Singkong ( Besar & Keras )

2148 Kata
Seperti yang sebelumnya Clarissa katakan, dia akan ikut kemanapun Kendra akan pergi hari ini, termasuk ikut ke pengadilan dan melihat apa yang Kendra lakukan di pengadilan, setelahnya ikut Kendra ke perusahaan milik ayah Clarissa. Clarissa semakin ke sini semakin aneh. Gaya berjalannya sedikit lucu tapi dia tetap memaksa ikut kemanapun Kendra pergi dan sialnya Kendra tidak bisa menolaknya terlebih lagi Clarissa mengancamnya dengan air mata bawangnya. "Oh Clarissa. Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Retno saat melihat Clarissa ada di ruang kerja Kendra. Ruang kerja yang sebelumnya di tempati Joan Mahesa, ayahnya Clarissa. "Eh Tante. Anu Tante, Caca ikut Om Kendra. Bosen di rumah." Jawab Clarissa terdengar sangat santai dan Retno langsung menatap ke arah Kendra yang sedang fokus dengan layar laptopnya dan Kendra hanya melihat ke arah Retno sebentar lalu pilih mengedikan bahu untuk reaksi Retno saat melihat Clarissa ada di tempat kerjanya "Oh. Bagaimana dengan berkas yang kemarin Tante kasi. Apa kau sudah mengantarnya ke universitas, atau,," "Sudah kok Tante. Semua udah beres. Kan sekarang ada Om Kendra yang bantu, kalo ada dia mah semua aman!" Jawab Clarissa bangga dan Retno hanya terlihat menghela nafas dalam diam kemudian menghembuskannya dengan sangat pelan seolah ada kelegaan yang luar biasa di hatinya. "Oh syukurlah." Jawab Retno saat pilih duduk di kursi tunggal depan meja kerja Kendra sementara Clarissa saat ini justru tengah duduk di kursi meja kerja Kendra , dan Kendra sendiri justru pilih duduk di kursi cadangan karena saat ini sikap kekanak-kanakan Clarissa kembali kambuh dengan ingin bermain ayunan juga memutar kursi untuk dia jadikan mainan hingga mau tidak mau Kendra harus memberikan kursi meja kerjanya yang nyaman untuk Clarissa mainkan. "Katakan sama Tante. Bagaimana rasanya jadi istri laki-laki gondrong ini? Apa sekarang kau sudah senang, atau justru,,,!" "Senang dong Tante. Masa iya Caca gak senang. Kalo Caca tersiksa di sana, udah pasti Caca kabur lah. Iya kan Om,,,!" Jawab Clarissa dengan sangat cepat, bahkan sebelum Retno menyelesaikan pertanyaannya. "Apa Tante tau, kami udah malam pe,,,,!" Suara Clarissa tertahan di rongga mulutnya, karena Kendra sudah lebih dulu membekap mulut Clarissa yang ingin membocorkan apa yang sudah mereka lakukan semalam pada wanita yang merupakan adik kandung dari ibu Clarissa sendiri. "Apa,,,!" Retno mengerutkan alisnya, tapi Kendra buru-buru menggeleng untuk menyanggahi apa yang sekiranya ingin Clarissa sampaikan pada tantenya. "Itu. Semalam Caca dan Tasya sama-sama ngambek minta eskrim, jadi jam sepuluh malam aku harus repot menuruti keinginan mereka yang kompak minta es krim." Ucap Kendra mengalihkan pikiran Retno yang bisa saja berpikir yang iya-iya tentang dia dan Clarissa. "Clarissa. Gak boleh gitu dong Sayang." Ucap Retno menatap Clarissa yang mulutnya masih di bekap telapak tangan besar Kendra, tapi Clarissa terus menggeleng. "Ingat , Caca udah nikah lho sekarang, jadi Tante harap Caca bisa belajar bersikap dewasa, atau enggak Kendra akan mencari istri baru untuk mengganti kan posisi kamu. Ingat, gak ada laki-laki yang suka istri kekanak-kanakan, jadi please. Tante mohon, jangan biasakan diri mu seperti saat kau masih bersama Papa dan Mama kamu." Ucap Retno sedikit menasehati keponakannya tapi Clarissa tetap hanya menggeleng dengan mulut yang masih di bekap, dan detik yang sama Clarissa justru menggigit tangan Kendra saat Kendra tidak memberinya kesempatan untuk bicara. "Aahhkk." Pekik Kendra . "Om apaan sih?" Protesnya dan Kendra melihat tangannya yang di gigit. "Tante. Tante kok ngomongnya gitu? Caca itu akan menjadi satu-satunya istri Om Kendra , Tante. Kalo sampai ada wanita yang berani mendekati Om Kendra, Caca bakal hadapi dia dan buat perhitungan. Enak aja , apa Tante gak tau jika Caca itu udah berjuang hebat untuk bisa menikah sama Om Kendra , masa iya wanita itu justru enak-enak mau rebut Om Kendra. No. Lagian apa coba maksud ucapan Tante yang bilang jika Om Kendra tidak menyukai wanita yang kekanak-kanakan?"____" oh, apa Tante mau mengatakan jika sebenarnya Om Kendra itu suka wanita yang sudah tua seperti Tante, gitu? Ih enggak ya Tante. Nyebut Tan,,, nyebut. Tante itu udah punya suami, udah punya anak juga, masa iya masih mau ngincar Om Kendra juga." Cerca Clarissa panjang lebar menjadi selebar-lebarnya. "Clarissa. Bukan seperti itu maksud Tante , tapi,,,!" "Ah, Caca tau kok , kalau sebenarnya Tante itu suka kan sama Om Kendra, dan sebenarnya Tante itu hanya iri sama Caca karena bisa menikahi Om Kendra sementara Tante, enggak!" Potong Clarissa dengan sangat tidak masuk akal dan Retno langsung menatap ke arah Kendra yang terlihat acuh dari duduknya bahkan kali ini Kendra terlihat bersedekap d**a menikmati tuduhan Clarissa pada wanita yang merupakan ibu dari dua orang anak itu. "Stop Clarissa. Bukan seperti itu yang Tante maksud. Tapi wanita yang Tante maksud itu adalah wanita lain yang mungkin saja diam-diam menyukai Kendra, ingin merebut Kendra darimu karena sikap kamu yang kekanak-kanakan ini!" Tegas Retno tapi Clarissa kembali menggeleng dengan sangat cepat, tidak mau memahami apa yang baru saja tantenya jelaskan. "Enggak. Om Kendra itu suka kok ama Caca. Dia juga cinta sama Caca, buktinya semalam kami habis malam pertama, dan Om Kendra bilang suka melakukan itu sama Caca!" Ucap Clarissa lagi dan kali ini Kendra terlihat menepuk jidatnya karena frustrasi, sebab percuma dia dari tadi menahan Clarissa untuk tidak mengatakan hal itu jika pada akhirnya wanita labil ini tetap membocorkan apa yang semalam terjadi di antara mereka. "What,,,?" Syok Retno dan langsung menatap tajam manik mata sayu Kendra yang terlihat memijit kepalanya yang bertumpu dengan sebelah tangannya di atas meja. "Jangan becanda , Clarissa." Ucap Retno dan sedetik kemudian Clarissa langsung bangkit dari duduknya kemudian berpindah duduk ke atas pangkuan Kendra sambil mengalungkan kedua lengannya di leher dan punggung Kendra. "Caca gak becanda, Tante. Caca serius." Jawab Clarissa meyakinkan. " Lagian kenapa Tante malah heran saat Caca bilang jika Caca sama Om Kendra sudah melakukan malam pertama. Bukankah itu wajar? Kan sekarang Caca sama Om Kendra sudah resmi menikah dan menjadi suami istri. Jadi boleh dong!" Balas Clarissa dengan sangat berani tapi Retno justru menggenggam telapak tangannya sendiri karena kesal. Bukan kesal pada Clarissa atas apa yang sudah terjadi antara mereka, akan tetapi kesal pada Kendra yang sudah dengan tega melakukan itu pada Clarissa yang notabenenya adalah anak dari sahabatnya meskipun saat ini Kendra berstatus suami dari Clarissa sendiri. "Kendra." Geram Retno sambil menggigit giginya sendiri. "Sepertinya kita harus membuat perhitungan Kendra. Kau harus menjelaskan ini secara pribadi." Ucap Retno saat bangkit dari duduknya. "No. Tante gak bisa ngajak suami Caca bicara secara pribadi seperti yang Tante katakan tadi. Kalau Tante mau bicara masalah di luar masalah kerjaan atau kantor maka Tante harus bicara juga sama Caca. Iya kan, Om!" Potong Clarissa dan Kendra semakin memijit kepalanya sementara Retno semakin ingin membunuh laki-laki gondrong