Nga... rep

1014 Kata
Song: Stop Breath Feel the Blood Like Sugar OST. sung by Free! Persona. Menoleh dalam kegelapan kau tak berada di sisiku Aku tetap berjalan sendiri di jalanan sepi ini Mungkin waktu yang memisahkan dua jiwa Bisa juga ada perasaan yang tak terucap Tapi aku tetap berusaha mencarimu Aku pergi ke mana pun juga demi dirimu Untuk keluar dari penderitaan akan kegelapan Akan aku coba jalan lain untuk bertahan Walau itu akan mengorbankan seluruh kehidupan … * Setiap malam Raki selalu menghabiskan waktu untuk menonton anime (kartun Jepang). Tak kurang dari sepuluh episode beberapa judul anime berbeda sekaligus akan habis ia tonton. Ia beralasan tak mau membuang masa muda. Buku-buku pelajaran esok hari ia gunakan untuk alas laptop di atas kasur. Dan ia memiliki alasan bagus mengapa tak menggunakan buku-buku itu untuk belajar. Hidup udah suram. Daripada gue belajar nggak bisa terus bunuh diri. Mending gue nonton anime dan ibadah yang rajin. Mantap. Seusai menonton episode terakhir anime berjudul Servamp. Ia mendengus kesal sambil menggerutu, Owari no Seraph Next Season kapan rilisnya, sih. Udah beli manganya (komik Jepang). Tapi, males baca. Njir, baca manga aja gue dah males. Nonton lagi Yuri! On Ice aja, deh. Yuri! On Ice merupakan anime olahraga yang bercerita tentang seorang figure skater yang memutuskan pensiun setelah kalah di sebuah kejuaraan dunia. Pertemuan dengan seorang living legend di dunia figure skater mengubah seluruh hidupnya. Bahkan dunia figure skater itu sendiri. Enak banget ya jadi Yuri. Dia udah punya passion yang jelas dari kecil. Begitu dewasa dia tinggal ngelanjutin passion itu. Dan udah punya masa depan. Nggak kayak gue. Punya passion, tapi nggak ada yang dukung. Ya, nggak ada yang dukung. Gue manusia paling menyedihkan di dunia. Gue nggak bisa apa pun. Belajar nggak bisa. Keahlian nggak punya. Temen nggak ada. Cita-cita… sebenernya nggak punya juga. Terkadang gue bertanya buat apa orang kayak gue ini hidup. Berbanding terbalik dengan gue. Ada Archer yang sempurna. Pinter. Banyak temen. Berbakat dan … baik. Dia terlalu sempurna. Gue semakin jijik sama diri gue sendiri kalau ada di dekatnya. “Ada temenmu dating, tuh,” beritahu mama Raki dari luar pintu. Gosh, panjang umur dia, batin Rakin. “Mau ngapain lo dateng ke sini?” tanya Raki di ruang tamu. “Belajar bareng, yuk,” jawab Archer sekaligus mengajak. “Kenapa tiba-tiba?” tanya Raki. “Hanya karena seseorang nggak melakukan apa yang lu mau. Jangan pikir mereka nggak melakukan apa pun buat lu. Gue nggak mau pakai topeng. Gue cuma pengen melakukan apa pun yang gue bisa,” jawab Archer. “Lo tau rumah gue dari mana? Lo stalker, ya?” Habis baca komik Korea yang judulnya Killing Stalking. Jadi ngeri, dah. Ini gue jadi Yoon Bum atau Sangwoo ya kira-kira, batin Raki dengan dramatisasi tingkat tinggi. “Alamat lo kan ada di buku panitia ekskul rohani Islam,” jawab Archer datar. Iya juga. “Lo tunggu di sini dulu, ya,” ucap Raki. Raki langsung Kembali ke dalam kamar untuk menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis. Keduanya belajar di ruang tamu. Archer mengajari seluruh materi yang akan dipelajari besok. Ia merasa waktu yang harusnya ia gunakan untuk me-re-watch Knight of Sidonia terbuang “percuma”. “Ngerti nggak?” tanya Archer melihat tatapan kosongnya. “Sekarang ngerti. Tapi, nggak yakin masih ngerti setelah lo pulang,” jawab Raki. “Diulang lagi. Diulang terus biar inget,” nasihat Archer. “Kayaknya mereka nggak harus berusaha sekeras itu untuk mengerti. Kenapa gue harus seberat ini?” tanya Raki. “Mungkin sekarang lo ngerasa nggak punya harapan. Tapi, itu bakal jadi kenangan kalau lo mau berusaha. Dan bertahan,” nasihat Archer. “Lo pikir udah berapa banyak usaha gue lakukan? Gue nggak akan pernah bisa kayak kalian. Gue ini berbeda,” katanya sambil menyelonjorkan tubuh setelah lama menerima pelajaran Archer. “Lo nggak harus sama kayak orang lain buat jadi normal. Normal itu apa? Standar ukur masyarakat. Yang mendobraknya adalah orang-orang istimewa.” “Orang yang aneh itu apa sih sebenarnya?” tanya Raki. “Cuma istilah yang digunakan orang normal untuk menyembunyikan kesirikan mereka dari orang yang istimewa. Mereka itu flat, datar, pengikut. Berbeda sama orang yang bersedia hidup mengikuti lika-liku imajinasi. Orang seperti itu menurut gue sangatlah istimewa,” jawab Archer semangat. Baru kali ini gue nggak sepet denger ini orang ngomong. “Archer,” panggil Raki. “Iya, apa,” jawab Archer. “Gue udah lupa semua yang lo ajarin barusan,” aku gadis itu jujur dengan suara dan tampang datar. Archer menahan helaan nafas, HEKH. “Ya udah. Kita ulang lagi. Bakal gue ajarin seribu kali sampai lo mustahil lupa.” Raki berkata lagi, “Gue nggak tau apa alasan lo ngelakuin hal ini. Yang jelas…” …gue berterima kasih dan pengen jadi pacar lo! (khayalan Archer) “jangan berani lu minta bayaran dari gue, ya,” lanjut Raki dengan tatapan mata sinis. Hufft. Bermimpilah setinggi mungkin. Tapi, kalau ngarep jangan ketinggian. Nga… rep ya, Archer. Anda itu jangan terlalu nga... rep. Nga... rep itu kalau tidak dapat sakitnya bukan main. GEDEBUK! Begitu, suaranya. * … Pegang aku jangan lepaskan Biarkan saja posisi kita tetap seperti ini sampai malam tiba Katakan jangan simpan sendiri Tak akan aku biarkan suatu beban berakhir beratkan jalan ini Aku berdiri dan mulai berlari dari kenyataan sedih Kegelapan yang kurasakan ini bukanlah kebohongan Termasuk dirimu yang tinggalkan aku sejak saat itu Aku tak akan menyerah karena kesedihan ini Akan aku hentikan laju nafas untuk sebuah tujuan Ini sebuah keputusan yang mengatakan, Tak akan aku tinggalkan kau... dirimu seorang diri di mana pun kau berada Saat ini tengah berdiri melawan sepinya hati Menoleh dalam kegelapan kau tak berada di sisiku Aku tetap berjalan sendiri di jalanan sepi ini Mungkin waktu yang memisahkan dua jiwa Bisa juga ada perasaan yang tak terucap Tapi aku tetap berusaha mencarimu Aku pergi ke mana pun juga demi dirimu Untuk keluar dari penderitaan abadi akan kegelapan diri sendiri Akan aku coba jalan lain untuk bertahan dalam semua masalah ini Walau itu akan korbankan seluruh kehidupan yang telah dan akan dijalani Sampai jumpa nanti... walau hanya harapan yang tanpa tepi...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN