Bab 52. Belum Sempat

1560 Kata

JAKARTA Peter Dumanuw duduk di salah satu meja ruang BAP dengan wajah ditekuk dan separuh melamun. Ia menghela napas berkali-kali dan tak tahu harus melakukan apa. “Oi, ngelamun aja lu, kesambet ntar baru tau rasa!” sahut Jasman memanggil lalu meletakkan seplastik gorengan di atas meja. Jasman juga ikut duduk di depan Peter setelah menarik salah satu kursi dari meja lain. “Ngapa sih lu, ngelamun bae?” tukas Jasman lagi dengan logat betawinya yang kental. Wajah Peter benar-benar murung dan tak bergeming. Sudah dua hari dia murung seperti itu. Biasanya ia selalu mengoceh tak henti bagai beo. “Heh! Gue tanya di diemin. Nih makan, gue beli dari warung bang Eman!” sambung Jasman lagi membuka plastik gorengan dan menyajikannya di depan Peter. Peter mengambil salah satu tempe goreng tapi teru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN