Wanita itu pun sempat gagu untuk menjawab pertanyaan suaminya itu. Dia pun menaruh kopernya kembali.
“Eng—enggak, kok. Aku gak enak aja sama Ayah,” sahutnya dengan grogi.
“Gak enak? Buktinya, tadi Ayah baik-baik saja, justru menambahkan hari liburan kita? Apa itu bukan dari sebuah kebohongan?” Refal mengangkat kedua alisnya membuat wanita itu menunduk malu.
Anissa pun mematung.
Dia tidak dapat menjawab pertanyaan itu lagi.
“A—aku … i—itu, Mas. Aku yang kangen sama Ayah. Ya kan, aku baru ketemu sama orang tuaku. Rasanya kalau lama-lama ditinggal cepet rindu.”
“Kalau jauh sama aku rindu juga?”
“Iya.” Dua detik selanjutnya dia menggeleng. “Eh, ya enggak juga sih.”
Refal pun menaruh kopernya kembali. Dia mendekat ke arah wanita itu hingga dia beringsut mundur sampai mentok di dinding t
