Rencana yang Memojokkan

1068 Kata
Alshad sedang melihat pesan yang ditulis oleh Sora di grup KKN. Kalau dilihat-lihat, Sora sepertinya tidak semarah yang tersirat dalam pesan yang ia tulis. Tapi ia sengaja menyiratkan pesan seperti itu, karena ingin memberi trigger pada anggota kelompok yang lain. Supaya mereka segera datang ke sini. Dugaan Alshad tentang anggota lain yang memang sengaja membiarkan mereka berdua saja, sepertinya itu memang benar. Di dalam sana, Sora pasti gagal membawa Yuniar keluar dari kamarnya. Makanya Sora memutuskan untuk menulis pesan seperti itu. Alshad terdiam kembali, menunggu Sora keluar dari gerbang rumah kost. Terdengar langkah kaki yang semakin mendekat, dan juga pintu gerbang yang kembali terbuka. Disusul dengan munculnya Sora dari balik pintu itu. "Mana si Sri?" tanya Alshad segera. Sora hanya mengangkat bahunya. "Kayaknya mereka beneran sekongkol deh. Aku udah gedor pintu kamar si Sri berkali-kali. Tapi dia tetap nggak bukain pintu. Setelah aku tulis pesan di grup itu tadi ... kamu udah baca, kan?" Alshad mengangguk. "Iya, udah." "Nah, setelah aku tulis pesan itu, si Sri udah ikutan langsung baca. Tapi dia nggak buka pintu juga. Bisa jadi dia lagi ada di luar sih. Tapi nggak. Sandal kesayangannya ada di rak depan. Dan motor sama helmnya juga ada tuh." Sora menunjuk motor milik Yuniar yang terpakir rapi, dan helm-nya berjajar bersama deretan helm anak kost yang lain. "Mereka beneran sengaja bikin kita berduaan aja. Rencana ngerjain laporan kemarin cuman fiktif. Fix, udah pasti itu." Sora menjelaskan dengan menggebu-gebu. Alshad hanya tersenyum tipis. Ia ingin tersenyum lebih lebar, namun sulit. Dari tanggapan Sora tentang rencana anggota kelompok KKN yang hanya fiktif -- di mana Alshad sebenarnya memikirkan hal yang sama -- tapi tanggapan Sora menunjukkan dengan jelas bahwa ia benar-benar tidak suka dengan pengaturan yang dibuat oleh anggota KKN itu. Sebegitu tidak sukanya Sora diatur supaya berduaan saja dengan Alshad, hingga reaksinya seperti itu. Alshad tahu diri. Mungkin memang hanya ia pihak yang mencintai. Dan Sora sudah mempunyai orang di sampingnya. Tapi tetap saja, rasanya sakit ketika mengetahui seseorang yang spesial di hatimu, ternyata sebegitu tidak suka padamu. Hingga memberikan reaksi tidak suka, yang benar-benar menyakitimu begitu dalam. "Sora ... apa sebegitu nggak sukanya kamu sama aku?" Alshad berusaha menahan dirinya. Namun sulit. Hingga pertanyaan itu akhirnya terucap dari bibirnya. Sora pun tertegun. Tak menyangka pertanyaan seperti itu akan keluar dari bibir Alshad. Sebenarnya Sora bingung kenapa Alshad tiba-tiba bertanya seperti itu. Ia tidak menemukan korelasinya. Namun di saat bersamaan, Sora juga melihat kesedihan yang begitu mendalam di mata Alshad. Sora berpikir keras, apa gerangan yang Membuat Alshad tiba-tiba bicara demikian. Sora benar-benar tidak mengerti. "Kenapa kamu malah tanya begitu, Shad? Aku hanya memberikan reaksi nggak suka atas sikap anggota kelompok kita yang suka mempermainkan waktu. Apa hubungannya dengan aku nggak suka sama kamu?" Sora tidak bisa menahan dirinya untuk membela dirinya sendiri. Karena ia memang tidak seperti yang Alshad tuduhkan. Well, Sora memang tidak menyukai Alshad dengan konteks sebagai pencinta lawan jenis. Tapi bukan berarti Sora tidak menyukai pribadi Alshad sebagai seorang manusia. Sebagai seorang teman. Terlebih mereka sudah pernah tinggal bersama selama 1 bulan, terikat dalam hubungan kelompok KkN, yang mau tak mau membuat mereka memiliki keterikatan khusus. "Mungkin anak-anak emang salah dengan membuat rencana seperti ini. Aku pun juga kecewa sama sikap mereka itu. Tapi aku biasa aja kok. Mungkin karena memang aku yang suka sama kamu ya. Aku malah senang ditinggal berduaan aja sama kamu. Sehingga aku ada kesempatan melakukan quality time bersama dengan seseorang yang aku suka. Seseorang yang spesial di hati aku. Tapi ... aku lupa. Nyatanya aku bukan seseorang yang menempati ruang khusus di hati kamu juga. Makanya kamu menunjukkan reaksi tidak suka yang begitu kuat. Maaf karena aku jadi sensitif begini. Hanya saja, rasanya memang sakit. Ketika seseorang yang aku suka, sebegitu tidak sukanya berada berdua aja dengan aku." Sora pun bergeming. Bingung harus menjelaskan apa pada Alshad. Karena ... bukan maksud Sora seperti itu. Bukannya Sora tidak suka dibiarkan berdua saja dengan Alshad. Hanya saja ... Sora merasa tidak nyaman. Rasa tak nyaman itu muncul dengan sendirinya. Karena mendadak Sora salah tingkah ketika berada berdua saja dengan Alshad. Berbeda sekali dengan saat mereka masih di Selopanggung. Sora benar-benar tidak tahu harus bagaimana. "Shad ... aku minta maaf kalau sikap aku udah bikin kamu sakit hati. Tapi ... percaya atau nggak, maksud aku bukan seperti itu. Aku benar-benar nggak ada maksud menyakiti hati kamu. Aku sendiri bingung bagaimana harus menjelaskan. Tapi sikap aku ... sama sekali nggak ada Hubungannya dengan rasa nggak suka sama kamu. Aku serius. Aku nggak bohong. Tolong jangan salah paham." Sora berusaha menjelaskan. Tapi tentu saja ia tidak mengatakan bahwa ia sebenarnya salah tingkah akibat berduaan saja dengan Alshad. Sora malu lah mengatakannya. Tapi Sora tahu, ia seharusnya mengatakan hal itu. Supaya Alshad langsung percaya padanya. Karena Sora tidak mengatakannya, Alshad masih meragukannya sampai sekarang. Alshad menunduk dalam, dan masih nampak muram. Dan ia ... diam seribu bahasa. Sama sekali tak menjawab penjelasan Sora sedikit pun. Sorot matanya pun penuh kecewa. *** Kiki: Jadi ... kita siap-siap ke sana aja, deh, sekarang. Nanti kita berangkat di saat yang bersamaan ya. Tapi sampai sana kan tetap beda-beda. Biar nggak mencurigakan kalau kita sebenarnya emang sekongkol. Kalau Sora nanti marah-marah, bilang aja, dia yang terlalu sensitif. Telat dikit aja udah ngancem-ngancem. Begitu. Yuniar: Terus aku gimana, Ki? Tadi Sora udah gedor pintu kamar kost aku lho! Kiki: Bilang aja tadi kamu masih mandi. Kamar mandi dalam. Denger sebenernya, tapi kan belum selesai mandi. Pas udah selesai, eh, Sora udah nggak ada di depan pintu. Gitu. Yuniar: Gila kamu, Ki. Licik juga otak kamu ya. Haha. Dana: Jahat banget kamu, Ki. Nggak kasihan apa sama Sora. Dia citranya pasti jadi jelek gara-gara rencana kamu ini. Dia dianggap sensi. Padahal kan emang bener kita sekongkol. Wenda: Kali ini aku setuju sama Dana deh. Kasihan Sora kalau pakai rencana kamu itu, Ki. Kiki: Emang sih. Tapi gimana lagi, dong? Memangnya kalian punya solusi lain? Coba spill deh solusi kalian apa. Dana: Duh ... apa ya .... Wenda: Nah, aku juga bingung. Kiki: Nah, makanya itu. Kalau kita jujur sama Sora, pasti dia langsung marah-marah dan lapor sama dosen. Mending kita cari aman aja deh. Dana: Huhu ... sedih ... tapi mau gimana lagi. Wenda: Duh ... Sora ... sorry ya. Tapi kami terpaksa ngelakuin ini. Dan mereka pun sepakat untuk setuju saja dengan rencana Kiki yang sebenarnya memang terkesan licik, karena berakhir membuat Sora terpojok, dan menjadi satu-satunya subjek yang bisa disalahkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN