Lizzie dapat merasakan tubuh Daxon mendadak kaku saat perempuan itu menyebut namanya. “Petra, senang melihatmu. Kau juga Aleandro.” Sunyi senyap. Hanya ada suara gema dari pengunjung restoran di latar belakang. Suara perbincangan, tawa, denting alat makan, bercampur baur dengan suara biola yang sedang dimainkan oleh sang musisi di dalam sana. Memang masih ada kebisingan, tapi suasana diantara mereka berempat jelas sangat aneh dan terlalu sunyi untuk dihadapi. “Yah, senang melihat kalian berdua. Kuharap kalian menikmati makanannya malam ini,” ujar Daxon sekali lagi meski terkesan agak sedikit tajam. Perempuan itu menganggukan kepala, matanya tertunduk tanpa berani menatap Daxon. “Terima kasih, dan kuharap kau juga menikmati ….” Kata-kata yang terujar memang makin memudar dan lebih terde