Ku langkahkan kakiku memasuki rumah dengan keadaan gontai. Hari ini adalah hari terburukku. Pertemuan kembali dengan Pria itu, pertengkaran kembali dengan penyihir itu sampai tumpukan ringkasan-ringkasan laporan yang di minta oleh Pria seolah telah menguras semua emosi dan tenagaku. Jangan tanyakan itu capek atau tidak. Yang pasti seharian ini aku stress berat. Beruntung ada kue coklat dan macaroon yang bisa jadi penghilang stress sekaligus pengganjal lapar. "Loh, kamu kok tumben pulang bawa kue, Ra." ucap Bunda saat melihatku meletakkan plastik kue ke mini bar dekat beliau. Terlihat beliau sibuk memasak makan malam. Aku berjalan ke arah kulkas dan meminum air putih dingin untuk menyegarkan dahagaku. "Tadi dibeliin Mia sama Astrid, Bun. Aku tadi nggak sempet makan siang." Kuletakan gela