Bab 154. Terluka

1870 Kata

BEBERAPA SAAT SEBELUMNYA Mobil milik Halim tiba di parkir kantor polisi Polres tempat Dion bertugas. Ia memarkir dengan baik lalu menoleh pada istrinya Dewi setelah menghela napas panjang. Dewi yang ikut menoleh pada suaminya, Halim lalu melepaskan sabuk pengaman dan menoleh ke belakang. “Bu, sebelum kita masuk ke dalam, boleh Dewi minta sesuatu sama Ibu?” ujar Dewi pada ibunya Sulastri yang duduk di belakang. Nenek Sulastri hanya mengangguk pelan. “Nanti di dalem, Ibu ndak usah membantah apa pun. Biarkan Dion yang menjelaskan sama Ibu. Aku ndak mau lihat Ibu sakit karena masalah yang dialami oleh Dion,” ujar Dewi lagi menjelaskan pada ibunya sebaik mungkin. “Biar bagaimana pun Dion itu tetap akan menjadi cucu Ibu, Keponakanku dan anak Mas Steven dan Anggi. Kita sebagai keluarga sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN