5. Bantuan

1194 Kata
Leo mana berani membantah apa yang Fabian perintahkan. Begitu Fabian memintanya agar segera mendatangi Rumah Sakit di mana bosnya itu pernah di rawat. Saat itu juga Leo ke luar dari kantornya dan menuju Rumah Sakit. Sebenarnya lelaki itu sedikit bingung akan memulai mencari seseorang yang merupakan korban Fabian dari mana. Namun, namanya tugas harus ia kerjakan, pantang bagi Leo untuk mengatakan tidak pada Fabian karena selama ini dirinya cukup bisa diandalkan. Memasuki sebuah Rumah Sakit yang ia tahu di mana satu bulan lalu Fabian pernah di rawat. Hanya beberapa hari saja, karena keluarga Fabian begitu saja memboyong Fabian pulang ke rumah dan melakukan rawat jalan. Leo langsung menuju meja resptionis dan bertanya sesuatu pada salah seorang petugas. "Selamat siang, Suster!" sapa Leo ramah. "Selamat siang, Pak. Ada yang bisa kami bantu?" "Bisakah saya bertemu dengan Manager Rumah Sakit ini?" Tampak seorang petugas yang berada di bagian Reseptionis mengerutkan kening bertanya-tanya. "Ya, Saya harus bertemu dengan Manager Rumah Sakit ini karena Saya ingin bertanya suatu hal kepada beliau. Apakah beliau sedang ada di sini sekarang?" jelas Leo selanjutnya untuk menjawab segala tanya yang ada di dalam benak petugas tersebut. "Maaf, dengan Bapak siapa?" "Leonel." "Baiklah Pak, ditunggu sebentar" Petugas wanita yang Leo taksir usianya mendekati kepala tiga itu mengangkat gagang telepon dan menempelkannya di telinga. Tampak sedang serius menelepon seseorang. Selang beberapa waktu, petugas tersebut mengangguk dan meletakkan kembali gagang telepon pada tempatnya. Leo tampak antusias ingin tau apakah ia diijinkan bertemu dengan sang manager yang ia maksudkan atau tidak. "Bagaimana, saya bisa bertemu, kan?" tanya Leo tidak sabar. "Baiklah, Pak. Dokter Siska selaku Manager di Rumah Sakit ini tidak keberatan untuk bertemu dengan Anda. Mari saya antarkan ke ruangan dokter Siska." "Terima kasih banyak," ucap Leo penuh kelegaan. Leo bersorak dalam hati karena satu langkahnya dapat terealisasikan. Mengikuti langkah petugas tersebut menuju di mana ruangan Sang Manager. Hingga mereka berdua berhenti di depan sebuah ruangan dengan pintu bercat coklat bertuliskan dr. Siska Wiryatama, wanita itu mengetuk pintunya sebelum memutar handel pintu untuk membukanya. "Selamat siang, Dokter Siska. Ini ada Bapak Leo ingin bertemu Anda." "Baik, silahkan masuk saja." Petugas berseragam Rumah Sakit menoleh ke belakang menatap Leo. "Silahkan masuk, Pak Leo. Dokter Siska telah menunggu Anda di dalam." Leo mengangguk lalu memasuki ruangan tersebut. Selanjutnya pintu tertutup kembali dibarengi dengan menghilangnya salah satu karyawan Rumah Sakit ini yang tadi mengatarakan Leo. Perempuan berusia sekitar empat puluh tahunan jika Leo perkirakan, beranjak berdiri saat Leo memasuki ruangan tersebut dan menyambut dengan ramah. "Selamat siang, Bapak Leo. Silahkan duduk. Apakah ada hal yang bisa saya bantu?" Begitu to the point. Batin Leo dalam hati, tapi baik juga jika seperti ini. Akan lebih memudahkan Leo dalam mengorek informasi. Dengan menghilangkan semua keraguan, Leo mulai mengutarakan maksud dan tujuannya mendatangi Rumah Sakit ini. "Begini, dokter. Sebelumnya perkenalkan nama saya Leonel Nathaniel. Saya adalah asisten pribadi Bapak Fabian Limantara." Leo menjeda kalimatnya dan Dokter Siska menanggapi perkenalan Leo dengan senyuman. "Jadi begini dokter, maksud dan tujuan saya datang menenumi dokter Siska, yang pertama saya mendapat tugas dari atasan saya yaitu Bapak Fabian. Satu bulan lalu, beliau mengalami kecelakaan dan sempat di rawat di Rumah Sakit ini selama beberapa hari." "Oh begitu, Saya sendiri juga tidak begitu hafal dengan data pasien yang pernah di rawat di Rumah Sakit ini, Bapak Leo." "Dan yang kedua, saya ingin menanyakan sesuatu hal. Ini masih terkait dengan permintaan bos saya, Pak Fabian. Beliau ingin mengetahui, saat itu apakah ada orang lain yang juga di rawat di Rumah Sakit ini? Maksud saya adalah di waktu yang bersamaan dengan saat Bapak Fabian masuk ke Rumah Sakit ini. Pasien yang mengalami kecelakaan bersama Bapak Fabian." Dokter Siska tampak mencerna semua ucapan dan penjelasan Leo. Mengetahui Jika dokter Siska kurang memahaminya, Leo kembali menjelaskan. "Jadi begini dokter, Bapak Fabian waktu itu mengalami kecelakaan. Beliau ingat telah menabrak pengendara motor. Namun, karena setelah kejadian kecelakaan tersebut, Bapak Fabian tidak sadarkan diri. Jadi Beliau tidak tahu siapa korban yang telah beliau tabrak itu. Dan sekarang beliau sedang mencari orang tersebut karena Bapak Fabian merasa sangat bersalah sehingga menyebabkan hidupnya tidak tenang. Saya sangat berharap jika yang menjadi korban Bapak Fabian juga di rawat di Rumah Sakit yang sama yaitu Rumah Sakit ini." Dokter Siska tampak menganggukkan kepala tanda sudah mengerti dengan apa yang Leo maksudkan. "Pak Leo, saya sudah paham sekarang. Jadi yang Anda maksudkan adalah Bapak Fabian kehilangan jejak dari orang yang telah beliau tabrak. Benarkah demikian, Pak Leo?" "Tepat sekali, dokter. Karena setelah Bapak Fabian sadar dari pingsannya, ia tak menemukan apapun juga. Apalagi beliau hanya dua hari saja di rawat di Rumah Sakit ini dan setelahnya keluarga Bapak Fabian membawa pulang ke rumah serta melakukan rawat jalan. Jadi Bapak Fabian tak ada kesempatan bertemu dengan korban itu. Saya mohon dokter bisa membantu saya. Ini semua demi ketenangan hidup Bapak Fabian karena beliau ingin sekali meminta maaf. " Dokter Siska tersenyum. Sebenarnya membicarakan rahasia pasien kepada orang lain tidak diperkenankan, tapi sepertinya ucapan lelaki di hadapannya ini serius dan tulus. Terlebih saat ini Dokter Siska menatap Leo yang membuka dompet dan mengeluarkan sebuah kartu nama. "Ini kartu nama saya, dokter. Saya janji tidak akan menyalahgunakan data diri pasien rumah sakit ini. Semua demi pencarian saya dokter." Kembali Leo memohon pada Dokter Siska yang tersentuh hatinya, menganggukkan kepala sebagai tanda setuju untuk membantu Leo. "Baiklah, Pak Leo. Saya akan membantu Anda mengecek data pasien yang masuk pada hari dan waktu yang sama dengan saat Bapak Fabian di rawat di Rumah Sakit ini. Jika boleh saya tahu kapan Bapak Fabian di rawat di Rumah Sakit ini?" tanya Dokter Siska. Leo mengingat-ingat kapan tepatnya Fabian mengalami kecelakan. "Satu bulan lalu, dokter." "Baiklah, Anda tunggu sebentar." Dokter Siska mulai membuka laptopnya dan mengotak-atik data pasien Rumah Sakit. Ia yang memang memiliki jabatan tertinggi di Rumah Sakit ini bisa mengakses segala macam data karena ia memang memiliki kewenangan itu. Membuka data pasien satu bulan lalu dengan mata sibuk mengawasi satu persatu nama yang tertera. Dan senyum tersunging di bibir wanita itu kala sebuah nama terlihat di penglihatannya. Fabian Limantara, korban kecelakaan bla ... bla ... Membaca dengan seksama keterangan yang tertulis dalam riwayat medis yang tersimpan di file Rumah Sakit. "Pak Leo, Saya sudah menemukan data Bapak Fabian. Beliau memang kecelakanan satu bulan lalu tepatnya di tanggal lima jam sebelas malam. Itu sesuai dengan data chek in pasien di Rumah Sakit ini." "Itu benar dokter. Lantas, di saat yang bersamaan, apakah juga ada pasien lain yang masuk ke Rumah Sakit ini?" Kembali dokter Siska melihat data yang tertera di layar komputernya. "Ada, Pak," jawabnya. Leo sudah berbinar mendengarnya. "Jika boleh saya tahu, namanya siapa dokter, beserta alamatnya di mana?" Dokter Siska tampak ragu tapi lagi-lagi Leo memohon dengan sangat, membuat Dokter Siska luluh juga pada akhirnya. "Di tanggal dan jam yang bersamaan ada tiga pasien yang masuk ke Rumah Sakit ini. Masing-masing adalah Bapak Fabian Limantara, Bapak Tomy Harsono dan juga Nona Aruna Virginia." "Dokter, bisakah saya mengetahui alamat Nona Aruna Virginia dan Tomy Harsono?" Dokter Siska pun mengangguk lalu menuliskan sesuatu pada secarik kertas lalu memberikannya pada Leo. "Semoga dapat membantu." "Terima kasih, dokter. Jika begitu saya permisi dulu," pamit Leo ada Dokter Siska. Leo menjabat tangan dokter perempuan yang telah membantunya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN