Sampai Teras Kembali

1016 Kata
"Alshad, aku mau coba masuk dulu aja ya, nyamperin Yuniar. Biar dia keluar. Setidaknya kita kasih tahu ke yang nge-kost di sini, kalau kita udah datang." Sora tak mau menunggu lama. Ia mau langsung datang pada Yuniar saja. "Iya, Sora. Silakan aja. Aku tunggu di sini aja ya. Kan cowok nggak boleh masuk katanya." "Iya, Alshad. Oke." Sora langsung berlalu begitu saja. Alshad tak tahu saja, jika Sora sebenarnya memutuskan untuk masuk menemui Yuniar, karena ia merasa tak nyaman, hanya berdua saja dengan Alshad. Padahal waktu itu Sora biasa saja. Bisa-bisanya sekarang ia salah tingkah, tidak tahu harus berbuat apa begini. Sora membuka pintu gerbang kecil yang menghubungkan teras dengan bagian dalam kost. Sora sudah pernah masuk ke dalan tempat kost ini, dulu, tepatnya sebelum ia dan kelompok KKN Posko 14 berangkat ke Selopanggung. Semuanya mengumpulkan barang bawaan di tempat ini, yang kemudian akan diangkut dengan mobil pick up menuju ke Selopanggung. Makanya tempat ini sudah tidak asing sama sekali bagi Sora. Ia langsung masuk saja. Berjalan ke arah kiri. Lalu belok ke kanan, menelusuri lorong, menuju ke kamar Yuniar alias Sri. Si perawan Kalimantan yang merantau ke Jawa demi menuntut ilmu. "Sri ...." Sora mengetuk kamar Yuniar dengan sedikit brutal. Tentu saja. Ia kesal karena bahkan Yuniar yang menyediakan tempat, malah bisa-bisanya belum ada di tempat yang dijanjikan untuk berkumpul. Tidak ada respons dari Yuniar. Sora curiga, jangan-jangan Yuniar masih tidur. "Sri ...." Sora mengetuk pintu sekali lagi. Masih tak ada respons juga, Sora pun akhirnya memutuskan untuk koar-koar di grup saja lah. Biar semua anggota grup panas dingin. 'Pada ke mana semua nih? Yang datang baru aku sama Alshad. Awas aja ya pada nggak datang. Kalau yang ngerjain laporan cuman aku sama Alshad, nanti yang aku tulis namanya di laporan yang cuman kami berdua. Kalian semua nggak akan dapat nilai. Aku serius. Aku emang orangnya tegaan. Kalian nggak suka ya terserah. Aku malah lebih nggak suka sama orang yang ingkar janji kayak kalian tuh.' Sora menyeringai ketika mengetik dan akhirnya mengirim pesan itu di grup KKN kelompok 14. Ia memotret pintu kamar Yuniar yang masih tertutup rapat. Kemudian mengirimnya ke grup juga. Sora mengetuk pintu kamar Yuniar sekali lagi. "Sri ... aku tunggu di luar. Aku sama Alshad nyicil ngerjain duluan. Nanti kamu nyusul ya. Kalau nggak nyusul, sana bikin laporan sendiri aja. Bye ...." Sora sengaja mengeraskan suaranya. Supaya Yuniar dengan jelas bisa mendengar ancaman terselubung di balik kata-katanya. *** Di grup chat lain dari KKN kelompok 14, yang di dalamnya tidak ada Sora dan Alshad. Eh, bukan hanya Sora dan Alshad saja yang tidak ada. Tapi juga semua yang sudah tidak pernah muncul di grup lagi pasca selesai kegiatan KKN di Selopanggung. Hanya tersisa beberapa glintir manusia saja. Yang lain entah ke mana. Mungkin sudah tidak butuh untuk mengejar nilai. Mereka sengaja tidak menyertakan Alshad dan Sora, karena memang ingin memperjuangkan hubungan dua sejoli itu sampai halal nanti. Yuniar: Aduh gimana ini gaes? Itu si Sora kayaknya marah banget. Barusan dia gedor-gedor kamar aku, tapi sengaja nggak aku bukain. Aku takut dimakan sama dia. Serem! Kiki: Duh, si Sora pake ngancem segala pula di grup. Lagian sensian amat. Padahal kemarin pas dikurung di dapur, mereka malah asyik bikin mie berdua, terus makan bareng pula. Dana: Makanya, Gaes. Aku kan udah bilang. Sora itu udah punya pasangan. Kegiatan kalian ngejodohin Sora sama Alshad nggak direstui semesta. Makanya belum apa-apa, Sora udah sewot begitu. Udah lah, aku mau berangkat sekarang aja. Dari lada perjuangan KKN 1 bulan, malah nggak dapat nilai.' Kiki: Awas aja kamu berangkat, Dana. Ntar dulu, jangan buru-buru. Baru dapet gertakan dikit gitu aja udah keder kamu. Kita pikirin dulu enaknya gimana. Jangan gegabah lah. Kamu nggak satu visi dan misi sama kami semua. Kalau memang nggak cocok di grup ini, mending keluar aja lah. Atau mau aku kick aja?' Wenda: Tahu tuh si Dana. Udah dibilang dari awal. Kalau kamu bukan Shipper-nya Sora-Alshad, mending kamu keluar dari grup sejak awal. Bukannya di sini, tapi malah menyebarkan virus keburukan, yang tetap mendukung Sora sama cowok berinisial S itu. Dana: Bukan gitu, Wenda. Habisnya gimana. Perasaan kan nggak bisa dipaksakan. Sora kayaknya udah cocok sama si S. Ngapain kalian memaksakan ngejodohin dia sama Alshad, sih? Safii: Duh ... panas ... panas ... minum es tape cor enak, nih. Albert: Iya, nih. Naik lagi aja yuk, Saf. Kita beli es tape cor aja. Dari pada di sini panas. Ntar ikutan lagi kalau udah adem. Fajar: Ikut dong beli es tape cor Safii: Kuy Albert: Gas keun .... Kiki: Tiga kutu kupret ini ya. Datang-datang bikin situasi makin rusuh aja. Diem aja deh kalian. Buat Dana nih, ya. Kalau tujuan kamu mau datang nyamperin Sora sama Alshad, demi nilai, karena takut dengan ancaman Sora, mending kamu singkirkan rasa takut itu jauh-jauh. Karena soal nilai, itu harus ada campur tangan aku sebagai ketua. Paham? Tapi kalau alsan kamu mau nyamperin mereka memang karena kamu nggak dukung visi misi kami buat jodohin Sora sama Alshad ... mending kamu out aja deh sekarang.' Wenda: Aku setuju deh sama Kiki. Mau seserem apa pun ancaman Sora. Tetap aja dia cuman wakil. Yang nggak akan bisa ambil keputusan, kecuali atas persetujuan Kiki. Kamu aku kick dari grup ini aja sekarang ya, Dan. Dari pada bikin suasana panas terus! Dana: Iya, iya, deh. Maaf. Aku tolong jangan di kick. Soalnya aku penasaran kalian punya rencana apa aja buat Alshad dan Sora. Meskipun aku nggak dukung, tapi aku janji nggak akan bikin. ricuh lagi deh. Wenda: Nah ... gitu dong. Terus gimana, Ki? Kita Enaknya bikin alasan apa nih me Sora? Kiki: Tenang ... aku sebenernya udah ada rencana. Rencananya adalah ..... Kiki pun menjelaskan rencana mereka selanjutnya. Dan semuanya pun langsung setuju dengan usulan Kiki itu. *** Sora kembali berjalan ke teras, sambil terus memeriksa grup KKN. Tapi sama sekali belum ada yang membalas. Padahal ketika Sora cek, mereka sudah banyak yang membaca pesan yang baru saja ia tuliskan. Termasuk Yuniar yang baru saja ia gedor kamarnya. Semakin kentara saja, bahwa mereka memang punya rencana khusus yang disembunyikan. Sora berjalan santai melanjutkan langkahnya. Hingga ia akhirnya sampai di teras kembali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN