Part 13

1667 Kata
Dara baru saja turun dari motor Nando setelah mereka tiba di sebuah tempat parkir, tak sabar rasanya untuk segera masuk nonton bersama. Masih ada 20 menit untuk mereka menunggu sampai film di mulai, untuk itu keduanya memutuskan pergi makan siang bersama di tempat yang tak jauh dari lokasi bioskop berada. " Lo mau makan apa. ?" Tanya Nando lirih. " Apa aja yang penting bikin kenyang. " Jawab Dara sambil tersenyum lebar. Nando senang melihat mood Dara yang sudah membaik dari kemarin, ia tak lagi menampakkan wajah sedihnya dan lebih sering tersenyum. Padahal Nando hanya mengajaknya nonton film kesukaan mereka, tak menyangka akan berhasil seperti ini. Tiba-tiba saja mereka di perlihatkan sesuatu yang menarik perhatian mereka, seorang wanita terlihat di tampar dan dipaksa untuk bicara. Dara yang mengenal pria itu dan sosok wanita yang hanya terlihat dari belakang seketika membuatnya langsung menghampiri mereka. " Kak Nada. " Sahut Dara berhasil membuat Bintang melepas tangannya dari lengan Nada dan menoleh ke arah lain seperti sedang ketahuan melakukan kejahatan. " Dara.. Nando, kenapa kalian ada di sini. ? " Tanya Nada kebingungan. " Wajah kak Nada merah, " Dara menyentuh wajah Nada yang memerah setelah mendapat tamparan dari Bintang, lalu Dara melirik ke arah Bintang dengan tatapan yang sangat kesal. " Stop ganggu kakak gue lagi, sudah berapa banyak lo buat dia menderita, hidup dia bukan buat lo atur seenaknya tau nggak. " Protes Dara yang sudah tak menghargai Bintang sebagai orang yang lebih tua darinya. " Dara kamu jangan begitu, kami baik-baik saja kok. " Lontar Nada berusaha menarik Nada dari hadapan Bintang. " Baik apanya? Aku lihat sendiri kalau dia nampar kamu kak, sampai kapan kalian jalanin hubungan toxic ini.? " Lanjut Dara kesal. " Jangan ganggu urusan kita Ra, kamu masih kecil sebaiknya pergi saja. " Bintang kembali menarik tangan Nada untuk berada di sisinya namun Dara tak tinggal diam dengan menarik kembali tangan Nada ke sisinya. Bintang yang kesal hampir melayangkan tangannya ke arah Dara jika Nando tidak cepat menahannya, tubuh Nando lebih besar dari Bintang sehingga kekuatan mereka pun jelas sangat berbeda. " Dia cewek bro, jangan main tangan gitu dong. " Ucap Nando masih santai. " Aku nggak suka kamu main tangan sama Dara, selama ini aku sabar jalanin hubungan sama kamu tapi kali ini aku udah ngga mau lagi, kita akhiri sampai di sini dan tolong jangan ganggu aku lagi. " Sahut Nada tanpa rasa takut setelah melihat perlakuan Bintang yang hampir memukul Dara. " Ayo kita pergi. " Ajak Nada pada Dara dan Nando. " Nada.., jangan pergi, urusan kita belum selesai. Nada, berhenti.!!! " Sayangnya Nada sudah tidak mau mendengar ucapan Bintang lagi dan terus berjalan menjauh dari pria itu. Setelah mereka sudah jauh dari Bintang, Nada memutuskan untuk pulang seorang diri. Awalnya Dara ingin pulang juga namun Nada melarangnya, ia meminta Dara untuk tetap bersama Nando tanpa perlu mengkhawatirkannya. " Aku pergi dulu yah, kalian jangan pulang malam banget. " Ucap Nada dari dalam taksi. " Hati-hati kak." Sahut Dara dan taksi pun segera pergi meninggalkan mereka. ** Dara dan Nando baru saja keluar dari bioskop setelah menonton film Avenger infinity war, keduanya terlihat sangat menikmati film tersebut dan memuji kehebatan sang aktor dalam memerankan karakter super hero. " Kita langsung pulang yah, gue masih khawatir sama Kak Nada. " Ucap Dara ketika mereka sudah sampai di tempat