Walau Vino tak mengerti alasannya di usir. Vino masih berusaha untuk menyenangkan istrinya. Ia teringat akan martabak manis yang sempat istrinya idamkan. "Sayang, aku bawa martabak. Kamu pernah bilang pengen martabak, kan? "Aku bawa nih, untuk istriku tercinta yang sedang ngidam!" Pulang kerja Vino membawakan martabak yang sempat diidamkan sang istri dengan harapan emosi Lania yang akan mereda dan hubungan mereka kembali seperti semula. "Lania.." "Sayangku!" "Istriku tercinta!" Vino sama sekali tidak menemukan sosok Lania. Ia pun mencoba mencari ke kamar mereka. Meski terasa ganjil jika Lania di jam segini sudah masuk ke kamarnya. "Hmm.. biasanya dia masih menungguku di ruang tamu." "Apa badannya tidak enak ya? Dia sering bilang tidak enak badan." Walau penuh tanya tapi Vino