham banget sama Anya, selama ini dia gak pernah main tangan ke Putri. Dia juga seorang wanita ko dan mengerti apa yang anaknya rasakan. Meskipun dia masih gadis tapi dia sudah merasakan gimana rasanya menjadi seorang Ibu," ucap Oni dengan nada santainya. "Terlihat sombong dan angkuh dia itu Kak," komentar Pitha. "Sayangnya apa yang lo lihat gak seperti kenyataan nya. Dia adalah wanita yang hebat. Dia memang terlihat sombong dan angkuh tapi dia orang yang bener-bener rela mengorbankan nyawanya demi orang lain. Mungkin lo taunya pas dia marah, beda sama kita yang tau dia pas dia lagi santai. Lebih baik jangan judge dulu sebelum tau yang sebenarnya," bela Bang Ucok. "Gue setuju Bang sama lo. Dia itu patut di puji bahkan di saat Putri ngomong satu oktaf di atas Lili dia datang dan menegurnya. Dia merasa bertanggung jawab dengan apa yang Putri lakukan," puji Jojo. "Siapa cowo yang gak mau sama dia coba? Dia cantik, ukuran tinggi pun standar, manis, mandiri, pekerja keras, dan bertanggung jawab," puji Kelvin. "Ko kalian muji sih! Jelas-jelas tadi aja songong kek gitu," dumel Apri. "Don't judge a book by cover. Lo mungkin hanya melihat dia dari luarnya aja tanpa tau di dalamnya. Dia itu wanita yang baik hati. The first time gue nemuin cewe kek dia. Dia rapuh tapi dia terlihat baik-baik saja jika di lihat orang lain," ucap Kenzo. "Hmm jadi temen es batu gue bisa memikat hati para lelaki bujang di sini ternyata. Awas hati-hati lawan kalian orang tajir banget hahaha. Yang suka sama dia banyak dari anaknya rektor di kampus gue, asisten dosen, dosen muda, dokter muda yang mapan, pilot, artis, bahkan sampe anak menteri pun suka sama dia," ungkap Lili dengan santai. "Lah, banyak amat woi saingannya! Tapi, ya gak papa lah ya yang penting usaha sebelum jalur kuning melengkung masih bisa nikung," ucap Jojo. "Emang kriteria cowo dia kek mana?" tanya Kelvin. "Mau tau aja apa mau tau banget?" ledek Lili. "Basing lo!" ucap Kelvin dengan nada malasnya. "Pundung loh awkwkwkwk," ledek Lili sambil tertawa kencang. "Ternyata Tuhan ngasih jalan ya buat nemuin mereka berdua. Gue pikir akan susah nemuin mereka berdua tapi ini malah gampang banget. Sama aja gampangnya kayak makan es krim," ucap Koh Edwin. "Menurut lo gimana Ni sikap si es pas balik ke sini?" tanya Lili. "Palingan juga tu si es batu kutub selatan balik lagi dengan muka sumringah tenang aja," ucap Oni santai. "Ahahaha paham banget lo Kak!" umpat Lili. "Tunggu geh dari omongan yang gue tangkep Ka Oni sama Koh Edwin ini dah kenal lama ya sama Lili dan Mb yang es tadi?" tanya Fadia. "Hahaha Mb es! Ya ampun ngakak! Ngapa gak lo bilang kutub sekalian ahahaha," ucap Oni sambil tertawa kencang. "Iya gue sama Agnes kenal dari 3 tahun yang lalu dari dia belum jadi menjadi seorang essss kek gini," ucap Koh Edwin dengan nada santainya. "Gue juga tau dia dari 3 tahun lalu. Gue kenal dia dari Mita ya seluk beluknya ya tau lah gimana," jawab Oni. "Btw Cines sama Ci Mita udah tau dia ko gue ngerasa kek mereka gak pernah hangout bareng atau gimana gitu yak?" tanya Apri. "Ya gimana mau hangout sama mereka, gue ajak makan di luar aja dia kagak mau, kadang harus ngemis dulu minta dia makan di luar. Kalo gak gue bujuk dah pake tiket pertandingannya Kakak K," dumel Lili. "Ahahaha kalah pamor lo Vin sama Kakak K," ledek Fajar. "Jadi ini siapa yang mau ngedeketin temen es gue. Sini gue ospek dulu ahahaha," ledek Lili. "Tau ah!" ucap cowo-cowo itu. Tak lama kemudian Putri dan Anya kembali dengan keadaan Putri yang sedang tertawa lepas dan memeluk Anya dari samping. Terdengar suara heboh satu meja. "NAH KAN KALO KEK GINIKAN ENAK! JADI GAK ADA YANG URING-URINGAN SAMA MELAMUN LAGI KALO TANDING DISINI!" "TAU KEK GINI MAH DARI KEMARIN GUE KARUNGIN. ABIS TUH GUE BAWA LO KE HOTEL." "AMBIGU GUA FAKHRI!" "LONYA PIKIRANNYA NGERES VIN. SINI GUE SAPU DULU!" "NAHKAN SENYUM ATUH NENG BIAR GAK KELIATAN GANAS DAN SOMBONG CEUNAH!" "NAH GITU DONG PUT SENYUM!" "AH KENAPA GUE YANG BAPER YA TUHAN KAN MEREKA YANG BAIKAN!" "PUJI TUHAN AKHIRNYA MEREKA BAIKKAN. JADI GAK PERLU GUE PUSING-PUSING BAWA SI ESSSSS MUNCUL DI LAPANGAN!" "OMAGAH! TERNYATA INI ANEH TAPI NYATA SEORANG ES BISA MENAKLUKKAN ORANG URING-URINGAN TANPA MENANGIS!" Begitulah kira-kira teriakan dari meja tempat makan mereka. Sampai menjadi pusat perhatian di restoran itu. Anya yang melihat kejadian itu pun hanya bisa memutar bola matanya malas. "Kalian sadar gak sih ini tuh restoran bukan utan," dumel Anya. "Ya, lo abisnya dateng-dateng sifat es lo muncul. Kan gue dah bilang ilangin sifat es lo!" ucap Oni dengan kesal. "Tau lo semalem kan lo dah janji sama kita gak ngees lagi. Noh, si Kenzo saksi matanya. Udah lagi ilangin sifat esnya itu," ucap Koh Edwin dengan gemas. "Emang kalian takut liat gue tadi?" tanya Anya. "Bukan takut, cuma gue paleng liat muka sok datar lo itu pengen gue garuk tuh muka biar gak datar mulu. Emang lo kira cakep apa tu muka lo yang kek jalan tol yang lurus-lurus aja. Apa lo mau gue asingin ke Kutub Utara biar ketemu temen pinguin lo hmm?" ucap Oni.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN