Kabur Tengah Malam

1515 Kata

“Papa ...” Titan membuka kamar Ihsan yang masih terang benderang. Sepertinya, Papanya sedang berada di kamar mandi. “Pa ...” panggil Titan dengan mengetuk pintu. “Sebentar, Nak." Titan menunggu di pinggir ranjang Ihsan. Penampilannya kini sudah rapi tidak seperti orang yang tengah bersiap tidur. Pintu kamar mandi terbuka. Ihsan keluar dengan kedua mata yang sudah sayu. “Sudah dijemput?” tanyanya langsung. Titan mengangguk. Dia memeluk Papanya. Besok pasti akan terjadi kehebohan di keluarga besarnya. “Titan pergi dulu. Papa Love jangan kangen!” Ihsan menarik hidung mancung Putrinya. “Kamu hanya pergi beberapa hari saja, Sayang. Lagi pula, besok Papa juga akan berangkat ke Surabaya.” Kedua anak dan ayah itu kembali berpelukan. Mereka sedang melawan orang yang memiliki kekuasaan ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN