Dara terlihat terus memperhatikan Haru yang sedang asyik menikmati semangkuk bakso di depannya, setiap kali pria itu menoleh dengan cepat Dara mengalihkan perhatiannya.
" Kenapa Kak Haru jadi baik ke gue gini sih, atau jangan-jangan dia suka sama gue. " Benak Dara yang tak karuan sejak tadi.
" Kok nggak di makan Ra.?" Tegur Haru seketika membuat Dara salah tingkah.
" Pedes banget kak. " Jawab Dara bohong padahal dia hanya kehilangan nafsu makannya karena dengan melihat Haru saja sudah membuatnya kenyang.
" Mau aku pesenin yang baru.? " Tawar Haru dan langsung di balas gelengan cepat dari Dara.
" Ini aja nggak apa-apa. "
" Bentar. " Haru tetap berniat memesan bakso yang baru agar Dara dapat memakannya, hal itu yang membuat Dara semakin tak karuan.
Haru datang dengan membawa mangkuk baru yang berisi kuah bakso, ia meminta Dara untuk memindahkan baksonya saja ke kuah yang baru agar ia bisa memakannya.
" So sweet banget." Benak Dara tersanjung.
" Udah bisa di makan kan.? " Lontar Haru dengan tatapan yang di anggap Dara sangat mematikan itu.
" Hehe iya, makasih ya kak." Balas Dara tersenyum senang.
" Padahal cuma bercanda tapi jadi serius gini. " Benak Dara sambil menggaruk kepalanya tak gatal.
Setelah mereka menikmati bakso di warung itu, keduanya langsung meluncur menuju rumah melihat langit yang sudah mulai mendung. Padahal kalau cuacanya masih agak cerah, Haru ingin mengajak Dara jalan-jalan ke taman, Dara sangat benci timing hari ini sepanjang perjalanan pulang.
**
Dara melompat turun begitu mobil berhenti di depan gerbang sekolah, hari ini ia terpaksa ikut ayahnya yang harus berangkat kerja agar tidak terjebak macet. Baru pukul 6 lewat beberapa menit dan dia sudah sampai di sekolah yang masih terlihat sangat sepi, Dara menatap palang sekolah dengan tatapan tajam seakan menyombongkan diri kalau hari ini dia tidak terlambat seperti kemarin.
" Neng Dara tumben datang pagi banget, kemarin datangnya kesiangan sekarang mau balas dendam yah. " Sahut Pak Agam satpam sekolah.
" Pak Agam dengar yah, aku itu baru sekali seumur hidup datang terlambat ke sekolah, jadi jangan menganggap kalau aku itu murid yang hobinya suka telat. " Protes Dara kesal.
" Masih pagi neng jangan ngegas kalo ngomong heheh. "
Dara mengangkat alisnya sebelah lalu beranjak menuju kelasnya, walaupun sekolah masih sangat sepi tak membuatnya pergi kemana-mana selain ruang kelas.
" Hey kamu sini. " Panggil seseorang membuat Dara menoleh ke arah orang itu.
" Kamu bantu ibu dulu bentar, sini cepat. " Lanjutnya sambil menggerakkan tangan memanggil Dara untuk cepat.
" Gawat, gue baru ingat kalau datang pagi-pagi pasti ketemu sama bu Endang. " Benak Dara serasa ingin melarikan diri dari pandangan Ibu guru yang terkenal dengan kesombongannya itu.
" Ada apa bu.? "
" Di kantor lagi berantakan banget, kamu tolong beresin dulu, cleaning service nggak tau dimana dan ibu mau masuk tapi gak kuat sama yang kotor-kotor. "
" Tapi bu, "
" Kamu mau nilai Biologi kamu dapat 60.?"
" Nggak bu. "
" Ya udah sana beresin. "
Kalau bukan orang tua, Dara mungkin sudah melabrak wanita yang ada di depannya ini. Semua murid di SMA Nusa dua ini mungkin tidak ada yang menyukainya, sudah sombong, tukang nyuruh, suka mengancam, dan menyita barang murid cewek seenaknya.
" Datang telat salah.. Datang cepat pun salah. " Keluh Dara sembari berjalan menuju ruang kantor.
**
Gadis itu berlari menuju ruang kelas dengan tergesa-gesa, jam sudah menunjukkan pukul 8:00 dan kelas sudah di mulai sejak tadi. Dara terpaksa datang terlambat karena bu Endang yang terus memaksanya kerja, padahal ia sudah memohon untuk segera ke kelas namun Bu Endang tidak peduli dan tetap menyuruhnya untuk bekerja.
" Semoga Bu Endang cepat pensiun deh. "
Kini Dara berhasil sampai di depan pintu kelasnya, ia melihat guru Kimia sudah memulai mata pelajaran. Melalui kaca jendela pintu, Dara mencoba mengintip sambil berpikir alasan yang harus di buatnya.
Pintu tiba-tiba terkuak dengan seorang cowok yang dengan santainya masuk, ia bahkan menarik tangan Dara untuk ikut masuk bersamanya.
" Bu, maaf telat soalnya tadi disuruh sama Bu Endang bersih-bersih. " Sahut Nando menarik perhatian semua murid dan juga Bu Lilis yang kemudian membiarkan mereka duduk.
Dara bingung kenapa Nando menjadikan alasannya terlambat ke kelas barusan, padahal sudah jelas kalau Nando memang datang terlambat tanpa alasan apapun.
" Jangan lihat gue terus, nanti naksir. " Lontar Nando yang sadar kalau Dara sejak tadi memperhatikan.
" Iyuwh… " Dara langsung menoleh ke papan tulis dengan cepat.
**
Pelajaran hari ini di akhiri dengan pembagian tugas kelompok, Pak Wira baru saja mengambil absen untuk menyebutkan nama-nama yang masuk dalam sepuluh kelompok dengan jumlah tiga sampai empat orang.
Seseorang terlihat memohon dengan sangat agar tidak di satukan dengan Nando, dan dia adalah Dara. Terakhir kali satu kelompok dengan Nando hanya mendatangkan nilai eror, dan Dara tidak mau sampai itu terulang lagi.
" Kelompok sembilan : Dara, Nando, Faisal, dan Doni. " Sebut Pak Wira seketika membuat Dara menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan pasrah.
" Satu kelompok dengan Nando, Faisal, dan Doni, cuma gue yang cewek sendiri. " Benak Dara merasa dunia tidak berpihak kepadanya.
Setelah pembagian kelompok selesai, Pak Wira meninggalkan kelas dan semua murid pun beranjak dari bangku mereka untuk segera pulang.
" Nando, Faisal, Doni, jangan pulang dulu. " Sahut Dara yang membuat tiga pria itu menoleh ke arahnya.
Dara tidak ingin waktunya terbuang sia-sia, ia ingin tugas kelompok ini segera di selesaikan dengan mengumpulkan teman kelompoknya. Dan sekarang mereka berempat duduk saling berhadapan setelah kelas kosong, Dara mengeluarkan buku tulis dan buku cetaknya sementara tiga cowok itu nampak menunggu apa yang ingin Dara jelaskan.
" Karena di kelompok ini gue sendirian cewek, gue mau kalian dengerin gue. "
" Ya udah cepat ngomong aja. " Sahut Nando santai.
" Untuk pembuatan media materinya biar gue yang buat, kalian hanya perlu menguasai materi kalian masing-masing biar waktu presentasi nanti kalian bisa menjelaskannya. "
" Faisal kamu kuasai materi halaman 20 sampai 24, kalau Doni halaman 25 sampai 28, dan yang terakhir lo Nan, karena lo paling males gue kasih halaman 29 sampai 30 aja sisanya buat gue. " Jelas Dara kemudian.
" Sebenarnya gue nggak terima kalo Nando cuma dapat dua halaman, tapi karena gue tau dia kaya gimana ya udah gue terima aja. " Sahut Faisal membuat Nando memelototinya.
" Ya udah, kalian boleh pulang. " Ucap Dara dan segera membuat dua cowok itu meninggalkan kelas.
" Lo mau pulang bareng gue.? " Tanya Nando yang berjalan di belakang Dara.
" Hmm.. "
Dara mengecek ponselnya dan lagi-lagi ada pesan dari Haru yang mengajak nya untuk pulang bareng, Dara segera berlari meninggalkan Nando tanpa sepatah katapun yang membuat Nando menatap kepergiannya dengan heran.
**
" Kak Haru kenapa jadi sering jemput gue sih. " Benak Dara ketika ia sudah melihat Haru yang berdiri di sebelah motornya menunggu Dara dengan ekspresi yang mendebarkan.
" Kamu keluar kelasnya cukup lama juga ya? Apa aku ganggu waktu kamu sama teman-teman kamu.? " Tanya Haru seketika membuat Dara menggeleng dengan cepat.
" Nggak ganggu kok, tadi emang abis bicara sama teman kelompok tapi udah selesai pas Kak Haru ngechat suruh keluar. " Jawabnya kemudian.
" Oh kirain aku ganggu. "
" Ini kak Haru jemput aku lagi tumben, jangan bilang alasannya sama kaya kemarin.?" Tebak Dara sukses membuat Haru tertawa kecil.
" Pengen ngajak kamu jalan-jalan. " Seru Haru sejenak hampir membuat jantung Dara berhenti berdetak.
" Jalan-jalan maksudnya kencan.?" Ucap Dara spontan.
" Gue ngomong apa barusan? Kak Haru bisa salah paham, aduh b**o nya gue. " Benak Dara.
" Boleh, di katakan kencan juga nggak apa-apa. "
Dara mengerjap tak percaya dengan yang di katakan Haru barusan, rasanya saat ini ia ingin berteriak sekeras-kerasnya di hadapan Haru namun tidak bisa karena ia harus menjaga sikap agar terlihat lebih tenang.
" Kita mau kemana kak.? " Tanya Dara dan Haru segera menyuruhnya untuk naik ke motor.
**
Hangout dengan seseorang yang di cintai itu rasanya bagaikan dapat emas sekarung, bahagia! Itu yang di rasakan Dara saat ini. Sejak mereka tiba di Dufan, Dara terlihat tersenyum-senyum ketika Haru berjalan di sebelahnya sehingga mereka nampak seperti dua orang yang sedang menikmati waktu kencan.
" Sayangnya gue masih pake seragam jadi nggak berasa banget feelnya. " Benak Dara menyalahkan seragam sekolahnya.
" Kita naik itu yuk. " Ajak Haru menunjuk wahana yang yang menyerupai perahu atau biasa di sebut kora-kora.
" Ayoooo. " Seru Dara begitu antusias.
Dara benar-benar tidak menyangka akan menikmati taman hiburan bersama pria yang di cintai nya, hal ini membuat Dara tidak fokus dengan wahana yang di nikmati melainkan fokus dengan Haru yang sejak tadi terlihat sangat ceria.
Tanpa terasa waktu berjalan sangat cepat dan tiba saatnya mereka untuk pulang, Dara kesal karena waktu berlalu lebih cepat ketika ia bersama Haru dan sangat lambat ketika ia bersama Nando. Dara berharap keseruan ini masih bisa di rasakan nya, ia benar-benar menikmati waktu bersama Haru meskipun hanya setengah hari.
" Ini buat kamu. " Haru memberikan boneka beruang putih untuk Dara setelah ia kembali dari istana boneka.
" Buat aku.? " Dara nampak terkejut dengan pemberian Haru yang membuat perasaanya semakin tak karuan.
" Terima kasih kak. " Balasnya lirih namun dalam hati bagaikan badai yang menggebu-gebu.
Sore itu mereka pun pulang, dan selama perjalanan pulang mereka sempat berhenti untuk makan di warung pinggir jalan. Hari yang tidak akan pernah terlupakan oleh Dara, bersama pria yang di cintai, dan jalan-jalan penuh kenangan ini.
**
" Ra, di luar ada Nando. " Sahut Nada dari luar kamar.
" Ngapain lagi sih? " Ketus Dara tapi segera keluar menemui Nando.
Alis Dara saling bertautan tatkala melihat Nando di depan rumahnya, ia mandang cowok itu dengan tatapan siap menerkam. Sebaliknya Nando melirik Dara dengan tatapan aneh yang sulit di artikan, tanpa menunggu waktu lama lagi Dara menanyakan kedatangannya malam-malam begini di depan rumah.
" Nih. " Nando menyodorkan totebag di hadapan Dara yang membuat cewek itu segera meriah dan melihat isinya.
" Buku? Buat apa.? " Tanya Dara keheranan.
" Lo lupa soal perjanjian kita? Itu semua tugas gue yang belum kelar jadi lo harus selesaikan semuanya karena besok mau di kumpul. " Jawab Nando sukses membuat Dara membelalak sempurna.
" Kenapa bukunya banyak banget gini.? "
" Soalnya itu tugas Matematika, Kimia, Bahasa Inggris, sama Fisika yang minggu lalu di kasih guru. "
" Kenapa lo nggak ngasih gue dari seminggu yang lalu sih Nan, mana besok semua tugas di kumpul di hari yang sama lagi. " Protes Dara kesal.
" Itu urusan Lo, kan Lo udah janji bakal ngerjain tugas gue. " Seloroh Nando tak peduli.
" Lo emang iblis, nyebelin tau. "
" Dari pada gue kasih tau Haru sekarang, lo milih mana.? "
" Iya.. Iya, gue bakal ngerjain tugas lo sebelum besok di kumpul. "
Nando terlihat senyum kemenangan di depan Dara, lalu ia beralih meninggalkan rumah cewek itu setelah urusannya selesai. Dara masih diam mematung menatap kumpulan tugas Nando yang banyaknya mengalahkan tugas satu minggu sekolah.
" Kayaknya gue harus begadang malam ini. "