ini sudah hari ketiga Hanna menginjakkan kakinya di Negara ini, selama itu, Hanna hanya berpergian bersama Gritte, seorang private tour guide yang disewakan khusus oleh Reinald untuk menemani Hanna keliling-liling kota Paris. Gritte merupakan seorang pemandu yang masih memiliki darah Indonesia, jadi Reinald sangat mempercayainya.
bukan tanpa alasan Reinald memberikan pemandu khusus untuk Hanna, pasalnya selama di Paris Hanna cenderung lebih mengurung diri, tanpa mau ikut bergabung dengannya dan juga Raline, Reinald pun memaklumi jika mungkin Hanna merasa sungkan terhadap dirinya dan juga Raline, jadi ia pun memutuskan menyewa jasa seorang pemandu perempuan untuk menemani kemanapun Hanna ingin.
sejak kejadian di halaman Eiffel, dimana ia melihat suami serta madunya bercumbuu mesra, Hanna cenderung lebih menutup diri, ia hanya akan berdiam diri di kamar, bahkan untuk makan pun ia selalu memesan dari layanan hotel. namun sejak kemarin ia sudah berkeliling-liling untuk melihat destinasi wisata yang ada di Paris, hanya ia dan Gritte, sang pemandu wisatanya. entah apa yang sedang dilakukkan oleh suami dan juga madunya, ia tidak perduli.
hari ini Gritte akan membawanya ke sebuah taman, Hanna yang memintanya, saat ini ia hanya butuh ketenangan. sebelum ke taman Hanna meminta singgah ke toko kue sebentar, Gritte hanya menurutinya saja.
“ kak Gritte, aku ingin mampir ke toko kue sebentar ya.”
“ oke Hanna. di depan ada toko kue yang terkenal lezat namun harganya pas di kantong.”
“ terimakasih kak.”
lalu setelah tiba di toko kue Hanna melihat jajaran kue yang sudah tertata indah di etalase, kue-kue cantik yang sangat menggugah selera, melihat betapa indahnya toko kue ini, ia jadi berharap suatu saat bisa mempunyai toko kue sendiri. setelah melihat semuanya akhirnya ia memilih satu kue black forest kecil untuk dirinya. lalu setelahnya ia melanjutkan perjalanannya bersama Gritte ke taman yang akan mereka tuju.
Parc De Bagatelle, salah satu taman cantik yang ada di Paris, ya kami memilih untuk berkunjung sejenak menikmati hari ini. ketika sudah sampai kami berkeliling sejenak mengitari taman, melihat-lihat pemandangan indah yang ada. sudah puas berkeliling aku meminta untuk Gritte untuk rehat sejenak.
“ kak Gritte, kita duduk sebentar ya disini, pemandangannya lumayan indah disini.”
“ oke”
“ kak, apa aku boleh minta waktu untuk sendiri sebentar saja?”
“ ah, tidak masalah, aku akan menunggumu disana ya.”
setelah memastikan Gritte menjauh sebentar, Hanna mengeluarkan kue yang tadi ia beli, ia letakkan kue tersebut disisinya, tak lupa ia juga membeli lilin dan juga pemantiknya. setelah menancapkan lilin-lilin tersebut ke kue dan juga menyalakan lilinnya, Hanna berdoa :
“ ya Allah ya Tuhanku, terimakasih atas segala karunia yang sudah engkau berikan untukku selama ini, ya Allah, hari ini diriku genap berusia 19 tahun, aku bukan lagi Hanna si gadis kecil kesayangan ibu panti, Hanna hari ini adalah Hanna yang telah resmi menikah dan sah menjadi seorang istri, namun itu hanya status saja, karena tanpa ku beritahu pun engkau sudah mengetahui segala hal yang terjadi pada diri ini. ya Allah, jika hamba boleh meminta, tolong jaga selalu bunda dan keluarganya, jaga selalu juga ibu Arini, ibu panti yang selama ini mengasuhku, beri mereka kesehatan selalu, panjangkan umurnya, agar kelak aku bisa membanggakannya. ya Allah, berilah jalan keluar yang terbaik menurtumu untuk masalah rumah tanggaku dan suamiku. Aamiin.”
tak terasa air matapun jatuh membasahi pipinya. lalu setelahnya ia meniup lilin tersebut.
“ terimakasih diri, untuk bisa bertahan sejauh ini, kamu kuat Naa, kamu gadis yang kuat.” ucap Hanna menyemangati dirinya.
lalu tiba-tiba sekelompok anak-anak datang menghampiri Hanna memberinya setangkai bunga mawar putih dan juga mengucapkan selamat ulang tahun untuk Hanna.
“ Happy Birthday, wish u all the best “ ucap mereka semua
“ ahh, thank you so much” ucap Hanna penuh haru dengan apa yang dilakukkan oleh anak-anak tersebut.
lalu anak perempuan terakhir memberikannya sebuket Bungan mawar merah untuknya.
“ this pretty flowers for a pretty girl” ucapnya.
(bunga cantik ini, untuk nona cantik)
“ thank you, who’s your name honey?”
“ my name is Ariana”
“ thank u for this pretty flowers.”
“ u’r welcome aunty” lalu setelahnya anak-anak tersebut meninggalkan Hanna seorang diri lagi.
ketika ia melihat ke buket tersebut, ternyata terselip kartu ucapan yang bertuliskan : “ happy birthday beautiful girl, may your life be full of happiness.”
( selamat ulang tahun gadis cantik, semoga hidupmu penuh dengan kebahagiaan)
Hanna hanya tersenyum membacanya, ia cukup bahagia hari ini, dalam hati ia mengamini kartu ucapan tersebut. hari ini adalah hari ulang tahun Hanna, ia sengaja membeli kue tersebut, untuk merayakan hari kelahirannya sendiri. selama bertahun-tahun ia tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya, karena ia sering sedih mengingat ia dibesarkan tanpa orang tuanya, namun ketika ia sudah bisa menumpulkan uang, ia selalu membeli kue untuk merayakan hari lahirnya, meskipun bukan dengan kue yang mahal, hanya kue biasa yang harganya masih ia bisa jangkau, namun itu semua tidak menyuruti rasa bahagianya, bahagia sekaligus sedih tentunya, mengingat ia tidak pernah tahu siapa orang tuanya.
dari kejauhan Nampak seorang pria menatapnya dengan senyum. setidaknya kali ini ia dapat melihat senyum indah menghiasai wajah gadis itu, mengingat beberapa kali ia melihat gadis itu selalu murung dan juga bersedih. ya pria itu yang menyuruh beberapa anak-anak tadi memberikannya bunga dan juga ucapan ulang tahun untuk Hanna, gadis yang sedang berulang tahun, dan merayakannya dengan kesedihan. karena merasa tersentuh ia menyuruh anak-anak tadi mengahmpirinya sekaligus menghiburnya, benar saja, sang gadis merasa sangat senang tatkala anak-anak tadi menghampirinya.
“ joyeux anniversaire mademoiselle, que ce beau sourire dêcore toujours ton visage.” ( selamat ulang tahun nona, semoga senyum indah itu selalu menghiasi wajahmu.)
* di kamar hotel
“ Rei, jadi kamu ketemu klien kamu?”
“ iya jadi sayang, klien aku kali ini teman kita dulu waktu kuliah”
“ oh ya? siapa namanya?”
“ Willy, inget gak? dia anak bisnis sama kaya kamu. kalau aku kan arsitektur.”
“ hmmm inget. jadi dia.”
“ iya dia minta aku buat design rumah untuk keluarganya.”
“ design rumah buat disini?”
“ enggak, dia bilang dia ada punya tanah di Indonesia, jadi dia mau buat disana, lumayan buat investasi juga katanya.”
“ hmmm gitu. ehh Rei, selama disini kita gak pernah ajak Hanna jalan bareng. nanti kita ke Disney land aja yuk, ajak dia juga.”
“ iya nanti kita ajak dia ya.”
“ ya udah ayo jalan, udah siapkan?”
“ udah sayang… ayo kita ke restorant, katanya Willy bentar lagi mau sampai.”
setelah tiba di restorant Reid an juga Raline segera reservasi untuk tiga orang, sengaja ia memilih yang ada sofanya, agar lebih santai berbicara sekaligus bekerja.”
tak lama kemudian datanglah seorang pria bule tampan datang menghampiri mereka.
“ hello Mr Reinald and Miss Raline. how are you?”
(hallo tuan Reinald dan nona Raline, apa kabar?)
“ we are fine Mr Willy, hmmm..and BTW we are married now”
(kabar kami baik Mr Willy, hmmm ngomong-ngomong kami sudah menikah sekarang )
“ oh god…I’m so sorry Mr and Mrs.Reinald. I don’t know about it”
(ya Tuhan… saya minta maaf tuan dan nyonya Reinald, saya tidak tahu tentang itu)
“ its ok”
(tidak apa)
“ ah, so this is your honeymoon trip huh?”
(jadi, ini perjalanan bulan madu kalian ya?)
“ yeah”
“ I’m happy for your marriage Mr and Mrs Reinald, I wish the best for both of you”
(saya turut bahagia atas pernikahan kalian tuan dan nyonya Reinald, saya mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua)
“ thank you Mr willy.”
“ your welcome”
“ jadi begini Mr Reinald, seperti yang sudah anda ketahui bahwa saya berniat membuat rumah di Indonesia, ya lumayan kan buat nambah investasi. saya ingin anda merancang design nya, saya punya dua lahan di kawasan yang sama, yang satu saya ingin membangun rumah untuk saya dan keluarga saya singgahi, yang satu lagi saya ingin anda membangun villa. bagaimana Mr Rei?”
“ oke Mr Willy, saya paham, apa anda ada permintaan design khusus untuk pembangunan? saya akan membuatnya sesuai dengan kriteria anda.”
“ untuk villa saya ingin mengambil tema gaya klasik yang sesuai dengan daerah disana, saya ingin unsur-unsur budaya disana masih melekat, ada tambahan sedikit modernnya, namun tidak mengurangi gaya klasik itu sendiri. untuk rumah saya sudah memiliki gambaran tersendiri. nanti tolong anda percantik dengan keajaiban tangan anda Mr Rei.”
“ anda terlalu berlebihan Mr Willy. nanti untuk detailnya saya akan kirim via email ya tuan Willy.”
“ baiklah, tidak perlu terburu-buru. saya belum tahu akan berkunjung ke Indonesia kapan.”
“ baiklah, jika nanti ingin berkunjung,silahkan berkabar ya.”
“ oke, jadi sampai kapan kalian akan disini?”
“ kami masih memiliki waktu lima hari lagi disini.”
“ ah, apa kalian tahu, anak-anak akan mengadakan acara reoni lusa malam di restorant A, jika kalian sempat datanglah.”
“ nanti kami akan usahakan datang Mr Willy.”
“ ya sudah, kalau begitu saya izin pamit undur diri ya Mr and Mrs Reinald. selamat malam, sampai jumpa lagi.”
“ selamat malam Mr Willy.” jawab keduanya.
“ sayang kamu mau ikut acara reoni itu?” Tanya Rei
“ boleh, udah lama juga kita gak ketemu anak-anak kan? kamu tahu kan anak-anak delegasi Indonesia masih banyak yang stay disini.”
“ iya kamu benar, ya sudah, ayo kita balik ke kamar, aku udah gak sabar mau buat kamu mendesah dibawah aku”
“ ish Rei, jangan m***m dong” sambil mencubit pinggang Reinald
“ ya tidak apa-apa dong, kan kamu juga suka aku mesumin. tuh liat belum diapa-apain aja pipi kamu udah merah banget.”
