02

1039 Kata
Suara dentuman musik menghentak ke segala penjuru Heaven Club, kelab terbesar dan termewah di kawasan Hongdae, Seoul. Puluhan manusia berpakaian mahal dan modis tampak meliuk-liukkan tubuhnya di atas lantai dansa. Tak jarang, di antara mereka ada beberapa pasangan yang saling mencumbu satu sama lain. Pemandangan yang sama terjadi di beberapa meja di pojok-pojok ruangan kelab tersebut. Di antara manusia-manusia tersebut, tampak empat orang remaja yang sedang asyik menikmati hiburan malam di sana. Mereka adalah Oh Sehun, Kim Jongin, Park Chanyeol, dan Byun Baekhyun. Oh, jangan tanya bagaimana anak di bawah umur seperti mereka bisa masuk ke sana. Mereka punya banyak uang. Ditambah lagi, Jongin adalah putra dari pemilik kelab tersebut, Kim Insung. Jadi, bisa dipastikan kalau mereka bebas pergi ke sana kapanpun mereka mau. Bahkan, sudah bukan rahasia lagi kalau mereka sering 'minum' dan one night stand di sana. "Kau gila, Hun! Bagaimana bisa kau mencium Shinbi di depan banyak orang seperti tadi?" Chanyeol berkata. Ia menatap Sehun sambil menggeleng tak percaya. "Hey, sebenarnya apa yang kau pikirkan tadi? Aku tahu dia memang sangat cantik, tapi haruskah kau melakukannya? 'Salam perkenalan'? Tsk!" celetuk Jongin sambil menyeringai meneguk birnya. Di sampingnya, Baekhyun hanya tertawa kecil sambil ikut menggeleng tak habis pikir. Sehun terpekur mendengar pertanyaan teman-temannya. Benar, untuk apa sebenarnya dia mencium Shinbi? Ah, sebenarnya dia melakukan hal itu untuk mempermalukan Shinbi. Ia ingin membalas perbuatan Shinbi sekaligus menandai gadis itu agar tidak ada yang berani menyentuhnya. Baik menyentuh dalam konotasi positif maupun negatif. Sehun ingin membuat gadis itu menyesal karena telah berani berulah padanya. Namun, kenapa sekarang dia jadi terus teringat oleh wajah Shinbi? Tidak hanya itu, jantungnya terus saja berdebar tak karuan setelah ciuman itu terjadi. Padahal, itu sudah kesekian kalinya ia mencium bibir seorang gadis. Melakukan yang lebih jauh dari itu pun pernah dilakukannya. Tapi itu semua Sehun lakukan atas dasar nafsu dan Sehun tidak berdebar ketika mengingatnya. Kali ini, semuanya sangat jelas berbeda. Sehun tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya dan ia tidak menyukainya. Ia benci perasaan seperti itu. Akan tetapi, sudut kecil di dalam dirinya berkata bahwa ia menginginkannya. Ia menginginkan Jo Shinbi. Lantas, perasaan macam apa yang sebenarnya sedang dirasakannya? "Woah, jangan-jangan kau jatuh cinta pada gadis itu, ya?!" Tiba-tiba Baekhyun berseru. Sehun, Chanyeol, dan Jongin langsung menoleh terkejut padanya. Terutama Sehun yang langsung mendelik karena perkataannya. "Jangan bicara sembarangan, Baek! Dia sudah mempermalukanku, jadi mana mungkin aku jatuh cinta padanya?" Sehun mendesis tak suka. Baekhyun mengangkat bahu. "Kenapa? Apa ada yang salah? Sadarkah kau, setelah ciuman itu, kau tampak berbeda? Kau jadi lebih pendiam dan sering melamun." "Aku setuju dengan perkataan Baekhyun," Chanyeol angkat bicara. Ia menatap Sehun serius. "Kau memang tampak berbeda, Sepupuku. Aku sudah mengenalmu seumur hidupku dan aku sangat mengenalmu. Jadi, kalau ada yang berbeda sedikit saja darimu, aku pasti tahu." Sehun mendengus. Spekulasi macam apa itu? Jatuh cinta? Mana mungkin?! Dalam kamus hidup seorang Oh Sehun hanya ada ambisi dan nafsu. Mustahil seseorang yang dingin dan sering berwajah datar seperti dirinya jatuh cinta. Apalagi, kepada Jo Shinbi yang terang-terangan melawannya. Ugh, bukan khas Sehun sama sekali! "Ah, sudahlah, Hun! Terima saja kenyataan bahwa kau memang jatuh cinta padanya. Lagi pula, dia sangat cantik. Bahkan, dia jauh lebih cantik daripada gadis-gadis yang