"Sebagai Aurora, saya udah maafkan.” Tubuhku masih terpaku saat mendengarkan ucapan itu dari mulut manis gadisku. Mataku menerjab beberapa kali mendengar kata-kata lembut yang ia katakan. Pikiranku seolah melayang ke langit ke tujuh . Pikiranku menerawang, bahkan aku tidak menyadari bahwa Aurora telah meninggalkan ruanganku. Mataku menatap pintu ruanganku yang telah tertutup rapat. “YE HEY” aku berteriak. Tubuhku refleks berdiri, membalikan badan ke arah dinding kaca besar di belakangku lalu menari kegirangan. Tanganku bergerak sembarangan, tubuh kekarku meliuk-liuk kegirangan mendengar ucapannya tadi. Teriakan-teriakan kegiranganku begitu menggema di seluruh ruanganku. “Ada ap..” ucapan seseorang dari depan ruangan menghentikan gerakanku. Aku membalikan tubuhku, lalu merapikan pakaia