“ tau ah”
“ jangan ngambek sayang.”
" abis kamu ngeselin"
" ngeselin apa ngangenin sayang?"
" ih kepedean banget kamu ya" sambil memukul gemas dadaa Reinald."
" Raline, look at me"
ketika Raline menatap Reinald, tanpa menunggu lama ia langsung mencium bibir sang istri, mengulum, menggigit, menjelajahi segala yang ada dalam mulutnya, dengan lidah masing-masing saling membelit satu sama lain.
ketika mereka asyik bercumbuu, seorang gadis muda menatap nanar keduanya dari kejauhan, sang gadis baru saja tiba di hotel, tatkala ia telah sampai di lorong kamar hotel,, ia disuguhi pemandanga yang lagi-lagi menyayat perih hatinya. sang suami dan madunya, b******u mesra seakan mereka melupakan segalanya, mereka lupa bahwa mereka ke negara ini bertiga dengan dirinya, bukan hanya mereka berdua saja.
***
mengandung unsur 21+
setelah sampai kamar Reinald langsung saja menyerang Raline tanpa ampun, mereka saling memagut bibir, tak lupa tangan Reinald aktif menjelajahi setiap inci tubuh Raline, sambil masih berciuman, Rei membuka segala yang dipakai oleh Raline dan juga dirinya. setelahnya ia menggendong Raline lalu meletakkannya secara perlahan di atas kasur.
mereka masih saling mencumbu, perlahan ciuman itu turun menuju leher meninggalkan jejak kemerahan disana, semakin turun sampai ke puncak dadanya, mulutnya menjilat dan tangannya yang satu meremas, memilin dan juga memainkan daada yang sebelahnya, Raline hanya bisa mendesaah penuh nikmat.
semakin lama tangan Reinald meraba bukit yang ada di pangkal paha Raline, sambil jarinya memainkan lembah tersebut, Reinald sangat menikmati wajah memerah malu serta bergaairah milik Raline, lalu setelahnya…
“ aaahh Reinald.”
Raline telah sampai pada puncaknya, tanpa menunggu waktu lagi, Reinald memasukkan miliknya kedalam bukit milik Raline, kedua tangannya bertumpu pada sisi Raline, menahan agar tidak menindihnya, lama-lama ia menggerakkan pinggulnya, mencoba mencari kenikmatan bersama, pelan-pelan lalu lama-lama menjadi cepat, saling memagutkan bibir, meremas dan menjelajahi tubuh pasangan masing-masing, hingga pada akhirna Reinald memuntahkan laharnya di dalam milik sang istri.
“ ahhh Reinald”
“ aahh sayang”
mereka telah sampai pada puncak kenikmatannya.
“ terimakasih sayang” sambil mengecup kening Raline
“ sama-sama Rei sayang.”
lalu setelahnya Reinald memasangkan selimut pada tubuh polos mereka berdua, mereka masih tetap saling mengeratkan pelukan mereka, memejamkan mata seraya menormalkan deru nafas mereka, suasana temaram hotel yang dihias indah ini menambah kesan intim pada mereka berdua. dalam hati Reinald berharap agar selalu bisa seperti ini bersama Raline, tanpa mengingat bahwa ia sudah amat sangat menyakiti hati istrinya yang lain karena ketidak adilannya.
istri yang saat ini masih diselimuti kesedihan mendalam, menjalani kesendirian di negeri asing, sedih karena pasalnya sang suami hanya mengingat sang madu tanpa mau melihat kearahnya sedikit pun. istri yang saat hari kelahirannya pun tidak diketahui oleh sang suami.
istri yang status di hukum dan negara ia adalah seorang istri, namun pada kenyataannya ia hanyalah orang asing untuk suaminya.