Srek...
Srek....
Suara langkah kaki yang menginjak rerumputan,"Kita akan kemana? "tanya Rin ketakutan.
"Saya tidak tahu, nona, Rin, "jawab Rain. Gadis itu sungguh tak tahan lagi, dia sangat ketakutan.
"Kalian harus selalu waspada, siapa tau ada lubang atau juraaaaaang, "
Sret
Rin, Inarida, Rain, Akiramenai dan Jaenal terkejut bahkan sock melihat pimpinannya jatuh terperosok kedalam jurang bersama kekasihnya,"Oh, astaga, Suamiku...!!" teriak Inarida melihat pria yang disukainya jatuh kedalam jurang.
"Kak, Rahmat, apa yang harus kita lakukan? Kita tak mungkin meninggalkan, Oppa, Jae Sung, dan membiarkannya jadi mayat, "tanya Rain panik.
"Kita harus harus mencari jalan untuk turun kesana, "jawab Akiramenai.
"Baiklah, ayo, kita harus bergegas, "timpal Jaenal.
****
Sepasang kekasih berguling diatas tanah hingga berhenti di lembah, sang pria terus mendekap erat gadisnya agar tak terjadi sesuatu yang buruk,"Apa aku sudah mati? Kenapa tubuhku sakit semua? "gumamnya.
Matanya meneliti tempat ini, ia menundukkan pandangannya mandang seorang gadis yang masih berada dalam dekapannya,mereka jatuh dalam posisi terlentang,"Ah, apa dia pingsan? Atau malah tidur, mungkin di pikir sedang tidur di atas kasur, kepalaku pusing, ikut pingsan aja deh,"ucapnya sambil mulai menutup matanya.
Erika mulai membuka matanya, ia menatap kebawah, ia langsung bangkit saat tau dirinya berada diatas tubuh sang kekasih,"Aduh, perasaan tadi aku mimpi tiduran berasa opaku dirumah, eh, ternyata aku bangun diatas tubuh, kak, Jae Sung, tapi kok, kakak nggak bangun, "ucapnya.
"Kak, Kak, Jae Sung, bangun, "ucapnya sambil mengusap pipi pria itu. Tapi hasilnya nihil, pria masih itu masih tidak membuka matanya. Gadis itu jadi khawatir.
"Kakak, jangan mati disini, aku harus bagaimana sekarang? "gumamnya takut.
Hwang Jae Sung hanya bisa menahan nafas saat tangan gadis itu membelai pipinya dengan lembut, tubuhnya panas dingin karena sampai sekarang gadis itu masih enak duduk diatas tubuhnya, niatnya ingin pingsab tapi malah di elus-elus, "Sepertinya pinggangku patah, nih, jadi nggak bisa duduk sementara,"batinnya.
Erika masih menatap wajah sang kekasih yang terlihat bercahaya diterpa cahaya rembula, "Kakak, jangan tinggalkan aku, "pintanya.
Kekasihku dengarlah suara hati ini,,,
Hidup sepi tiada gairah ku rasa lagi,,,
Aku merana, merana tanpa dirimu,,,
Aku merana, merana tanpa cintamu,,
Gadis itu turun dari tubuh pria itu lalu duduk disampingnya sambil memeluk kedua lututnya.
"Erika, dia nyayi, aduh, sayangku suaramu bagus sekali, tapi siapa yang meninggalkan mu, aku hanya takut khilaf jika membuka mata dan melihatmu diatas tubuhku, sukur deh sekarang kamu udah turun, "batin Jae Sung mengomentari lirik lagu yang dinyayikan gadis itu.
Kekasihku tinggallah disini temani ku,,,selamanya sampai nanti aku menutup mata,,, aku merana-merana bila kau jauh dariku,,,
Gadis itu mengalihkan perhatiannya pada sang kekasih yang belum juga membuka matanya, ia menaruh kepalanya didada pria itu.
Tes...
Air matanya menetes membasahi kemeja kotak-kotak yang dipakai pria itu.
Jangan tinggalkan aku,,,
Disini sendiri,,
Siapa lagi tempat bermanja merindu,,,
Jangan tinggalkan aku,,,
Walau sedetikpun,,,
Siapa lagi tempat curhatku,,
Tempat mengeluh,,,
Aku merana-merana bila kau pergi,,
Aku merana-merana bila kau jauh dariku,,,
"Eri, kenapa lagumu sedih sekali, aku tak meninggalkan mu, aku masih disini sayang, apa kau tak dengar debaran jantungku yang seperti mau meledak karena sikap mu itu, tapi sekarang aku jadi ingin ikut nangis mendengar lagu mu itu, "batin Jae Sung yang masih enggan untuk membuka matanya.
Erika mengangkat kepalanya, ia masih memandangi wajah rupawan itu, tangan terulur membelai setiap incinya
Jangan tinggalkan aku,,,
Disini sendiri,,,
Siapa lagi yang menjagaku bila ku sakit,,,
Jangan tinggalkan aku,,
Walau sedetik pun,,
Siapa lagi yang menghapus air mata ku,,,
Jangan tinggalkan aku disini sendiri,,,
Siapa lagi tempat bermanja tempat merindu,,,
Jangan tinggalkan aku,,
Walau sedetikpun,,,
Siapa lagi tempat curhatku tempat mengeluh,,,
Aku merana -merana bila kau jauh,,,
Aku merana -merana bila kau pergi,,,
Pria itu tak sanggup lagi, lirik lagu kekasihnya itu sungguh menyayat hati, apa lagi tetesan air mata gadis itu jatuh di wajahnya, pasti dia sangat sedih dan takut, ia pun menggerakkan tangannya lalu mengusap air mata kekasihnya, "Amour, aku baik-baik saja, jangan menangis,"katanya.
Gadis itu masih tak dapat berbicara apapun, lidahnya terasa kelu.
Grep...
Ia memeluk erat tubuh pria itu, menumpahkan seluruh ketakutan dan kegelisahan yang tadi dia rasa.
"Sudah, jangan takut, ayo! Bantu aku bangun, sepertinya pinggangku patah juga kaki ku sepertinya terkilir, "ucap Jae Sung berusaha menenangkan gadisnya.
Erika pun melepaskan pelukannya, lalu membantu pria itu duduk,"Aku takut kakak mati tadi, "ucapnya.
"Hei, mana mungkin aku mati di disini, di negara orang di hutan belantara lagi, "balas Jae Sung setelah ia berhasil duduk.
"Memang kenapa kalau di Indonesia?"tanya gadis bingung.
"Ya, tidak apa-apa,"jawab Pria itu.
"Apa kalau di Korea, jika kakak mati disana, jasad kakak akan di bungkus dengan daun pisang lalu diikat kedua ujungnya?"tanya Erika polos.
Pria itu menggaruk kepalanya yang tak gatal, sejak kapan di negaranya jadi berubah begitu, di bungkus pakek daun pisang lalu diikat kedua ujungnya, bukankah mirip lontong.
"Amour, kau ini bicara apa? Tentu saja tidak begitu, hanya kalau disana,'kan, ada keluarga ku, masak begitu, sama saja kali sayang, sudah, ayo! Kita harus segera pergi, pasti yang lain sudah menunggu kita, "balasnya. Gadis itu mengangguk.