“Pak, lepasin saya gak!” Kedua bola matanya terpejam, dia pun memberontak dan berusaha melepaskan kedua tangan yang sudah digenggam oleh lelaki berjambang tipis itu. Namun, lelaki itu semakin mengeratkan kedua tangannya agar perempuan itu tidak mudah terlepas dari genggamannya sebelum dia memberikan hukuman sebab dia merasa dihina terang-terangan oleh Anissa. “Buka mata kamu, Anissa!” Perempuan itu pun menggeleng, dia tidak berani sebab deru napas Refal saja dia dapat merasakan lewat kulit wajahnya. “Pak, saya mohon please jangan posisi seperti ini.” “Saya mau hukum kamu karena sudah menertawakan saya tadi,” tekan Refal. “Ya udah, saya rela deh dihukum bersihin atap di atas asal jangan posisi seperti ini!” Refal mengerutkan kening. “Kenapa?” “Gak apa-apa, saya tidak suka!” “Ck, kal