sering mengejarmu atau yang pernah tidur denganmu," Jongin menimpali. Ia berkedip pada Sehun yang menatapnya tajam. "Terserahlah!" Sehun bangkit dari duduknya dengan emosi. Ia pun segera pergi dari ketiga temannya yang menjengkelkan itu untuk pulang. Hari ini, ia benar-benar sedang kacau. Tidur adalah solusi terbaik yang ia bisa lakukan. Sementara itu, sepeninggal Sehun, Jongin, Chanyeol, dan Baekhyun justru tertawa geli. Mereka tidak menyangka bahwa sahabat mereka itu bisa begitu uring-uringan hanya karena seorang gadis. Yeah, ini pertama kalinya Sehun bisa begitu marah saat membahas seorang gadis. Wajar bila ketiga sahabatnya itu tak henti-hentinya menggoda dirinya. ***** Dengan kecepatan luar biasa, Sehun mengendarai Lamborghini Aventador-nya membelah jalanan kota Seoul. Ia tidak peduli pada kondisi jalanan yang masih lumayan ramai mengingat saat ini memang masih pukul 9 malam. Sehun begitu karena ia terus saja memikirkan perkataan teman-temannya mengenai Shinbi. Ditambah lagi bayangan wajah Shinbi selalu menghantui pikirannya. Sungguh, ia frustrasi pada perasaannya sendiri. Ia tidak mengerti perasaan apa yang sedang memasuki relung hatinya. Kenapa seorang gadis yang sama sekali tidak tertarik padanya justru bisa membuat perasaannya begitu kacau seperti ini? Benarkah ia ... jatuh cinta? Bagaimana bisa? Sehun bahkan baru bertemu Shinbi sekali. Argh! Sehun mengacak rambutnya frustrasi. Jo Shinbi sialan! Mobil Sehun berdecit saat ia berhenti di lampu merah. Ia mengarahkan pandangannya keluar kaca untuk mencari pengalih perhatian. Namun, seketika ia membeku. Gadis yang sejak tadi membuatnya uring-uringan ada di halte bus yang berada tak jauh dari lampu merah. Gadis itu tidak sendirian, ia bersama Lee Taeyong. Mereka sepertinya sedang menunggu bus bersama sambil saling tertawa. Saat itulah jantung Sehun kembali berulah. Penyebabnya adalah senyum dan tawa Shinbi yang begitu lepas yang tampak mempesona. Namun, ada perasaan lain yang tak kalah asing yang merayapi hatinya. Perasaan seperti terbakar, seakan ingin marah. Perasaan ingin menggantikan posisi Taeyong saat ini dengan dirinya. Sehun cemburu. ***** Hari ini benar-benar aneh. Shinbi baru saja datang dan langsung diberi ucapan selamat. Selamat untuk apa? Shinbi tidak sedang berulang tahun hari ini, omong-omong. Tidak hanya ucapan selamat, para siswi sebagian menatapnya sinis dan bahkan saling berbisik. Ada apa sebenarnya? Begitu Shinbi memasuki kelasnya, situasi yang sama juga melandanya. Teman-teman sekelasnya mengucapkan selamat padanya. Para siswi di kelasnya juga melakukan hal yang sama dengan sebagian siswi yang ia temui di luar kelasnya. Shinbi semakin bingung ketika tiba-tiba Taeyong menariknya untuk segera duduk di bangku mereka. Taeyong kemudian menyerahkan ponselnya pada Shinbi. Shinbi pun menerima ponsel Taeyong dengan penasaran. Rupanya, Taeyong membuka website sekolah dan di sana ada berita yang menghebohkan. Di sana, Sehun mengumumkan bahwa ia dan Shinbi sudah resmi berpacaran. "Apa-apaan ini?! Aku dan Sehun tidak berpacaran!" Shinbi memekik tak terima. Ia menatap layar ponsel Taeyong tak percaya. "Kenapa dia mengumumkan berita bohong seperti ini? Apa maunya?" Shinbi menyerahkan ponsel Taeyong kepada empunya. Wajahnya kini bersungut-sungut marah. Taeyong menggeleng tak mengerti. Tiba-tiba, ia terkesiap saat Shinbi bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas. "Shinbi?!" Shinbi terus berjalan keluar kelas. Ia tidak mempedulikan Taeyong yang terus-terusan memanggil namanya dan bahkan mengejarnya. Shinbi harus menemui Sehun dan meminta penjelasan pemuda itu. Kalau perlu, ia juga ingin menghabisinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN