15 tahun berlalu Ajeng menyamar menjadi laki-laki di desa seberang. Dia sangat merindukan Annelies anaknya. Seperti apa rupanya sekarang? apa anaknya itu baik-baik saja? Ajeng kembali lagi ke desanya dan memutuskan untuk memakai cadar agar tidak ada yang mengenalinya. Dia mengganti namanya menjadi Halimah. Tempat pertama yang dikunjunginya adalah makam Damian anaknya. Hati Ajeng porak poranda melihat makam anaknya itu tidak terurus dengan baik. "Damian anakku" tangis Ajeng tak terbendung lagi. Dia mulai membersihkan dan mencabut rumput di makam anaknya itu. Tak lupa dia membacakan doa untuk Damian. "Nak maafkan ibu baru datang kembali. Ibu janji setelah ini ibu akan rajin mengunjungimu" ucap Ajeng sambil mengusap kayu nisan anaknya. "Siapa kamu? " tanya seseorang di belakang Ajeng.