Takdir atau Rencana

1923 Kata

“Bagaimana kamu bisa setuju sama penawaran ini? Sudah kehilangan cara untuk mencari pekerjaan?” tanya Martin yang sedang menyetir sambil mengulam senyumnya. "Aku pikir kamu akan terus duduk di kontrakan sambil menunggu Tuhan memberikan pekerjaan secara cuma-cuma." “Ya ya, saya tahu kalau selama ini hanya benalu. Lagi pula saya terima pekerjaan ini bukan karena sudah kehilangan cara untuk mencari pekerjaan. Saya masih punya banyak cara untuk mencari pekerjaan. Kamu tidak perlu khawatir, Martin!” Daiva menjawab. Perempuan itu hanya berbohong kalau punya alasan lain kenapa menerima tawaran pekerjaan menjadi office girl di kantor. Dia tidak ingin dibayang-bayangi oleh utang budi dan juga memang butuh. Dulu ketika dia masih di rumah bersama Abiraka, tidak pernah dia kesulitan mencari uang. Se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN