“Tuan Rain!“ panggil seorang wanita paruh baya.
Rainhard menoleh, raut wajahnya langsung terlihat dingin.
“Iya ada apa?“ sahut Rainhard ketus.
“Kebetulan kita jumpa disini, saya ingin mengatakan sesuatu,” ujar wanita itu.
“Katakanlah cepat! Saya tidak mau istri saya sampai menyusul kemari!“ Rainhard, memang selalu berbicara dengan nada datar dan dingin, kecuali dengan orang terdekatnya.
“Baiklah, saya mohon anda jangan mengatakan tentang Keikut campuran saya atas kejadian itu sama Sava dan Rio. Terutama sama Rio, saya tidak mau dia kecewa kepada saya,” ujar wanita paruh baya itu penuh harap, dia berbicara dengan mengiba.
Rainhard tersenyum sinis. “Siapa anda sehingga bisa memerintah saya!“ ucapnya dengan senyum penuh ejekkan.
“Saya mohon,” dari sorot matanya tampak wanita itu begitu
