Mata Alaric tertuju ke sebuah kotak besar yang dibawa pria berpakaian safari saat Alea masih berada di dalam pelukannya.
“Apa ini, Alea?” tanya Alaric setelah merenggangkan pelukannya.
Alea lap-lap wajahnya dengan tangannya karena tangisnya tumpah akibat memendam rindu terlalu dalam terhadap diri Alaric.
Alaric yang terenyuh melihat sikap Alea, perlahan membimbing Alea duduk di atas sofa di hadapannya.
“Ini adalah dokumen semua pemberian dari kamu … hm ... aku kembalikan. Mengenai kepemilikan aku mohon kamu yang mengurusnya sendiri,”
Alaric mengernyitkan dahinya.
“What the….”
Alaric menggeleng tidak mengerti.
“Aku ingin melupakan segalanya tentang kita, Ric. Dengan begini aku bisa melupakanmu,”
“Nggak perlu seperti ini, Alea,”
Alaric tertawa kecil. Dia lirik dokumen-dokumen yan
