Kevin menatap Jenni yang kembali duduk di depannya. Jenni sama sekali berubah 180 derajat dari kemarin, ketika dia tersinggung dengan nada bicara Kevin yang seakan merendahkannya, dia berubah menjadi wanita demanding, yang ingin menunjukkan kalau mereka berdua ini setara, dia bukan wanita tempat Kevin melampiaskan nafsunya begitu saja . Tapi sekarang dia berubah jadi seorang wanita penurut yang siap menerima segala hukuman dari majikannya.
“ Jen.. dengarkan aku. Aku tahu, kamu mungkin akan mengatai ku gila. Tapi perasaan ini, tidak bisa lagi kutahan. Pandangi aku Jen! ”Kata Kevin ketika melihat Jenni tetap menunduk.
Dengan ragu Jenni menatap wajah tuannya. Menatap mata bening Kevin yang terlindung di balik kacamata bundarnya. Mata yang tidak ada sedikitpun sorot kemarahan di dalamnya, bahkan di mata bening itu tersorot kelembutan dan pengharapan.
Kevin tersenyum lembut padanya dan berpindah duduk di sampingnya. Jenni semakin gemetar.
Aduh, majikan lelakinya ini, memang sudah gila, sebelum dia mengucapkan maksudnya saja, aku sudah menganggapnya gila, ngapain juga dia pindah ke sampingku? Aku ini perawat istrimu, tuan. Diriku tidak sederajat dengan kehidupan kalian di sini, yang punya nama baik dan kekuasaan yang harus di jaga. Kegiatan kita kemarin harus menjadi rahasia, kalau kalian berdua tidak mau nama baik yang telah kalian pupuk selama ini, hilang tanpa bekas.
Setelah terdiam tanpa suara. Masing-masing dalam pikirannya yang berkecamuk. Kevin memantapkan hati untuk mengatakan kepada Jenni tentang keinginannya.
“ Jen. Aku ingin menikahimu dengan resmi. Aku jatuh cinta padamu. Maukah kamu?”
Jenni tampak terkejut dan melongo, mulutnya terbuka lebar. Tidak tahu harus menjawab apa? Bagaimana mungkin majikannya yang seorang dokter terkemuka se Taiwan Raya, jatuh cinta padanya? Dan ingin mengajaknya menikah dengan resmi. Jenni tahu, memang hukum di Taiwan, memperbolehkan seorang lelaki beristri lebih dari satu asal istri pertamanya mengijinkan. Tapi menikah dengan Jenni yang hanya seorang TKI, apakah dokter Kevin sudah benar-benar gila? Apakah dia tidak tahu, kalau Jenni berada di kasta yang lebih rendah dari dirinya?
“ Aku benar mencintaimu Jen, Perasaan yang tidak bisa kulawan lagi, dari kemarin sampai sekarang ini, aku nggak bisa fokus dan itu berbahaya untuk pekerjaanku. Aku ingin menikah resmi denganmu. Bukan hanya sekedar membuatmu menjadi pelampiasan nafsuku.” Kata Kevin dengan sorot mata semakin lembut.
Dia benar-benar uda gila. Pikir Jenni dalam hatinya. Tapi apakah sebegitu jatuh cintanya dia pada diriku, sampai memintaku menikah dengannya? Dan tadi dokter Evie, juga mengatakan, kalau dia mengijinkan suaminya menikahi aku. Kedua orang ini mungkin sudah gila, atau mereka putus asa ? Di satu sisi, milik Kevin tidak bisa berkembang sempurna ketika bersama Evie dan satu sisi lainnya, dia ingin suaminya bahagia. Terbuat dari apa hati, dokter Evie? Kenapa dia sanggup berbagi cinta dengan wanita lain ? Apakah dia mengijinkan suaminya menikah denganku, tanpa syarat dan embel-embel? Pertanyaan -pertanyaan itu berputar di kepala Jenni.
“ Perasaanku tulus padamu, aku tahu perasaanku Jen. Aku tidak pernah seperti ini. Aku sudah menyukaimu, ketika seminggu kita bersama membaca buku dalam diam. Aku suka saat engkau menggigit bibirmu, ketika engkau sedang berpikir. Aku suka melihatmu yang mengeryitkan dahi dan aku suka semuanya tentang dirimu dan perasaan itu menggila ketika kamu menciumku dan makin tidak bisa kutahan ketika engkau membelai semua tubuhmu.” Kata Kevin sambil memandang lekat-lekat mata Jenni.
“ Itu berarti anda nafsu, Mister. Bukan cinta.” Kata-kata penolakan itu yang keluar dari mulut Jenni dengan suaranya yang perlahan.
“Aku juga bingung awalnya, apakah itu sekedar nafsu atau memang aku jatuh cinta padamu. Tapi kalau keinginan untuk menikahimu secara resmi, aku sangat yakin itu, terlepas ntah aku hanya nafsu padamu atau aku jatuh cinta. Waktulah yang bisa membuktikannya.” Kata Kevin dengan kata-kata jujur tanpa gombalan.
“ Aku tidak ingin menyakiti dokter Evie. Aku tidak ingin jadi wanita yang menyakiti hati wanita lain, karena aku sudah pernah merasakan betapa sakitnya itu.” Kata Jenni pelan tanpa berani memandang ke arah Kevin yang tetap menatapnya dengan lembut.