perakir. " Ayo naik. " Ajak Nando bersiap untuk segera meluncur. Beberapa saat kemudian ketika mereka sudah memasuki kompleks perumahan, di depan rumah Dara sudah ada Nada dan Haru yang sedang mengobrol berdua. Nando menghentikan motornya sebelum mereka berdua sadar akan kedatangan mereka, lalu Dara dan Nando turun untuk bersembunyi di balik pohon memperhatikan keduanya dari jarak yang cukup dekat itu. " Kenapa kita sembunyi.? " Tanya Nando yang hanya ikut-ikutan karena Dara juga bersembunyi. " Kita nggak mungkin langsung kesana kan, pasti mereka berdua lagi membahas hal yang penting. " " Tapi lo yakin nggak apa-apa melihat mereka berdua. ?" Tanya Nando membuat Dara menunduk sedih. Tiba-tiba saja terlihat Nada yang mulai beranjak dari sana dan segera masuk ke dalam, Haru nampak ingin mengejar namun mengurungkan niatnya dengan tetap berdiri di depan pintu rumahnya. Dari jarak mereka melihat, Dara dan Nando jelas tidak mendengar percakapan mereka sama sekali namun dapat di pastikan kalau sesuatu membuat Nada sedih dan memilih untuk masuk ke dalam. Dara dan Nando segera menyudahi persembunyiannya, dan berpura-pura baru saja datang seolah-olah mereka tidak melihat kejadian barusan. Haru yang menyadari kedatangan mereka pun segera keluar dari pelataran rumah Dara, pria itu terlihat sendu dengan tatapan mata yang sulit untuk di artikan. " Kak Haru kenapa. ?" Tanya Dara penasaran. " Aku gagal Ra, " Jawabnya langsung membuat Dara paham kalau barusan Haru telah mengakui perasaanya kepada Nada. Pria itu langsung masuk ke dalam rumahnya, Nando segera menghampiri Dara setelah menyimpan motor dan bertanya apa yang baru saja di bahas oleh mereka. " Gue capek, masuk dulu ya. " Dara tak ingin memberitahu Nando dengan mencari alasan lain. ** Malam harinya Dara mendatangi kamar Nada untuk meminta penjelasan mengenai sikap Bintang tadi siang, gadis itu mengetuk pintu kamar kakaknya tiga kali dan berhasil di buka oleh si pemilik kamar. Nada mempersilahkan adiknya untuk masuk, dan setelah Dara masuk ia langsung duduk di atas tempat tidur Nada sambil memperhatikan kakaknya yang ternyata sedang sibuk dengan tugas kuliahnya. " Ada apa Ra.?" " Aku mau tanya sama kak Nada soal tadi siang, maksudnya apa kak Bintang datang ke Jakarta? Bukannya kalian udah putus, kenapa dia masih sibuk ngurusin hidup kak Nada.?" " Bintang emang sengaja datang hari ini buat minta maaf sama aku, kita sempat balikan tapi setelah perlakuannya sama kamu tadi siang aku minta putus lagi sama dia. " Jelas Nada lirih. " Baguslah, aku nggak suka sama cowok yang posesifnya berlebihan kaya dia. " Dara melihat ekspresi yang berbeda dari kakaknya, mungkin masalah Haru yang hari ini menyatakan perasaan kepada Nada namun di tolak. Dara pun bingung harus melakukan apa, di satu sisi ia penasaran tapi di sisi lain hatinya sakit dengan kenyataan itu. " Kak Nada sama Kak Haru aja. " Lontar Dara kemudian membuat Nada menatapnya dengan terkejut. " Kamu ngomong apa sih, bukannya kamu sendiri yang suka sama Haru." Balas Nada kali ini membuat Dara terkejut. " Jadi alasan kak Nada menolak Kak Haru karena gue? Jahat banget sih gue, udah jelas mereka berdua saling suka tapi harus begini karena gue. " Benak Dara merasa bersalah. " Aku nggak suka sama kak Haru. " Jawab Dara terpaksa berbohong. " Tapi selama ini kamu selalu pergi sama Haru dengan senyum yang lebar, suasana hati kamu pun kemarin lebih baik dan sangat ceria, bukannya kamu suka sama dia.? " " Aku cuma menganggap kak Haru sebagai kakak laki-laki kok nggak lebih, jadi kalau kak Nada suka sama kak Haru mending kalian jadian aja. " Ujar Dara sambil menunjukkan senyum penuh kepalsuan. ** " Nan, kamu tolong bawain ke rumah sebelah dong. " Mama Nando muncul sambil membawa semangkuk soto ayam di hadapan Nando yang sedang asyik main PS. " Iya taro di situ aja. " Jawabnya tetap fokus melihat layar televisi. " Sekarang Nan, nanti dingin nggak enak. " Nando meletakkan stik PS nya kemudian melirik mamanya sebentar, kemudian Nando meraih mangkuk itu dan berjalan menuju ke rumah Dara. Ketika Nando keluar dari rumah, ia tak sengaja melihat Dara yang berjalan sambil menunduk ke arah taman kompleks. Tanpa menunggu waktu lama, Nando segera mengantar soto buatan mamanya ke rumah Dara lalu mengejar langkah Dara secepat mungkin. Setelah urusan Nando selesai, kini cowok itu segera berlari mencari Dara di sekitaran kompleks lalu ia menemukan cewek itu sedang duduk termenung di ayunan taman seorang diri. " Ada apa lagi? Lo kenapa sendirian di sini malam-malam.? " Tanya Nando seketika membuat Dara terkejut. " Lo kenapa bisa tau gue ada di sini.? " " Gue nggak sengaja liat lo jalan kesini, karena gue khawatir ya udah gue datang kesini buat liat kondisi lo. " " Gue nggak kenapa-napa, lo bisa pulang sekarang. " " Bohong, gue tau kalo lo ada masalah pasti kaya gini. " Nando segera beranjak ke hadapan Dara dan menatapnya yang sedang berusaha menahan tangis, meskipun Dara berkata baik-baik saja tapi Nando sudah hafal betul bagaimana Dara mengekspresikan kesedihannya seperti saat ini. " Nangis aja, gue udah biasa liat lo kaya gini. " Sahut Nando lirih. Setelah Nando berkata seperti itu tangis Dara langsung pecah, ia berusaha kuat untuk tidak menangis namun nyatanya air mata itu sudah tak dapat terbendung lagi. Nando menunggu Dara selesai menangis dengan sabar, ia cukup penasaran kali ini apa lagi yang membuat Dara sampai sesedih ini. Setelah cukup menumpahkan segala kesedihannya dalam tangisan, Dara kembali terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Nando sekarang sudah duduk di ayunan sebelahnya, meminta Dara untuk menjelaskan apa yang terjadi kali ini. Dara pun menjelaskan kepada Nando tentang apa yang terjadi, tentang Nada dan Haru yang saling mencintai satu sama lain, tentang dirinya yang harus rela mengorbankan perasaanya untuk orang yang di cintainya. " Gue nggak mau kak Nada balikan sama Bintang, jadi gue terpaksa bohong ke kak Nada kalau gue nggak suka sama kak Haru. " " Jadi lo udah bisa nerima kalau mereka nanti bakal jadian.?" Tanya Nandi di balas anggukan pelan dari Dara. " Kalau gitu jangan sedih lagi, lo harus bisa bahagia mulai dari sekarang. " Lanjut Nando meraih pipi Dara dan memaksanya untuk tersenyum. " Lo bisa kembali ke Dara yang dulu, yang nggak cengeng, kuat, mampu membuat orang di sekitar merasa nyaman, dan yang terpenting lo harus jadi Dara yang dulu. " Ujar Nando entah mengapa membuat pikiran Dara kembali terbuka. " Lo sendiri harus ikut berubah jadi Nando yang rajin, nggak suka berantem, dan main game seharian penuh. " Dara ikut mencubit pipi Nando hingga membuat mereka berdua kompak tertawa dengan keras. " Ya udah kalo gitu mulai hari ini kita kembali ke diri kita yang dulu. " Nando menyodorkan jari kelingkingnya untuk membuat janji dan Dara segera menyambutnya dengan penuh semangat. " Siapa takut. " Balas Dara sambil tersenyum lebar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN