Begitu mereka sampai di Maldives, itu masih pukul dua siang. Anna dengan kondisinya yang masih lemas itu langsung menuju ke penginapan dan tertidur di villa. Dia dibantu oleh salah satu pramugari menuju tempat itu. sayangnya, tidak ada Maury yang bisa membantunya membawakan ini itu. Hanya ada Arthur didalam kamar, yang melihatnya dengan tajam dengan saku yang masuk ke dalam celana. “Kau tidak terbiasa dengan kekayaan ini ya?” tanya Arthur menghela napasnya dalam. “Kakek tidak memperkerjakan pelayan karena ingin kita saling membantu satu sama lain. Tapi aku tidak menginginkannya. Jadi, bantu dirimu sendiri.”
“Bisakah….. kau membawakanku air?” tanya Anna dengan tatapan memohon. Dia memeluk perutnya yang masih bergejolak, dia menahan diri untuk tidak muntah lagi. Tubuhnya juga sangat lemas.