“ Evie sudah mengijinkannya. Aku akan mencintai kalian berdua secara adil. Aku tidak akan melupakan cintaku pada Evie. Tadi kami sudah saling memahami, dan Evie juga tentu sudah mempertimbangkan segala hal, sehingga dia lebih mengijinkan aku mencintaimu, daripada kalau aku jatuh cinta dengan wanita lain. Jadi maukah kamu menikah dengan ku. Kita akan register pernikahan saja agar kamu bisa sah tinggal di negara ini tanpa repot lagi mengurus visa. ” Kata Kevin, kali ini sambil mencoba mengenggam tangan Jenni yang langsung ditarik oleh Jenni.
Dengan menikah resmi, memang Jenni langsung bisa tinggal tanpa repot lagi urus visa,meskipun kontrak kerjanya berakhir tiga tahun lagi. Dengan menikah , dia bisa tinggal seumur hidupnya di Taiwan tanpa perlu kembali lagi ke Indonesia. Dengan menikah, statusnya bukan lagi seorang TKI, tapi dia akan berubah menjadi nyonya dokter dan nasibnya akan berubah total. Dia bukan lagi seorang serdadu tapi kembali jadi ratu meskipun masih ada sang ibu suri yaitu Evie. Apakah aku harus menyetujui saja lamaran cinta dari dokter Kevin? Aku toh tidak akan rugi apa-apa? Persetan dengan perasaan cinta, karena aku dan Garry yang jatuh cinta dari remaja, juga tidak bisa mempertahankan rasa cinta itu. Dia tetap menyelingkuhi aku , bahkan dengan tega mengusirku. Apakah sekali ini, aku gambling saja. Menerima lamarannya dan kembali pada hidupku yang dulunya terpuruk, sekarang kembali akan menanjak tinggi.
“ Jen. Kamu tidak usah khawatir, tentang semua hal. Aku yang akan mengurusnya. Kamu tinggal menyetujui lamaranku ini dan semua hal akan aku bicarakan dengan Evie. Kami pasti akan melakukan yang terbaik. Kamu tidak usah takut, statusmu akan merusak nama baikku. Dari awal, Evie mengatakan kalau kamu muridnya, tidak ada seorangpun yang tahu kalau kamu itu TKI yang bekerja merawat Evie. Dan apabila kamu menyetujui pernikahan ini, aku akan menggaji satu orang pekerja lagi untuk melakukan seluruh pekerjaan rumah tangga, tapi mungkin tidak dari Indonesia, melainkan dari Vietnam, agar kamu juga lebih nyaman, dan dari awal dia sudah tahu, kalau kamu adalah istriku.” Kata Kevin penuh rencana.
Aku terdiam, sepertinya Kevin sudah memikirkan semua hal. Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya. Pandangan kami bertemu. Matanya tetap teduh dan menenangkan. Dia tersenyum dengan lembut, dia tahu, aku 70 % sudah menyetujui penawarannya. Tapi aku ingin memantapkan hatiku dulu. Bolehkah aku melakukan hal ini?
“ Dengan adanya pembantu itu, kamu bisa fokus hanya belajar akupuntur dari Evie. Lalu ikut ujian sertifikasi. Hanya mungkin Evie, pasti tetap memintamu merawatnya begitu juga dengan Kenny, karena aku lihat, mereka berdua sudah sangat nyaman dengan mu. Bersediakah kamu membantuku merawat Evie dan Kenny, meskipun sudah jadi istriku nanti?” Tanyanya dengan perasaan bersalah, karena meminta Jenni merawat orang-orang kesayangannya, meskipun sudah jadi istrinya nanti.
“ Aku nggak keberatan merawat Kenny, aku juga menyayanginya. Dokter Evie juga sudah kuanggap kakak ku sendiri.”Kata Jenni dengan suara pelan dan hal itu membuat Kevin senang.
“ Jadi kamu bersedia jadi istriku? Kamu menerima lamaranku?”
Aduh.. Jenni menggeleng-gelengkan kepalanya binggung, bukan itu maksudnya sebenarnya, dia hanya ingin bilang, dia senang bisa merawat Kenny dan Dokter Evie, bukan karena menerima lamaran dokter Kevin, tapi mengapa harus ditolaknya lagi, mungkin itu adalah tawaran terbaik yang bisa didapatnya dari seorang pria yang sukses seperti Kevin. Kalau ditolaknya , mungkin tawaran yang sama,tidak akan datang lagi pada kehidupannya. Jenni tetap akan menghabiskan waktunya menjadi TKI selama tiga tahun dan setelah itu , dia akan pulang dan kembali lagi ke Taiwan saat kehabisan uang untuk kembali bekerja dengan majikan lainnya tapi itu berarti dia tetap akan jadi TKI seumur hidupnya, tapi kalau dia terima penawaran ini. Dia akan kembali menjadi seorang ratu.
“ Jen..” Suara dokter Kevin terdengar sangat lembut di telinga Jenni .
“ Kamu menerima lamaranku?” Tanyanya kali ini dengan menggengam erat tangan Jenni.
Jenni menguatkan hatinya dan dia mengangguk yakin.
Kevin langsung mencium dahinya dengan lembut dan mengucapkan terimakasih.
Ciuman yang hanya di dahi, bukan dibibir, tanda Kevin menghormati dan mencintainya bukan sekedar nafsu padanya.