"Acha! Acha! Acha!" Ayahnya sampai melompat lalu berlari ke atas. Takut anaknya mendobrak pintu kamar Laura lalu membuat gaduh yang lebih besar lagi. Gadis itu marah saat mendengar kabar tadi. Ya lah. Memangnya siapa yang tak marah kalau gara-gara gadis itu, kakaknya yang terkena masalah? Karena tak bisa marah dan mengamuk, Acha akhirnya masuk ke dalam kamar. Tentu saja ia juga membanting pintu. Ayahnya hanya bisa menghela nafas. Ia tahu, ia juga marah. Tapi mereka masih bisa mengupayakannya dengan cara lain bukan? Tidak dengan mengamuk atau melakukan kekerasan lainnya. Meski ini terdengar bijak. Kenyataannya, pekerjaannya justru menuntut hal yang lain. Ya namanya juga hidup. Pasti penuh dengan resiko bukan? Ayahnya memijit-mijit keningnya. Tak tahu harus berbuat apa lagi. Sementara it