itu. "Clarissa,,,?" Kesal Retno tapi Clarissa justru semakin memeluk leher Kendra, bahkan kali ini Clarissa tidak canggung untuk sekedar mendaratkan satu kecupan di pipi Kendra untuk mengejek tantenya karena Clarissa tetap berpikir jika tantenya ingin merebutkan Kendra darinya padahal dia sudah memiliki suami yang tampan juga dua putra yang tampan pula. "Kendra,,," kali ini Retno melirik Kendra, tapi Kendra hanya balas mengedipkan matanya, lalu mengangguk sebentar untuk isyarat jika nanti dia akan menjelaskan ini semua padanya, dan Retno tentu saja mengerti, dan menit berikutnya Retno pilih keluar dari ruang kerja Kendra saat ini karena ternyata benar apa yang sebelumnya Renata pernah katakan tentang Clarissa. Clarissa memiliki obsesi yang terlalu besar untuk seorang Kendra dan hari ini Retno percaya dengan semua itu. "Dah Tante!" Seru Clarissa saat Retno pilih keluar dari ruangan itu dan Retno langsung berbalik untuk menatap tajam wanita itu. Retno menunjuk kedua matanya sendiri lalu menunjuk kedua mata Clarissa dan Kendra secara bergantian, seolah itu adalah cara mengintimidasi kedua pasangan suami istri beda generasi itu. Kesal dengan segala sikap kekanak-kanakan Clarissa. Sebenarnya Retno tidak sepenuhnya marah atau kecewa jikapun Clarissa menikah dengan Kendra. Bagaimanapun Retno juga bisa melihat jika Clarissa begitu tenang dan senang saat bersama Kendra. Retno juga tidak mempermasalahkan jika Kendra dan Clarissa melakukan hubungan suami istri seperti yang baru saja Clarissa katakan, hanya saja Retno tidak siap jika harus melihat Clarissa hamil dan melahirkan untuk waktu dekat. Tidak . Clarissa harus fokus dengan kuliahnya, agar kelak layak memimpin perusahaan ayahnya, oleh sebab itu, Kendra seharusnya bisa menahan diri agar tidak gegabah atau kecolongan sampai membuat Clarissa hamil sebelum Clarissa genap dua puluh satu tahun atau setelah Clarissa selesai dengan kuliahnya. Retno tau Kendra adalah laki-laki yang baik, berwibawa dan bertanggung jawab. Dia tipe laki-laki setia, terbukti dengan bersihnya Kendra dari berita miring tentang keterlibatannya dengan seorang wanita . Sejauh Retno mengenal Kendra, Kendra belum sekalipun memiliki hubungan spesial dengan seorang wanita , dan satu-satunya wanita yang dekat dengan Kendra dari dulu hanya Nena, mantan adik iparnya, adik kandung dari mendiang istrinya, dan itu saja tidak bisa di katakan dekat , karena publik memandang jika hubungan baik mereka itu wajar, mengingat mereka pernah menjadi ipar. Retno menahan dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri, tapi bukan karena sakit atau kecewa. Menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan sangat pelan. Kembali melakukan hal yang sama berharap cara itu bisa sedikit meringankan rasa berat di dadanya kemudian tergantikan dengan perasaan lega dan tenang, sebelum akhirnya Retno benar-benar meninggalkan ruangan itu dan masuk ke ruang kerjanya sendiri. "Clarissa. Kau tidak bisa mengatakan apapun yang terjadi antara kau dan aku pada siapapun. Termasuk pada Retno ataupun mama ku. Apa yang terjadi diantara kita, cukup hanya kita yang tau, apapun itu." Ucap Kendra saat Retno keluar dari dalam ruangannya dan sekarang mereka hanya berdua. Clarissa masih duduk di atas pangkuan Kendra dengan kedua lengan yang masih memeluk leher Kendra dan Clarissa merapikan dasi Kendra di leher laki-laki itu. "Kenapa?" Tanya Clarissa. "Itu tidak baik, dan memang tidak sepantasnya kau mengatakan hal itu." Jawab Kendra lembut. "Benar apa yang Retno katakan, mulai sekarang kau harus belajar bersikap dewasa, karena sekarang kau memang bukan anak-anak lagi. Kau sudah akan menjadi mahasiswi, terlebih lagi sekarang kau juga sudah menjadi seorang istri, jadi mulailah bersikap dewasa. Jaga sikap, dan jaga ucapan. Paham!" Ucap Kendra mengutip apa yang sebelumnya Retno sampaikan padanya. "Apa itu artinya Om benar-benar gak suka sama Caca? Apa Om akan mencari wanita lain untuk,,,!" Suara Clarissa terdengar bergetar tapi Kendra buru-buru menggeleng. "No. Bukan seperti itu, Clarisa. Bukan seperti itu maksudnya." Potong Kendra. "Tapi aku hanya ingin kau menjadi wanita berkelas, dan wanita berkelas itu adalah dia yang bisa menjaga sikap dan lisannya di depan banyak orang , dan aku tau kau adalah wanita yang seperti itu, terlebih lagi sekarang kau adalah calon CEO di perusahaan ini, maka apa yang Retno katakan jika kau harus fokus dengan studi kamu, dan kita harus merahasiakan status pernikahan kita di hadapan banyak orang itu memang harus kita lakukan, sampai waktu yang tepat dan saat kau benar-benar yakin dengan keputusan ini, maka kita bisa mempublikasikan hubungan kita." Jelas Kendra mengulang apa yang sebelumnya dia , Retno, dan Clarissa bicarakan beberapa hari yang lalu. "Percayalah. Aku suka sama Clarissa. Sangat suka, karena jika enggak, mana mungkin aku akan mau melakukan apa yang kita lakukan semalam. Jadi stop berpikir jika aku ini dan itu. Aku milikmu dan akan tetap seperti itu, kecuali jika kau bosan dan tidak lagi mau bersama aku yang sudah tua ini." Sambung Kendra dan Clarissa langsung menghapus benih air matanya, kemudian menatap mata Kendra lalu menggeleng. "Tidak akan!" Ucapnya. "Tidak akan apa?" Tanya Kendra menegaskan jawaban Clarissa. "Perasaan Caca tidak akan berubah sama Om. Caca sayang sama Om, dan Caca gak akan pernah bosan ataupun lelah sama Om, karena Caca kan cinta sama Om." Jawab Clarissa dengan sangat mantap. "Cinta Caca itu sebesar gunung Himalaya, dan seluas benua Afrika , tapi bukan dalam bentuk globe. Pokoknya besar, Om!" Ucapnya lagi dan Kendra langsung terkekeh mendengar pernyataan Clarissa tadi. "Oh, benarkah. Apa kau sedang tidak merayuku, atau sedang menggombali ku?" Balas Kendra sambil terkekeh , untuk pujian Clarissa yang begitu tinggi dan Clarisa langsung menggeleng, lalu terkekeh juga. "Enggak dong. Caca itu lagi serius lho, Om!" Jawab Clarissa. "Se serius apa?" Tanya Kendra lagi. "Se serius, bulan yang menerangi malam, meskipun sinarnya kadang kala kalah sama lampu neon!" Jawab Clarissa sambil menyatukan ujung jari tangannya dan Kendra langsung tertawa dengan jawaban Clarissa. Rasanya gemas sekali, dan saking gemasnya, Kendra sampai harus menjepit pipi Clarissa lalu mencium pipi wanita itu dengan cara menekannya. "Kalo aku mau melakukan malam keduanya, boleh gak ya?" Tanya Kendra gemas dan Clarissa langsung menggeleng. "Enggak. Punya Om basar. Sakit pas masuk ke anu Caca. Yang semalam aja masih sakit!" Tolak Clarissa dan Kendra kembali terkekeh. "Bukanya kata mu punyaku kek terong bakar?" Sarkas Kendra. "Iya, tapi herannya kenapa malah jadi singkong sih pas udah tegang. Mana sakit lagi pas masuknya!" Jawab Clarissa santai sambil menggulung dasi Kendra dengan ujung jarinya. "Yang kedua , ketiga dan seterusnya biasanya udah gak sakit lagi lho!" Balas Kendra lagi tapi Clarissa tetap menggeleng, tapi kali ini Kendra yang justru lebih agresif. "Enggak Om." Jawabnya tanpa menatap Kendra saat bicara. "Tapi,,, milikku udah tegang di sana, Clarissa. Coba saja sentuh!" Ucap Kendra lagi dan baru setelah itu Clarissa menatap mata Kendra lalu beralih menatap ke arah celana Kendra, dan setelahnya,,,
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN