“Semangat kerjanya,” goda Anissa lalu melambaikan tangannya. “Wa—waalaikumsalam.” Lelaki itu pun memegang pipinya bekas ciuman janda brilian itu seperti meninggalkan jejak di sana. Anissa yang dahulunya menjaga privasi dengan lelaki itu, bahkan disentuh secuil pun dia tepis. Namun, kini Anissa bisa bersikap lebih romantis dan nakal bahkan saat di kantor pun. Ruangan mereka ini anti orang lain sebab sudah Refal rencanakan sebelumnya khusus ruangan mereka di atas. Jemari Refal pun memencet tombol lift kembali. Setelah sampai di ruangan pribadinya yang sudah ditinggal beberapa hari itu setelah bulan madu dengan Anissa. Dia menjambak rambutnya sendiri dengan tingkah laku Anissa yang sudah lebih berani. “Duh, gak bisa ini kalau aku terus-menerus ke sem-sem sama dia.” “Anissa … aku itu
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari