Rasa Masing-masing

2099 Kata

“Apa keputusan ayahandamu cukup memuaskanmu?” tanyaku tanpa melirik pada sosok pemuda disampingku yang entah sejak kapan telah mengambil satu langkah maju untuk mendampingi tanpa persetujuan dariku sebelumnya. Meski terlihat seperti sedang mengambil kesempatan tapi aku agaknya harus sedikit mensyukurinya sebab berkat itu beberapa dayang dan kasim dapat setidaknya menjaga jarak dari kami berdua. Tapi sejak aku memperdengarkan suara, pria disisiku sama sekali tidak membuka mulutnya. Dia tetap pada posisi tubuhnya, berjalan dengan tangan yang ia simpan dibelakang punggung. Lalu setelah kami tiba disebuah tempat yang sedikit sepi, pria itu menghentikan langkahnya. Mengangkat tangannya keudara membentuk sebuah gesture yang bisa jadi merupakan sebuah perintah. Ketika kulirik ternyata benar, pemu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN