Sukma menarik satu kursi dan duduk di depan Raga yang sudah menunggunya. Setelah saling menyapa. Raga menyodorkan buku menu agar Sukma memilih makanan yang disukainya. Sukma hanya memesan jus alpukat saja. Begitu pun Raga hanya memesan secangkir kopi. “Sukma, maaf merepotkanmu. Ada hal yang harus kita bicarakan,” ucap Raga memulai pembicaraan. “Iya, Mas, gak apa. Aku juga lagi gak ngapa-ngapain, kok!” jawab Sukma. “Syukurlah!” ucapnya datar. “Emang mau bicara apa? Penting banget?” Sukma sekilas menatap Raga yang kini sibuk dengan gawainya. Alisnya tebalnya tampak saling bertaut. “Kita akan menikah. Aku tidak ingin ada penyesalan pada akhirnya. Ceritakan jika ada hal yang membuatmu berat. Kamu tahu sendiri aku ini cacat dan sudah punya anak. Apa kamu yakin mau melanjutkan pernikahan