Bab 1
"Astaga, apa-apaan kalian?" tanya Raja yang baru saja memakai kembali kemejanya setelah turun dari ranjang.
Pria itu menatap tajam pada dua orang gadis yang memasuki kamarnya. Salah satunya mendekati ranjang, lalu segera menutupi tubuh gadis lain di sana.
"Rose, kamu belum sampai ditidurin, kan?" tanya Puri.
"Kak Puri ngapain di sini?" tanya Rose
"Ros, kamu udah diapain aja sama Raja?" tanya Puri dengan nada meninggi.
"Duh Kak, kami kan pacaran, wajar lah beginian," kata Rose.
"Rose, sadar, dia itu playboy," tegur Puri. "Cepat pakai pakaianmu!"
Puri lalu menatap Raja dengan tajam. "b******k kamu, Ja!" umpatnya.
"Kenapa, lo tau gimana gue, oh, lo cemburu?" tanya Raja dengan seringainya.
Pria itu kemudian melihat ke sekeliling kamarnya hingga pandangannya tertuju pada gadis dengan dress biru muda yang hanya diam dan berdiri dengan ekspresi kebingungan.
"Siapa dia, Ri? Cantik juga," tanya Raja.
"Cukup Raja!" teriak Puri. "Gue gak masalah lo mau punya pacar seribu sekalipun, mau lo tidurin mereka sekalipun, tapi jangan adik gue, juga sahabat gue!" tegas Puri sambil melihat ke arah Kanaya, sahabatnya.
Raja tertawa. "Jangan munafik, lo juga dulu suka rela datang ke gue, adik lo, gak ada bedanya sama lo," ujarnya.
Puri menggeleng, ia turun dari ranjang, lalu mendekati Raja dan tanpa mengatakan apapun, satu tamparan langsung ia hantarkan ke pipi si pria.
"b******k lo, Ja!" bentak Puri.
Raja tak suka dibentak, apalagi ditampar, pria itu langsung mencengkeram dagu Puri, lalu menatap tajam pada gadis itu.
"Siapa lo, hah, berani nampar dan bentak gue?" Mata tajam Raja seolah mau melompat keluar.
"Engh, engh ...."
Raja mengernyit, menoleh pada gadis yang tengah mencoba melepas tangan kanannya yang mencengkeram dagu Puri.
Raja langsung melepas tangannya, dia menatap heran pada gadis dengan dress biru muda di depannya.
"Nay," ucap Puri.
Raja semakin bingung saat melihat gadis yang dipanggil Nay oleh Puri menggerakkan jemarinya.
"Gue baik-baik aja Nay, makasih ya," ucap Puri.
Gila, cantik ternyata bisu, batin Raja, pikirannya begitu tertarik pada Kanaya.
"Nay, bantu gue beresin barang Rose ya, kita pulang," kata Puri dan Kanaya menganggukan kepalanya.
Kemudian Puri mendekati adiknya yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Kita pulang!"
Rose menggeleng. "Enggak mau Kak, aku masih mau sama Raja," jawabnya.
"Ros, lo sadar nggak sih, dia itu cowok b******k, Playboy, pacarnya bukan cuma lo, dia bisa tidur dengan siapa aja, lo jangan sampai rusak sama dia!" tegas Puri.
"Kenapa, Kak Puri pernah tidur sama dia?" tanya Rose.
Puri menggeleng, ia enggan berdebat lagi, langsung saja gadis itu menyeret adiknya keluar apartemen Raja.
"Gak mau, Kak!"
Sementara Raja, pria itu tidak peduli dengan kakak beradik yang akan segera menjadi mantan kekasihnya, ia lebih tertarik pada gadis dengan dress biru muda yang tengah memunguti beberapa barang milik Rose
"Eits, mau ke mana lo?" tanya Raja, pria itu segera menutup pintu kamarnya saat melihat gadis bernama Kanaya itu akan keluar dari kamarnya.
Kanaya langsung menoleh, dia terlihat panik saat ini.
"Gue udah terlanjur konak tadi, dan sekarang mangsa gue pergi," ucap Raja.
Kanaya mengernyit, dia bingung. Gadis itu lalu menggerakkan jemarinya.
"Apaan, gue gak ngerti lo ngomong apa," ujar Raja. "Oh, lo gak tau konak itu apa?" tanya Raja dan Kanaya mengangguk.
Raja tertawa kecil. "Polos banget," ucapnya.
Kemudian Raja mengambil tangan Kanaya dan mengarahkan tangan kecil itu pada selangkangannya.
Mata Kanaya langsung membulat dan dengan cepat dia langsung mengangkat tangannya, dia benar-benar mulai ketakutan.
"Gimana, lo mau kan gantiin Rose tadi?" tanya Raja, pria itu langsung mengusap tangannya ke pipi gadis di depannya.
Saat itu, Kanaya mulai menggunakan kesempatan itu, ia langsung menggigit pergelangan tangan Raja dengan sekuat-kuatnya.
"Argh ...." Mata Raja langsung membulat dan dia berusaha melepaskan tangannya dari gigitan gadis di depannya.
Dan saat itu, Kanaya menggunakan kesempatan itu untuk membuka pintu kamar Raja dan pergi meninggalkan pria itu.
"Ah sial!" umpat Raja.
Pria itu langsung mengejar Kanaya keluar kamar, tetapi gadis itu sudah lebih dulu pergi.
"Ah sial, dia kelinci, cepet banget larinya."
Raja kembali masuk ke dalam kamarnya. Namun, kakinya tiba-tiba menginjak sesuatu. Raja pun langsung menoleh ke bawah, dia mengernyit saat melihat sebuah ponsel berada di bawah kakinya.
"HP siapa ini," gumam Raja, ia langsung mengambil ponsel itu dan memeriksanya, seketika senyum langsung terbit di bibir pria itu saat melihat foto gadis bernama Kanaya yang terpampang pada layar ponsel di tangannya.
"Oh, jadi ini HP gadis bisu tadi?"
Raja langsung pergi ke dapur untuk mengambil minum, lalu dia duduk di meja makan dan memeriksa ponsel di tangannya.
"Hm, jadi namanya Kanaya, nama yang cantik, dia juga cantik banget, tapi sayang bisu," gumam Raja.
"Wait, menarik juga?"
Tiba-tiba, terbesit dalam benak seorang Raja Dewantara untuk menjadikan Kanaya menjadi salah satu dari pacar-pacarnya.
"Oke cantik, kita lihat nanti, lo gak akan lama, pasti takluk di bawah kendali gue," gumamnya.