Dokter Evie tampak mengerutkan keningnya dan memajukan mulutnya tanda dia tidak senang.
“ Aduh, sudah empat hari, kamu dan Kevin masih duduk aja saling diam di perpustakaan. Kenapa kamu tidak berusaha mengodanya. Kamu pikir Mister Kevin itu guru les mu yang harus duduk menunggumu belajar ? Ajak dia ngomong, supaya bisa lebih akrab seperti maumu. Kalau kalian diam-diaman, mana mungkin bisa akrab. Kata Mister Kevin , kamu diam saja sepanjang malam. Pokoknya dalam minggu ini harus terwujud apa yang kuperintahkan. Aku tidak mau menunda-nunda lagi. Bila memang mister Kevin bukan karena psikologisnya sampai dia tidak bisa jadi pria sejati. Aku akan segera mengajaknya berobat. Tapi kalau karena psikologisnya, aku akan mencari cara untuk menyembuhkannya. Kamu tidak tahu ya, bahwa disfungsi seksual itu merupakan hantaman mental yang sangat berat bagi seorang pria. Aku tidak mau Mister Kevin tidak fokus dalam menjalankan operasinya, sehingga membahayakan pasien-pasiennya. Rumah sakit kami yang juga akan kena imbasnya kalau dia melakukan kesalahan.” Kata dokter Evie marah padaku dan langsung dia tremor parah, seluruh tubuhnya berguncang kali ini. Bukan hanya bagian sebelah kanan.
Aku lekas-lekas berdiri di belakangnya. Dia sendiri langsung terduduk di kursi yang ada di meja makan. Karena saat dia memarahiku, aku sedang masak untuk makan malam yang akan dinikmati seluruh anggota keluarga dari Kenny sampai Mister Albert.
“ Maaf dokter, aku tidak tahu bagaimana menggoda seorang pria. Aku hanya punya satu pria dalam hidupku yaitu mantan suamiku yang sudah kukenal sejak aku remaja. Jadi aku tidak tahu bagaimana caranya untuk menggoda seorang pria. Aku memang tidak ngobrol dengan Mister Kevin, karena aku takut tidak selevel dengannya. Dokter selalu bilang, biarkan mengalir saja suasananya. Tapi aku sama sekali tidak percaya diri untuk ngobrol dengan beliau. Aku minder dok.” Kataku jujur.
“ Kenapa minder? Kamu itu wanita cantik dan menarik. Kamu itu punya badan yang sangat bagus dan sexy. Kenapa kamu minder?’ Tanyanya saat tremornya sudah berhenti.
“ Pasti bukan itu yang dilihat dokter Kevin dari seorang wanita. Pasti dia melihat seorang wanita dari isi otaknya. Tidak semua pria memandang wanita dari tubuhnya. Dan aku yakin sekali, dokter Kevin bukan pria itu.” Kataku pelan karena takut dia marah karena telah menyanggahnya. Seharusnya dia lebih tahu, bagaimana suaminya itu memandang seorang wanita. Tidak semua laki-laki terangsang hanya karena ukuran payu.dara wanita.
Dokter Evie terdiam. Dia tampak memikirkan sesuatu lalu menganggukkan kepalanya tanda dia setuju pendapatku dan aku lega, dia tidak marah.
“ Okay, mari kita buat suatu kondisi dan menunjukkan kepada Mister Kevin kalau kamu itu pintar. Aku akan memikirkannya hari ini tentang apa yang harus kamu lakukan agar dokter Kevin bisa melirikmu.” Katanya.
Aku menghela nafasku. Benar-benar berat pekerjaan ini. Benar-benar menguras emosi pekerjaan yang harus aku lakukan ini. Aku lebih siap mental , mengepel tiga kali sehari seluruh rumah besar ini, daripada harus terlibat dengan perasaan tidak menentu ini. Isi perutku berputar-putar bagaikan roller coaster yang ada di Dufan. Otakku penuh dengan pertanyaan, bagaimana dan mengapa. Tapi semua itu tidak bisa kutolak, karena pertama, aku ingat janjiku pada Susan, betapapun beratnya pekerjaan di Taiwan, aku akan siap menghadapinya dan yang paling membuatku tidak bisa bernafas adalah tanda tanganku di selembar kontrak kerjaku. Hanya ada satu hal yang seakan memberiku oksigen untuk bisa tetap bernafas adalah janji sertifikasi akupuntur dari dokter Evie. Apakah sudah benar keputusan yang aku ambil ini? Aku sendiri juga tidak tahu. Aku sendiri juga takut. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku sudah terperangkap dalam lingkaran tak berujung, yang aku sendiri tidak tahu bagaimana membuka pintu untuk melepaskan diri dan terlepas dari perangkap itu.
+++
Sore itu Madam Evie memanggilku masuk ke ruang perpustakaan. Aku yang sedang mengepel, buru-buru masuk ke ruangan penuh buku itu.
“ Ini karya tulisku berupa buku ilmu akupuntur dasar dalam bahasa Mandarin, aku ingin kamu mentranslatenya ke bahasa inggris. Kamu bilang mister Kevin tidak akan tertarik pada tubuh seksimu. Mari kita buat dia tertarik dengan kepintaranmu. Bahasa inggrismu sangat bagus dan kamu menguasai bahasa mandarin dengan baik, jadi aku yakin, kamu bisa mentranslate buku ini.”.
Ternyata ini hasil pemikiran dokter Evie untukku, agar suaminya bisa melirikku.
“ Baik dokter. Aku tidak keberatan mentranslatenya, sekalian aku bisa belajar.” Kataku semangat.
“ Dan ingat pergunakan waktumu nanti malam untuk bertanya kepada mister Kevin, jangan diam saja seperti patung. Seberapa pintar dan hebatnya otakmu, kalau mulutmu tidak terbuka, nggak ada yang tahu, kalau kamu itu sangat pintar. Aku ingin dalam minggu ini, tugas itu sudah terlaksana. Jangan lagi ditunda-tunda. Karena aku takut Mister Kevin akan semakin parah dan dia semakin stress karena tidak ada pelampiasan. Dan kalau memang disfungsi seksualnya bukan karena psikologis tapi karena alasan medis, kami bisa segera pergi berobat, mungkin ke Jepang biar suamiku tidak kehilangan harga diri sebagai seorang dokter dan lelaki. ” Katanya dengan nada lebih lembut sekarang.
“ Sebagai lelaki, dokter Kevin pasti banyak cara untuk melepaskan stressnya, dan bukannya seorang dokter harus menjaga rahasia pasiennya, jadi kenapa takut kalau harus berobat di Taiwan? ” Tanyaku pelan karena heran, kenapa sampai harus berobat ke Jepang.
“ Mister Kevin itu dokter jantung terbaik di Taiwan, dia satu-satunya dokter yang berhasil melakukan transplantasi jantung. Jadi dia sangat terkenal di seluruh Taiwan, dia tidak mungkin mau berobat di Taiwan, meskipun aku memaksanya. Jadi kalau alasannya medis, kami akan berobat ke Jepang dan tentu saja kamu harus ikut untuk membantuku. Aku sangat mengenali kebiasaan suamiku, dia memerlukan seks untuk relieve his stress. Dulunya sehabis operasi panjangnya, itu yang selalu dia harapkan saat sampai di rumah. Katanya cara paling cepat dan tepat. Kegiatan beberapa menit, tapi mood booster banget bagi dirinya. Jadi sudah hampir beberapa bulan belakangan ini, dia tidak bisa melakukannya bersamaku. Apa yang bisa kulakukan saat menegang saja miliknya tidak bisa. Kamu bisa mengerti betapa putus asanya aku? Betapa aku merasa bersalah? Di saat aku terhimpit beban untuk kedudukanku di rumah sakit, nama baik yang telah kami pupuk selama ini dan juga beban penyakit sialanku ini? Jadi tolong Jenni, jangan tunda-tunda lagi. Bercintalah dengan suamiku. Anggap kamu dokternya yang harus mendiagnosa dia. Okay? ” Kata dokter Evie sambil mengenggam tanganku.
“ Apakah tidak lebih baik, madam jujur pada dokter Kevin, Tanya pendapatnya, apakah dia mau melakukannya. Kalau dia mau baru kita lakukan. Kalau dia tidak mau, mungkin kita langsung terbang aja ke Jepang dan memeriksanya.” Pintaku dengan suara lirih.
“ Gila kamu. Mana mungkin aku jujur. Dia pasti langsung menolaknya dan dia juga tidak mau berobat pastinya. Dia selalu bilang, ini alasan psikologis, bukan alasan medis. Jadi aku benar-benar memerlukan bantuanmu dan kamu juga perlu bantuanku untuk mengangkat derajat hidupmu bukan? Kamu sangat ingin menjadi ahli akupuntur dan mempergunakan ilmumu saat kamu kembali ke Indonesia.?” Katanya mulai lagi dengan tawarannya yang tidak bisa kutolak.
Aku tahu kalau aku menolaknya sekali lagi, dia langsung akan mengeluarkan map berisi kontrak kerjaku, untuk lebih menekanku yang memang sudah tidak bisa mundur lagi. Akhirnya aku mengangguk.
“ Baik dokter, beri aku waktu sebentar lagi . Akan aku lakukan tugas yang engkau berikan. Agar dokter tidak terus-terusan merasa bersalah dan agar kita bisa mengobati Mister Kevin kalau penyebabnya ternyata adalah medis. Saya hanya perlu melakukannya sekali saja kan? ” Tanyaku memastikan
Dokter Evie menganggukan kepalanya dan tersenyum.
“ Tranlate buku itu. Dan tanyakan bila ada yang tidak kamu mengerti. Kalau berhasil kamu translate dengan baik, aku berniat mempublikasikannya, agar ilmu akupuntur lebih banyak dikenal.” Katanya.
“ Baik dokter, pasti akan aku translate sebaik mungkin. Apakah namaku nanti boleh ditulis juga di bukunya? Tranlated by Jenni Chen.” Kataku sambil tersenyum membayangkan namaku yang tercetak dibawah namanya.
“ Boleh. Memang harus tertulis namamu karena kan kamu yang translate. Nanti namaku di atas. Written by Evie Lim dan namamu di bawah, Translated by Jenni Chen ” Katanya dengan senyuman juga.
Aku mengepalkan tanganku dengan kencang, tugas mentranslate ini sungguh luar biasa. Aku akan mengerjakannya sebaik mungkin, bersamaan mengerjakan tugas lainnya dengan tujuan Mister Kevin bisa melihat kepintaranku atau paling tidak melirikku dan memandangi aku sebagai seorang wanita bukan sekedar TKI yang merawat istrinya. Kini Oksigen yg kudapat lebih banyak lagi dan kali ini bisa membuat nafasku lebih lega dan tidak lagi sesak.