Suara riuh dari para dayang terdengar mendengar sepanjang lorong istana siang itu, sang putri yang kini berusia Sembilan belas tahun tersebut tak serta merta menghentikan laju langkahnya, masih pula diikuti oleh para dayang yang tidak berhenti bicara dan tertawa sepanjang jalan. Tawa tersebut lenyap ketika Elvina berpapasan dengan Alvaro di persimpangan. “Saya memberi salam kepada Putra Mahkota,” katanya dengan sikap anggun dan terhormat meskipun nampak canggung. “…” Alvaro sama sekali tidak mengindahkan sikap manis yang adiknya tunjukan. Pria itu hanya menatap Elvina tanpa berkedip saat sang adik tiba-tiba saja memberinya sebuah senyuman yang manis. “Apa yang kau lakukan disini?” Alvaro pada akhirnya bertanya. Sedikit penasaran dengan apa yang hendak gadis ini lakukan mengingat jalana