"Tinggalkan Bagas." Satu kalimat tersebut berhasil menohok hatiku dan membuatku sukses membulatkan mataku. Kinan dengan ekspresi santainya mengucapkan kalimat yang begitu menyakitkan. "Ngga mungkin. Tolong jangan minta permintaan itu. Karena sampe kapanpun gue gaakan ninggalin Mas Bagas.” Emosiku memuncak. Habis sudah kesabaranku untuk menghadapi Kinan. PLAK! Tangan mungil Kinan menyentuh pipiku. Kurasakan pipiku memanas. Sepertinya tamparan tadi cukup keras sampai memancing tatapan dari pengunjung café. "Jaga ucapan lo Flo! Jangan ngerasa kalo lo udah jadi yang terbaik buat Bagas sampe lo nolak buat ninggalin dia! Lo pikir lo siapa? Lo cuma perusak dan perebut Bagas dari gue! Dan selamanya Bagas cuma cinta sama gue!" Ucap Kinan berapi-api. Mata para pengunjung kini be