21. Perbincangan

2015 Kata

"Jadi, katakan pada saya ... kenapa kamu pulang ke Indonesia tanpa memberitahu saya terlebih dahulu? Apakah saya tidak lagi penting bagi kamu? Mentang-mentang kamu sudah punya teman dari kalangan bule, lalu saya bisa saja kamu lupakan, begitu?" cerocos Bara dengan raut wajah yang tak pernah berubah. Selalu datar, bahkan ketika waktu sudah berlalu selama 2 tahun lamanya pun tetap saja ekspresi datarnya itu tidak pernah hilang dari paras tampannya. Kontan Clarista pun memutar bola matanya sejenak. Dihujani oleh pertanyaan yang pria itu ajukan, rasanya Clarista mendadak ingin sekali menggelitiki pinggang pria itu sampai ia menangis tersedu-sedu atau tertawa terbahak-bahak karena tak bisa menahan diri dari serangan gelitikannya. Sayang, Clarista tidak sekejam itu. Lagipula, bagaimana mungki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN