Sinar Mentari pagi sudah memasuki jendela kamar milik seorang gadis remaja, tidak biasanya ia bangun terlambat bahkan setelah alarmnya sudah berbunyi tiga kali. Baginya bagun pagi kali ini tidak ada artinya, ia sudah berhenti melakukan kegiatan paginya yang mengintip Haru dari jendela kamarnya.
Dara membuka matanya secara perlahan, ia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan malas. Rasanya sangat malas untuk sekedar bangkit, tak ada semangat untuk memulai hari.
Ponselnya berdering menandakan ada pesan singkat yang masuk, tangan Dara meraih ponsel tersebut di atas nakas kemudikan membuka pesan yang datang dari Nando.
" Gue tunggu lo jam sekarang di luar, kita berangkat bareng sekaligus sarapan bubur ayam di luar. " Nando.
Dara langsung bangkit dengan mata yang membulat sempurna, ia sudah lama tidak sarapan di luar dan sudah lama juga ingin makan bubur ayam langganan nya sama Nando.
Tanpa menunggu waktu lama, Dara langsung bangkit dari tempat tidurnya bergegas masuk kamar mandi dan bersiap-siap.
Tak menunggu waktu lama, kini Dara telah selesai mandi dan langsung memakai seragam sekolahnya. Hari ini dia hanya mengikat rambutnya secara asal, dan memoles wajahnya hanya dengan moisturizer dan sedikit bedak bayi dan yang terpenting adalah lip balm agar bibirnya tetap terlihat sehat dan cerah.
" Oke, kita berangkat. " Ucap Dara meraih tasnya dan segera keluar dari kamar.
" Loh, tumben cepat banget berangkat sekolahnya." Tegur Nada yang juga baru saja keluar dari kamarnya.
" Aku mau sarapan di luar bareng Nando. "
" Oh gitu, ya udah hati-hati. "
Setelah pamit dengan Nada, ia lanjut berpamitan dengan kedua orang tuanya yang berada di ruang makan. Lalu setelah itu menemui Nando yang sejak tadi sudah menunggunya dengan ekspresi yang tidak biasa, cowok itu melayangkan protes kepada Dara yang sangat lamban dalam bergerak, dan hal itu justru membuat Dara semakin bangga dengan dirinya.
Dara pun langsung naik ke atas motor Nando, tanpa menunggu waktu lama lagi keduanya langsung melesat menuju penjual bubur ayam yang berada tak jauh dari sekolah mereka.
**
" Wuaaahhh, bubur Pak haji memang yang terbaik. " Decak Dara yang baru dua suap menyuap bubur ayam miliknya.
" Bubur itu enaknya di aduk, biar rasanya pas dan rata nggak kaya punya lo. " Lontar Nando yang lebih memilih untuk memakan bubur dengan cara di aduk.
" Yee suka-suka gue, gue ini yang makan. " Balas Dara sambil memasang wajah masam ke arah Nando.
" Udah jangan berantem, nggak ada yang salah dengan tim bubur di aduk atau tidak, yang penting itu rasanya tetap sama enaknya." Kata Pak Haji mendapat jempol dari Dara dan Nando.
Mereka pun menikmati bubur ayam masing-masing dengan khidmat, waktu sudah menunjukkan pukul 7:10 dan dua puluh menit lagi pintu gerbang akan di tutup oleh satpam.
Setelah bubur mereka habis, tiba saatnya untuk segera ke sekolah. Waktu terus berjalan dan Nando dengan keahliannya dalam membawa motor mampu menerobos dengan sangat cepat, Dara di belakangnya hanya dapat memegang jaket cowok itu dengan kuat agar tidak jatuh.
Tiba-tiba saja di jalanan Nando langsung berhenti, ia menepikan motornya di pinggir jalan dan langsung turun menuju ke tengah jalan. Dara menyuruhnya untuk cepat karena waktu gerbang di tutup sebentar lagi tiba, tapi setelah melihat Nando yang turun untuk menolong seekor kucing membuat Dara tiba-tiba merasa luluh.
" Gue nggak pernah lihat sisi Nando yang seperti ini.? " Benak Dara terus mengikuti kemana Nando bergerak.
" Kasihan banget, dia masih kecil ada di tengah jalan, untung nggak kenapa-napa. " Ucap Nando memperhatikan kondisi anak kucing itu dengan teliti.
" Kita harus buruan Nan, pintu gerbang bentar lagi di tutup. " Seru Dara dan membuat Nando bingung harus meletakkan kucing itu dimana.
" Kita bawa ke sekolah aja." Nando meminta Dara untuk memegang kucing itu di belakang lalu ia segera melaju menuju sekolah dengan kecepatan tinggi.
Sayangnya ketika mereka tiba di sekolah gerbang sudah di tutup, namun Nando tak ingin membebani Dara dan akhirnya mereka masuk lewat tembok belakang sekolah.
Pertama-tama Dara yang naik dengan bantuan Nando, lalu setelah itu ia menyerahkan kucing tersebut kepada Dara agar mereka berdua segera turun masuk ke sekolah. Ketika giliran Nando masuk, mereka di pergoki oleh seorang guru yang membuat keduanya terkejut bukan main.
" Kalian berdua ikut bapak ke lapangan. " Titah guru tersebut dengan nada yang tegas.
Nando meletakkan kucing itu di bawah pohon dengan harap kucing itu tidak akan kemana-mana sampai dirinya kembali, secara terpaksa mereka berdua mengikut kemana guru itu melangkah, tak ada perlawanan baik dari Nando maupun Dara.
**
Jam pertama baru saja selesai, murid kelas 3-1 Ipa terlihat heboh setelah salah satu dari mereka memberitahu yang lain kalau saat ini ada dua murid kelas mereka yang sedang di hukum di lapangan. Sontak semuanya langsung melihat melalui jendela kelas, dan benar saja di sana sudah ada Dara dan Nando yang harus menerima di jemur di lapangan sampai pelajaran pertama usai.
" Dara telat pasti karena Nando. " Ucap Ayu di balas anggukan setuju dari Cantika.
Sementara itu Pak Wira yang kembali ke lapangan meminta mereka untuk segera ke kelas, Dara yang baru saja melangkah mendadak jatuh pingsan, beruntung Nando dengan cepat refleks menahan tubuhnya.
" Cepat bawa dia ke UKS. " Ucap Pak Wira lantang.
Nando pun segera menggendong Dara menuju UKS, sebenarnya saat hukuman berlangsung Dara memang terlihat kelelahan dan beberapa kali menggelengkan kepala mungkin untuk menyadarkan dirinya untuk tetap bertahan sampai hukuman selesai.
Setibanya di UKS, Nando mulai membaringkan Dara di salah satu ranjang yang ada di sana. Ia mencoba untuk mencari tisu untuk menyeka keringat di wajah Dara, dengan sangat lembut Nando menyeka keringat itu dan sedikit memperbaiki posisi kepala Dara agar ia merasa jauh lebih nyaman.
" Dara. !!" Seseorang baru saja masuk dengan nada khawatir menghampiri tempat Dara, mereka adalah Ayu dan Cantika.
" Dara kenapa.?" Tanya Cantika pada Nando.
" Dia pingsan, mungkin karena kecapekan."
" Kalian kok bisa di hukum sih, Lo ngajak Dara kemana dulu? Dia bahkan nggak pernah absen walau sakit sekali pun. " Lontar Ayu ketus.
" Iya gue yang salah," Balas Nando terlihat pasrah.
" Ya udah sana, biar kita yang jagain Dara. " Sambung Ayu dan membuat Nando berhasil menyingkir dari tempatnya.
" Kasih tau gue kalo dia udah bangun. " Sahut Nando sebelum meninggalkan ruang UKS.
**
Dara keluar dari ruang UKS setelah ia sadar bersama Cantika, mereka bergegas menuju ruang kelas sebelum jam berikutnya di mulai.
" Lo yakin mau balik ke kelas.?" Tanya Cantika sekali lagi.
" Gue nggak mau ketinggalan pelajaran lagi. " Balasnya lirih.
Ketika melewati salah satu koridor, Dara dan Cantika dibuat penasaran sebab di sana terlihat banyak murid yang berkerumun membuat keributan yang akhirnya membuat mereka berdua mendekat untuk mencari tau.
" Ada apa sih.? " Tanya Cantika pada salah satu murid yang menonton.
" Nando lagi berantem sama Ersan." Mendengar jawaban itu Dara langsung menerobos untuk menengahi perkelahian mereka.
" Stop.. Stop.., Nando cukup.! " Dara menatap Nando dengan tatapan tajam yang berhasil membuat Nando berhenti menyerang Ersan.
" Kalian berdua kenapa sih selalu bertengkar, ini sekolah bukan ring tinju. "
" Lo tanya aja tuh sama cowok lo, tiba-tiba mukul gue nggak jelas." Balas Ersan sambil tersenyum simpul.
" Nan, lo kan udah janji nggak bakal berantem lagi, tapi lo masih aja berantem sama orang lain. " Protes Dara tepat di depan wajah Nando.
" Gue cuma mau belain Lo Ra. " Ucap Nando kemudian.
" Gue nggak butuh pembelaan, apalagi dengan kekerasan, selama lo jago bela diri bukan berarti lo bisa main kasar sama orang hanya karena emosi sesaat. "
" Terserah loh. " Nando terlanjur kesal dan meninggalkan kerumunan itu dengan cepat.
" Gue minta maaf atas sikap Nando tadi. " Lontar Dara pada Ersan.
" Hmm. " Ersan hanya tersenyum simpul lalu melewati Dara begitu saja.
Satu persatu murid meninggalkan kerumunan sebelum guru datang, Dara masih berdiri di tempatnya memikirkan Nando yang masih sama seperti dulu dan tidak menghilangkan kebiasaan buruknya jika terbawa emosi.
" Ra, lo seharusnya dengar dulu penjelasan Nando, dia nggak mungkin mukul Ersan tanpa alasan. " Sahut Cantika sambil menyentuh pundak Dara.
" Dara, Cantika benar. Lo harus minta maaf sama Nando sekarang, dia itu udah baik belain lo dari foto yang di sebar sama Ersan." Ayu tiba-tiba muncul entah dari mana dan membuat Dara penasaran dengan apa yang di katakan nya barusan.
" Foto apa.?" Tanya Dara penasaran.
" Lihat, seseorang menyebarkan foto lo bersama om-om sedang minum di bar. Karena foto ini yang membuat Nando sampai emosi dan mencari pelaku penyebarnya, gue nggak tau kenapa Nando tiba-tiba mencari Ersan dan akhirnya mereka bertengkar di sini, mungkin benar kalau Ersan yang menyebar foto ini. " Jelas Ayu kemudian.
" Fotonya terlihat seperti asli, tapi ini jelas editan, Dara bahkan nggak pernah ke bar sama sekali. " Komentar Cantika.
Dara terlihat diam saja, saat ini ia menyesali apa yang di perbuatanya pada Nando beberapa saat yang lalu. Dara juga teringat saat pertengkaran Nando di lapangan bersama Ersan waktu itu, memang ada yang janggal dengan ucapan Ersan dan sikap Nando waktu itu.
" Pokoknya Lo harus minta maaf sama Nando, dia pasti sangat marah dengan sikap lo barusan." Lanjut Cantika kemudian.
**