"Oppa! Erika...! Kalian dimana? "teriak Rain.
"Hwang Jae Sung...! Jangan ngumpet!"teriak Rahmat. Rin melotot tajam pada menejer itu, hei, orang kejebur jurang kok dikatai ngumpet.
"Jae Sung, itu jatuh bukan main petak umpet, kau kira orang kalau sudah jatuh dari jurang bisa memikirkan acara begituan, sukur-sukur masih hidup,"tegurnya. Pria itu menelan ludahnya sendiri, sepertinya Ratu GNI itu sedang kesal dan khawatir(bahaya).
"Apakah, suamiku akan baik-baik saja? "tanya Inarida panik.
"Tidak ada yang berstatus suamimu, Ina, lagi pula manusia Korea itu terlalu buruk untukmu, aku bahkah jauh lebih menarik," jawab Rahmat Jhi bosan. Gadis itu menatap jengah pria itu, bagaimana mungkin dia bisa dibandingkan dengan pria pujaan hatinya.
"Anu... Itu... "Akiramenai bingung harus berkata apa, mereka semua selalu meributkan hal yang tidak penting, bukannya mencari jalan penyelamatan malah sibuk bertengkar.
"Menejer, Sekretaris, berhentilah ribut, boss kita sedang di kubur, kita harus menemukannya atau gaji kita tidak akan keluar semua, "timpal Jaenal.
Pltak..
"Ouch." pria itu meringis sambil mengelus kepalanya yang kena jitakan Rin.
"Siapa yang kau bilang sedang dikubu?!" tanyanya galak. Pria itu merengut karena terkena sial.
"Sudah, sebaiknya kita cari jalan untuk menolong, Oppa, " timpal Rain. Mereka semua pun mengangguk setuju.
******
"Kakak, hati-hati," ucap Erika sambil membantu kekasihnya berjalan. Pergelangan kakinya cidera akibat jatuh dari tebing yang tinggi, pria itu sangat kesal, bagaimana bisa dia mengalami kesialan seperti ini, rasanya dia ingin menendang apapun yang ada didepannya kalau tidak kakinya sakit.
"Amour, apa disini tidak ada sesuatu yang bisa digunakan istirahat, aku sudah tidak kuat berjalan, "keluhnya. Erika menoleh pada sang kekasih, pria itu memang terlihat pucat, ia menyentuh dahi kekasihnya sepertinya demamnya naik lagi.
"Aku tidak tau kakak, begini saja, kakak tunggu disini aku akan cari bantuan, aku yakin, Kak, Rain, dan yang lain pasti akan segera menemukan kita, "jawabnya sambil mendudukkan pria itu di bawah pohon.
Jae Sung memperhatikan kekasihnya, baru kali ini ada seorang wanita yang ikhlas melakukan apapun demi dirinya, mengkhawatirkannya, menangis untuknya dan merawatnya saat sakit, saat gadis itu hendak pergi, ia menggenggam tangannya, "Jangan pergi, kita tunggu sampai pagi saja, aku tidak jamin saat kau pergi kau akan baik-baik saja, "pintanya.
Erika mulai berfikir tentang ucapan pria itu, mungkin memang benar, tapi... Sudalah, menurut saja, "Baiklah," jawabnya.
"Kemarilah! "perintah Jae Sung. Gadis itu mengangguk lalu duduk disamping sang kekasih.
"Kakak, tidurlah! "ucapnya sambil menepuk pangkuannya. Mengerti maksud gadis itu. Jae Sung mulai merebahkan tubuhnya dan menjadikan pangkuan gadis itu sebagai bantalan kepalanya. Matanya memperhatikan Erika yang juga memperhatikannya, tangan gadis itu membelai lembut rambutnya, rasanya sangat nyaman.
"Erika, apakah kau menyukai, Rain? "tanyanya. Gadis itu mengangguk membuatnya kesal.
"Kakak, kak, Rain, itu baik dia selalu melindungiku kalau ada orang yang jahat padaku, pertama aku masuk GNI, hanya, kak, Rain, yang memperlakukanku dengan baik, "jelasnya.
Cemburu, Hwang Jae Sung cemburu tapi malu untuk mengakuinya, ia pun marik kepala gadis itu kebawah hingga wajah mereka berdekatan dan tak ada jarak.
Cup...
Gadis itu terbelalak saat kekasihnya menciumnya lama dan membuatnya hampir kehabisan napas, "Aku harap kau tidak memiliki rasa pada siapapun, hatimu, jiwamu semua yang ada padamu hanya untukku, "katanya setelah melepaskan ciuman mereka.
Erika masih belum bangun dari keterkejutannya, dia mandang kekasihnya yang memjamkan matanya, "Apa, kak, Jae Sung, cemburu? "tanyanya polos. Kedutan kesal terlihat di pelipis pria itu, heh! Tidak taukah gadis itu, tidak ada seorang pun didunia ini yang suka melihat kekasihnya menyukai pria lain.
"Aku mau tidur." alih-alih menjawab pertanyaan gadis itu, Jae Sung lebih memilih pura-pura tidur.
*****
Cuit...
Cuit....
"Ah, kita sudah mencari mereka semalaman, Rain, apa kita tidak istirahat dulu," keluh Rahmat Jhi.
"Tunggu! Kak, Rahmat, aku melihat orang," timpal Akiramenai sambil memperhatikan dua orang manusia yang tidur dibawah pohon dengan posisi mesrah.
Rahmat Jhi dan yang lainnya mengikuti arah pandang pria itu, matanya Rahmat membulat saat mengetahui siapa orang itu, "b******k! Dasar pimpinan tidak tau diri, semalaman dicari sampai tidak tidur, eh, malam tidur ditengah hutan sambil memeluk pinggang wanita,"umpatnya.
Rain tersenyum simpul mendengarkan umpatan Rahmat, matanya masih menatap pimpinan GNI itu curiga, "Apa, Oppa, sudah memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan?"batinnya.
Srak...
Rin dan Inarida sudah tidak tahan lagi, anatara bahagia dan kesal, bahagia karena pria pujaan mereka selamat dan kesal karena pria itu malah tidur sambil memeluk orang.
"Hah, dasar kedua wanita itu, Ngapain juga masih mau dengan pria setengah iblis begitu, "ucap Rahmat masih kesal.
"Sudalah, Menejer, sebaiknya kita kesana, Rin dan Inarida, sudah kesana duluan, "timpal Akiramenai. Akhirnya mereka pun menyusul kedua wanita itu.
Rin berjongkok disamping tubuh Jae Sung, gadis itu memperhatikan penampilan pria itu lalu beralih pada Erika, masih utuh, "Sepertinya mereka tidak melakukan apapun yang'berbahaya'semalam, "komentarnya.
"Oppa, suamiku, ayo! Bangun," ucap Inarida sambil menggoyang-goyangkan lengan pria itu.
Jae Sung mengerutkan keningnya saat merasakan guncangan ringan dilenganya, dia heran siapa yang pagi-pagi begini sudah membangunkannya, padahal dia masih enak bermesraan dengan gulingnya, hh, ternyata pria itu mengira kekasihnya adalah bantal guling yang suka dipeluk saat tidur, pria semakin mengeratkan pelukannya, bahkan sekarang ia menaruh kakainya di atas kaki Erika, "Jangan ganggu orang tidur!" kesalnya sambil menghempaskan tangan Inarida.
Erika menyerngit, ia merasa sesak karena terlalu kuat dipeluk seseorang, perlahan ia pun mulai membukan matanya, gadis mengerutkan keningnya melihat tangan sang kekasih memeluk pinggangnya posesif bahkan kakinya juga diatas dirinya, "Kakak, bangun! "pintanya.
"Sudah ku bilang, aku masih ngantuk dan tidak mau melepaskan gulingku, "jawab Jae Sung semakin kesal. Erika menaikkan sebelah alisnya, dirinya dianggap guling.
"Kakak, bangun! Aku bukan guling, aku Erika, kakak ini dihutan bukan dirumahmu." gadia itu masih mencoba membangunkan kekasihnya yang enggan untuk bangun. Ia menatap Rin dan Inarida yang masih memperhatikan mereka, Rin merasa kasihan pada gadis itu, ia pun menggulung kemejanya lalu mengulurkan tangannya dan memegang telinga Jae Sung kemudian menariknya kuat.
"Bangun! Hwang Jae Sung, kalau tidak telingamu ini akan ku potong, "ancamanya.
"Aw... Aw.. Aw.. " Jae Sung langsung menegakkan tubuhnya meski matanya belum terbuka sempurna. Ia mengelus telinganya yang terasa panas karena kesadisan Rin.
"Apaan si Rin?! Sakit tau, "kesalnya.
"Heh, bangun Tuan yang suka tidur, kau pikir ini dirumahmu, ini hutan, lagi pula, Erika, itu bukan guling main peluk saja, "omel Rin.
Hwang Jae Sung mengerjapkan matanya, otaknya mulai terkumpul, dua baru ingat kalau semalam ia dan kekasihnya istirahat dibawah pohon, fia menjadikan pangkuan gadis itu sebagai bantalan kepalalnya lalu kenapa jadi gulingnya
Diantara yang enak dibaca, ini lebih bisa k*****a hhhh
Cheoeumbuteo Jigeumkkaji (From the Beginning Until Now
Naegeol su eopseul georago
ijen geureol su eoptdago
Jebal geuman harago nareul dalleji .
Jeongmal ijeobeorigo sipeo
dasin bol su eoptdamyeon
Nareul japgo itneun neoui modeun geol
Naega utgo sipeul ttaemada neon nareul
ureobeorige mandeunikka
Eoneu geot hanado naui tteutdaero neon hal
su eoptge mandeuneun geol
Niga bogosipeul ttaemada neon ireoke
muneojyeobeorigo manikka
Amuri ijeuryeogo aereul sseodo ijeul su
eoptge hanikka
Jeongmal ijeobeorigo sipeo
dasin bol su eoptdamyeon
Nareul japgo itneun neoui modeun geol
Naega utgo sipeul ttaemada neon nareul
ureobeorige mandeunikka
Eoneu geot hanado naui tteutdaero neon hal
su eoptge mandeuneun geol
Niga bogosipeul ttaemada neon ireoke
muneojyeobeorigo manikka
Amuri ijeuryeogo aereul sseodo ijeul su
eoptge hanikka
Dan han sarameul saranghaneun ge itorok
himdeun irin jul nan jeongmal mollasseo
Naega utgo sipeul ttaemada neon nareul
ureobeorige mandeunikka
Eoneu geot hanado naui tteutdaero neon hal
su eoptge mandeuneun geol
Niga bogosipeul ttaemada neon ireoke
muneojyeobeorigo manikka
Amuri ijeuryeogo aereul sseodo ijeul su
eoptge hanikka
Terjemahan;
Kau tidak akan kembali lagi padaku dan kau takkan ingin melakukannya.
Tolong berhentilah, aku takkan nyaman seperti ini
Jika aku tidak bisa melihatmu lagi, aku benar-
benar ingin melupakan semua tentangmu yang
mencintaiku
*Setiap kali kuingin tertawa, kau membuatku menangis
Kau membuatku berhenti melakukan apapun yang ingin kulakukan
Setiap kali aku merindukanmu,aku akan terluka seperti ini
Meskipun aku mencoba untuk melupakan, aku
tidak bisa melakukannya.
Jika aku tidak bisa melihatmu lagi, aku benar-
benar ingin melupakan semua tentangmu yang
mencintaiku
Aku tidak menyangka mencintai seseorang begitu sulit seperti ini.